20 Penyakit Akibat Kurang Serat Makanan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
20 Penyakit Akibat Kurang Serat Makanan

Serat termasuk dalam nutrisi yang sangat penting bagi proses pencernaan dan kesehatan tubuh. Jika kita kurang mengonsumsi makanan berserat, maka bisa muncul berbagai macam penyakit pada tubuh, lebih lanjut kita sebut sebagai penyakit akibat kurang serat, mulai dari masalah sembelit hingga kanker usus. Duh! jangan sampai terjadi.

Mengapa serat itu penting?

Serat mempunyai kemampuan mengikat lemak yang berasal dari makanan yang kita konsumsi setiap hari agar dapat dicerna secara sempurna.

Oleh karena itu mengkonsumsi serat yang cukup dapat melancarkan pencernaan, membantu menurunkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol, dan mencegah berbagai penyakit kronis lain termasuk kanker.

Daftar Penyakit Akibat Kurang Serat

Kurang mengkonsumsi serat dapat menimbulkan berbagai resiko kesehatan, mulai dari masalah pada pencernaan hingga risiko tierjadinya kanker. Beberapa gangguan atau penyakit yang timbul akibat kurang serat antara lain :

  1. Sembelit : sembelit atau konstipasi atau susah buang air besar adalah frekuensi buang air besar yang kurang dari 3 kali dalam sepekan. Konstipasi dapat terjadi karena kurang konsumsi serat dapat membuat feses menjadi keras dan kering, sehingga menjadi susah untuk dikeluarkan.
  2. Mual : konsumsi kalori yang sebagian besar diperoleh dari makanan tinggi protein dan lemak yang tidak diikuti dengan konsumsi serat yang cukup dapat membuat anda merasakan mual.
  3. Sakit perut : feses yang keras dapat membuat perut bergejolak sehingga saraf-saraf dan otot-otot pada usus besar menjadi sangat sensitif terhadap beberapa makanan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kram dan sakit pada perut
  4. Perut kembung : selain sakit perut, perut juga dapat menjadi kembung karena banyak gas, dan akibatnya menjadi ingin kentut terus. Kondisi sembelit, sakit perut, dan perut kembung ini biasa disebut dengan irritable bowel syndrome atau IBS.
  5. Radang lambung : konstipasi kronis dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada saluran pencernaan termasuk peradangan pada lambung.
  6. Radang usus : konstipasi kronis juga dapat menyebabkan peradangan pada usus yang disebut dengan diverculitis.
  7. Radang Usus Buntu : feses yang keras mungkin dapat terperangkap di dalam usus buntu, sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan dan peradangan pada usus buntu.
  8. Hernia : hernia atau turun berok adalah turunnya usus sehingga menjadi menonjol di daerah selangkangan atau paha. hernia dapat terjadi karena konstipasi akan mengakibatkan seseorang mengedan terlalu kuat sehingga menyebabkan usus menjadi turun
  9. Wasir atau ambeyen : wasir atau ambeyen atau hemorrhoid adalah vena yang membengkak di dekat anus dan usus besar bagian bawah. sama seperti hernia hemorrhoid dapat terjadi akibat proses mengedan yang terlalu kuat pada saat BAB, penyebab terseringnya adalah akibat kurang serat.
  10. Kenaikan berat badan : konsumsi serat dapat membantu memberikan rasa kenyang, sehingga kekurangan serat akan menyakibatkan seseorang makan lebih sering dan berlebihan sehingga mengalami peningkatan berat badan.
  11. Kolesterol : kurang konsumsi serat juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat atau LDL dalam darah yang dapat mengakibatkan dislipidemia
  12. Arterosklerosis : artersoklerosis adalah kekakuan dan penyempitan pada pembuluh darah arteri. Hal ini dapat terjadi karena kadar kolesterol yang tinggi secara signifikan akan meningkatkan pembentukan arterosklerosis pada pembuluh darah. Lagi-lagi salah satu faktor penyebabnya adalah akibat kurang serat.
  13. Darah tinggi : kolesterol dan arterosklerosis akan memberikan dampak pada peningkatan pada tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik.
  14. Penyakit terkait pembuluh darah : arterosklerosis dan darah tinggi dapat menimbulkan beragam penyakit yang terkait dengan pembuluh darah seperti penyakit jantung, penyakit ginjal dan stroke.
  15. Gula darah tidak terkontrol : makanan yang rendah serat dan karbohidrat olahan, seperti roti putih dan makanan manis, akan dicerna dengan cepat sehingga menyebabkan kenaikan gula darah dan gula darah menjadi tidak terkontrol.
  16. Diabetes Mellitus tipe 2 : kadar kolesterol yang tinggi dan kadar gula darah yang tidak terkontrol yang berlangsung terus menerus dapat berisiko terhadap timbulnya penyakit diabetes mellitus tipe 2.
  17. Kanker lambung : akibat kurang serat dalam makanan dan konstipasi menyebabkan hambatan dalam pengeluaran racun – racun dan zat iritan yang dapat mempengaruhi saluran cerna dan menyebabkan perkembangan kanker termasuk kanker lambung.
  18. Kanker kolon : selain kanker lambung, kanker kolon juga merupakan resiko yang dapat terjadi akibat kurang mengkonsumsi serat.
  19. Kanker rektum : kanker rektum juga termasuk jenis kanker yang dapat muncul akibat kurang serat.
  20. Kanker payudara : selain kanker pencernaan, konsumsi serat juga terbukti bermanfaat dalam mencegah kanker payudara, karena serat dapat mengikat estrogen yang berlebihan dari saluran cerna.

Agar Anda tidak terkena penyakit akibat kurang serat seperti di atas, maka penuhilah kebutuhan hariannya. Institusi kesehatan di Amerika merekomendasikan konsumsi serat harian antara 25 hingga 35 gram atau 10 hingga 13 gram serat untuk setiap 1000 kcal setiap harinya.

Misalnya bila asupan makanan seseorang adalah 2000 kcal per harinya, maka kebutuhan serat hariannya adalah antara 20 hingga 26 gram, dan sumber makanan yang mengandung serat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.


27 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app