5 Cara Menyimpan ASI yang Benar

Dipublish tanggal: Feb 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
5 Cara Menyimpan ASI yang Benar

ASI bagi tumbuh kembang bayi tentu sangatlah penting. Sekalipun Bunda sibuk bekerja, tugas menyuplai ASI untuk si  bayi tentu tidak boleh diabaikan. Sebagian memilih untuk memproduksi ASIP atau ASI Perah, akan tetapi sudah benarkah cara kamu menyimpannya?

ASI atau air susu ibu merupakan makanan alami  pertama untuk bayi. ASI telah mencukupi semua kebutuhan energi dan nutrisi yang bayi perlukan hingga usia 6 bulan. 

Pemberian susu formula atau makanan tambahan sebelum usia 6 bulan belum diperlukan. Ketika ibu menyusui harus kembali bekerja atau melakukan berbagai aktifitas lain, maka solusi yang paling efektif agar bayi kamu  tetap bisagt;dapatkan ASI eksklusif adalah dengan cara memerah ASI dengan alat khusus dan menyimpannya. 

Kamu tentu juga harus memperhatikan bagaimana cara menyimpan ASI yang benar karena cara penyimpanan ASI yang salah akan mempengaruhi kualitasnya.

Sementara itu melakukan cara memberi ASI perah yang sehat tanpa  kontaminasi bakteri atau kuman akan menguntungkan kesehatan bayi. Sudah tahukah anda cara menyimpan ASI yang benar? Berikut ini ada beberapa cara menyimpan ASI yang benar.

1. Pemilihan botol ASI yang tepat

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah pemilihan botol yang akan digunakan untuk menampung ASI perah. Kamu bisa memilih jenis botol susu berbahan dasar plastik yang ringan dengan tutup rapat. 

Botol susu dengan bahan plastik bertujuan untuk tetap mempertahankan kesegaran ASI. Botol plastik yang digunakan untuk menyimpan ASI perah sebaiknya harus tebal dan kuat. Tentunya kamu bisa menemukan bahan ini di pusat perlengkapan ibu dan bayi.

2. Menjaga kesterilan media penyimpanan ASI

Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah melakukan sterilisasi botol atau kemasan penampung ASI perah yang akan didinginkan. Kamu bisa melakukan sterilisasi dengan cara merebus botol dalam air panas mendidih sekitar 5 sampai 10 menit. 

Selain itu, kamu juga dapat menggunakan alat sterilisasi elektrik. Untuk mencegah perkembangan bakteri dari ASI perah kamu sebaiknya mencuci tangan dengan sabun sebelum memerah baik menggunakan tangan atau pompa ASI, kemudian cuci bersih botol kemasan ASI sebelum melakukan sterilisasi.

3. Memilih tempat penyimpanan ASI perah

Tempat penyimpanan ASI perah menjadi salah satu fokus utama yang harus kamu perhatikan. Tempat menyimpan ASI perah akan menentukan, apakah ASI tersebut masih bisa diberikan atau tidak. Ada beberapa tempat penyimpanan ASI perah yang bisa kamu gunakan antara lain:

  • Lemari es
    Lemari es adalah tempat penyimpanan yang paling baik untuk mempertahankan kesegaran ASI. Didalam lemari es bersuhu kurang dari 4 derajat celcius  ASI bisa digunakan dalam waktu 5 hari.

    Jika suhu lebih tinggi dari itu maka ASI bisa digunakan dalam waktu 3 hari. Kamu sebaiknya meletakkan ASI perah dalam rak-rak khusus bukan pada bagian pintu lemari es.
  • Freezer
    Menyimpan ASI perah dalam freezer bisa menjadi alternatif terakhir dan kondisi yang sangat terpaksa. Hal ini disebabkan karena suhu dingin dalam freezer bisa mengurangi zat antibodi dalam ASI sehingga ASI tersebut kemungkinan akan rusak.

    Penyimpanan ASI dalam freezer dengan suhu 18 sampai 20 derajat celcius ini bisa bertahan hingga 6 bulan.
  • Box Pendingin
    Box pendingin memang bisa digunakan untuk menyimpan ASI. Namun box pendingin hanya penyimpan sementara dan hanya bisa bertahan selama 24 jam. Selepas dari itu maka ASI yang sudah disimpan lebih 24 jam sudah tidak bisa diberikan pada bayi.

4. Menandai botol penyimpanan ASI

Untuk tetap menjaga kesegaran ASI yang sudah diperah dan disimpan, kamu harus memberikan penanda khusus untuk botol susu atau kantong plastik penyimpan. 

Semua botol penyimpan ASI harus diberi tanda berupa kapan waktu perah ASI tersebut dilakukan dan kapan ASI tersebut harus diberikan kepada bayi. ASI yang sudah diperah lebih awal sebaiknya kamu berikan untuk bayi sesegera mungkin. 

Hal ini bisa dilakukan dengan cara berurutan sehingga bayi tetap menerima ASI yang segar dan sehat walaupun sudah disimpan.

5. Perhatikan jumlah ASI setiap botol atau kantong ASI

Jumlah ASI yang kamu masukkan ke dalam botol atau kantong ASI juga harus kamu perhatikan. Jumlah ASI yang dimasukkan kedalam botol atau kantong ASI yaitu jumlah ASI yang cukup untuk sekali minum sehingga ASI yang disimpan harus langsung dihabiskan dan jangan di sisakan. Seandainya sisa sebaiknya ASI kamu buang saja karena sudah kurang bagus untuk di konsumsi bayi.

Disclaimer:

Memerah dan menyimpan ASI adalah sebuah metode atau cara untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Cara diatas merupakan cara yang umum dilakukan ketika kamu ingin menyimpan ASI. Namum tetap saja, menyusui secara langsung merupakan cara yang paling mudah dan aman untuk bayi kamu. 


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Breastfeeding FAQs: Safely Storing Breast Milk (for Parents). Nemours KidsHealth. (Accessed via: https://kidshealth.org/en/parents/breastfeed-storing.html)
Tips for Freezing & Refrigerating Breast Milk. HealthyChildren.org. (Accessed via: https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/Storing-and-Preparing-Expressed-Breast-Milk.aspx)
How to Collect and Freeze Breast Milk in 6 Steps. Verywell Family. (Accessed via: https://www.verywellfamily.com/how-to-freeze-breast-milk-431758)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app