4 Cara agar Tidur Lebih Nyenyak Saat Haid

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
4 Cara agar Tidur Lebih Nyenyak Saat Haid

Apakah Anda salah satu wanita yang seringkali tidak bisa tidur nyenyak saat sedang haid? Ya, wanita seringkali menderita sakit di beberapa bagian tubuh tertentu. Seperti pinggang, kaki, betis dan kepala. 

Selain itu perubahan perasaan yang tidak menentu ikut mengganggu kenyamanan Anda sendiri untuk melaksanakan aktivitas harian secara normal.

Beberapa alasan itulah yang membuat kualitas tidur Anda menjadi terganggu. Padahal saat mengalami siklus haid, jam tidur harus benar-benar diperhatikan. Supaya Anda terhindar dari kurang tidur dan stress yang dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan tubuh.

Berikut ini akan dibahas beberapa tips yang membuat tidur Anda lebih nyaman dan nyenyak saat sedang mengalami haid. Daripada penasaran, simak penjelasannya berikut ini.

Berawal dari sebuah studi ilmiah

Berdasarkan penelitian oleh National Sleep Foundation membuktikan bahwa 67 persen perempuan selalu mengalami pengalaman tidak nyaman karena mengalami menstruasi yang parah. 

Hasil penelitian menyatakan jika setiap perempuan tersebut cenderung kesulitan untuk bisa tidur dengan nyenyak sehingga memiliki kualitas tidur yang buruk.

Bagaimana cara mengatasi sulit tidur saat haid?

  • Segera perbaiki suasana hati menjadi lebih baik

Ketidakseimbangan hormon menjadi salah satu pemicu terbesar yang menentukan perasaan hati Anda. Sehingga saat haid Anda akan merasakan mood yang berubah-ubah tanpa disadari dan dapat terjadi saat Anda akan menjelang atau sedang mengalami haid. 

Melakukan olahraga favorit dapat mengurangi rasa sakit akibat haid. Salah satunya Anda bisa mengikuti kelas yoga dan dilanjutkan dengan bermeditasi supaya mendapatkan hati dan raga yang lebih tenang.

  • Atur temperatur kamar yang sesuai dengan kondisi tubuh

Jumlah produksi prostaglandin menjelang siklus haid akan semakin meningkat. Sehingga mendorong terjadinya kontraksi rahim dan darah menjadi luruh. 

Sehingga proses inilah yang membuat Anda dan para perempuan lainnya merasakan sensasi tidak nyaman, ditambah dengan suhu tubuh yang tiba-tiba lebih meningkat dari biasanya.

Dengan demikian perubahan suhu tubuh itulah yang membuat Anda tidak akan merasa nyenyak saat tidur. Seperti yang dijelaskan oleh dr. Karen Duncan, ahli kandungan dari New York City USA memberikan penjelasan tentang seseorang yang mudah mengantuk diakibatkan oleh penurunan suhu ruangan yang lebih rendah. 

Demikian sebaliknya. Suhu dengan temperatur sebanyak 18-20 derajat Celcius adalah jumlah yang ideal untuk ruangan atau kamar Anda. Sehingga Anda akan tidur nyenyak meskipun dalam keadaan sedang haid sekalipun.

  • Pilih makanan yang anda konsumsi

Selain mengatur suhu dan suasana hati, Anda juga harus lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan selama siklus haid. Seperti mengurangi berbagai makanan ringan yang manis dan cenderung berkadar lemak tinggi. Apalagi jika dikonsumsi pada malam hari menjelang tidur. 

Mengapa demikian? Karena hormon yang diproses saat sebelum dan sedang haid, akan membuat beberapa bagian tubuh mengalami peradangan perut. Perut akan lebih sensitif terhadap makanan dan membuat banyak kasus perempuan mengalami diare saat sedang haid, akibat pola makan yang buruk.

  • Pastikan jam tidur anda setiap hari

Sebenarnya ini juga berlaku bagi orang-orang yang tidak sedang mengalami haid. Pola tidur yang baik akan berimbas pada kualitas harian seseorang. Begitu juga bagi Anda yang sedang mengalami siklus haid. 

Menurut Margaret Moline, Ph.D menjelaskan bahwa kegiatan tidur harus menjadi kegiatan yang penting dan utama. Memiliki jam tidur yang baik akan membuat Anda tidur dengan lebih nyenyak setiap hari, salah satunya membantu Anda nyenyak selama mengalami siklus haid.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app