6 Dampak Buruk Tidur Terlalu Lama

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 23, 2019 Waktu baca: 2 menit
6 Dampak Buruk Tidur Terlalu Lama

Berbaring di atas kasur yang empuk, sambil memeluk guling, ditambah dengan suhu dingin AC membuat kita merasa nyaman dan rasanya ingin tidur terus daripada harus bangun, pergi bekerja dan mengerjakan aktivitas lainnya. Akan tetapi, jika mengikuti kata hati untuk terus tidur melebihi jam tidur normal, ternyata ada bahaya yang akan mengancam.

Tidur adalah cara terbaik untuk memulihkan kondisi tubuh setelah kelelahan dan beraktivitas seharian agar bugar kembali. Tidur di malam hari, agar bisa bangun dengan segar dan dapat beraktivitas kembali pada esok harinya. 

Kurang tidur akan membuat Anda sulit berkonsentrasi, menurunkan daya analisis, dan menghambat kreativitas, serta menimbulkan berbagai penyakit. Namun, terlalu banyak tidur juga berbahaya bagi kesehatan, dan kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, bahkan kematian.

Penyebab Anda bisa tidur terlalu lama

Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang bisa tidur terlalu lama hingga lebih dari 9 jam, bisa disebabkan karena depresi dan status ekonomi yang rendah. Kedua hal tersebut memberikan efek buruk pada kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Orang dengan status ekonomi rendah atau kurang mampu biasanya tidak ingin pergi ke rumah sakit karena biayanya yang mahal. Mereka cenderung mengabaikan gejala-gejala tubuh yang menandakan adanya penyakit serius, salah satunya menyebabkan mereka tidur terlalu lama.

Pada dasarnya, waktu tidur tergantung pada usia dan tingkat aktivitas seseorang, serta kondisi tubuh dan gaya hidup. Orang yang menderita hypersomnia dan tidur terlalu lama bukan karena malas, namun memang orang tersebut mengalami gangguan medis.

Hypersomnia membuat seseorang membutuhkan waktu tidur yang sangat lama yang tidak bisa digantikan dengan tidur siang. Ketika tidur di malam hari, penderita hypersomnia butuh waktu yang lebih lama daripada waktu tidur orang yang sehat dan normal. Akibat dari waktu tidur yang sangat lama, mereka bisa mengalami kecemasan, loyo, dan masalah ingatan.

Sleep apnea obstruktif adalah gangguan yang menyebabkan seseorang berhenti bernafas sejenak ketika tidur. Sleep apnea mengganggu siklus tidur yang normal, sehingga pada akhirnya membuat jam tidur Anda jadi bertambah.

Akan tetapi, Anda tenang saja karena tidak semua orang yang suka tidur terlalu lama memiliki gangguan tidur. Penyebab lain tidur terlalu lama bisa jadi karena zat-zat tertentu, seperti alkohol, ataupun kondisi medis, seperti depresi.

Penyakit yang muncul karena tidur terlalu lama

Jika Anda merasa membutuhkan waktu tidur yang terlalu lama dan merasakan seperti ada yang salah pada tubuh Anda yang membuat aktivitas Anda terganggu, sebaiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Berikut penyakit yang  mungkin terjadi akibat tidur terlalu lama.

1. Diabetes

Tidur terlalu lama atau kurang tidur memudahkan terjangkitnya penyakit diabetes.

2. Penyakit jantung

Berdasarkan penelitian, wanita yang tidur 9-11 jam per malam, 38% diantaranya menderita penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan wanita yang tidur selama 8 jam setiap malamnya.

3. Cepat lupa

Tidur lebih dari 9 jam per hari akan memperlambat fungsi sel otak, sehingga menimbulkan tanda-tanda kepikunan.

4. Depresi

Para ahli mengatakan bahwa 15% penderita depresi suka tidur terlalu lama daripada orang normal, yang ternyata tidur terlalu lama hanya akan memperburuk masalah depresinya sendiri.

5. Sakit punggung

Orang yang tidur terlalu lama cenderung menderita sakit punggung, kecuali tidur di atas kasur yang disesuaikan dengan tubuhnya. Jika Anda merasa takut keadaannya akan semakin buruk, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.

6. Obesitas

Ketika tidur, metabolisme tubuh berjalan lebih lambat. Jika Anda tidur terlalu lama, maka cepat atau lambat akan terancam dengan obesitas. Ada sebuah studi yang menyatakan bahwa orang yang tidur terlalu lama beresiko 21% lebih tinggi terkena obesitas dibandingkan dengan orang yang tidur normal.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
van Mill, J. G., Vogelzangs, N., van Someren, E. J., Hoogendijk, W. J., Penninx, B. W. (2014, February). Sleep duration, but not insomnia, predicts the 2-year course of depressive and anxiety disorders [Abstract]. Journal of Clinical Psychiatry, 75(2), 119-126 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24345733)
Philip, P., Chaufton, C., Taillard, J., Capelli, A., Coste, O., Legér, D., … Sagaspe, P. (2014, March 1). Modafinil improves real driving performance in patients with hypersomnia: A randomized double-blind placebo-controlled crossover clinical trial. Sleep, 37(3), 483-487 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3920313/)
Olson, E. J. (2016, April 6). How many hours of sleep are enough for good health? Retrieved from (http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/how-many-hours-of-sleep-are-enough/faq-20057898)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app