1001 Penyebab Rambut Bayi Rontok dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
1001 Penyebab Rambut Bayi Rontok dan Cara Mengatasinya
Salah satu pertanyaan yang kerap dilontarkan para ibu muda, khususnya mereka yang baru melahirkan anak pertama, adalah “apakah penyebab rambut bayi rontok dan bagaimana cara mengatasinya?” Rontoknya rambut pada bayi sebenarnya normal-normal saja, jadi ibu tak perlu khawatir. Hal ini bahkan bisa terjadi hingga ia berusia 6 bulan. Kondisi kerontokan rambut berlebihan pada bayi semacam ini sering disebut dengan istilah telogen effluvium. Sama seperti pada orang dewasa, rambut pada bayi juga memiliki 2 fase, pertumbuhan dan istirahat. Umumnya lamanya fase pertumbuhan dapat berlangsung hingga 3 tahun lamanya, sementara tahap istirahat hanya 3 bulan saja. Saat memasuki masa istirahat, rambut lama akan tetap melekat pada folikel hingga rambut baru tumbuh untuk menggantikannya. Dan dari seluruh helai rambut yang ada di kepala seseorang, sebanyak 5-15% biasanya berada dalam tahap istirahat, namun presentase ini dapat meningkat bila pemiliknya mengalami stres, demam, atau perubahan hormon. Jadi, karena kadar hormon dalam tubuh bayi baru lahir biasanya menurun drastis setelah proses kelahiran, maka ini bisa membuatnya mengalami kerontokan rambut. Rambut yang dulunya melekat pada kepala bayi saat ia dilahirkan pun jadi berkurang atau bahkan tak ada lagi. Selain masalah kerontokan, hal lain yang biasanya juga mengejutkan para orang tua adalah berubahnya rambut buah hati, baik dari segi tekstur maupun warna. Soal inipun ibu tak perlu khawatir karena rambut yang tumbuh baru nantinya akan sesuai dengan gen bawaan yang ada dalam tubuh bayi. Di samping beberapa permasalahan di atas seperti rambut rontok, berubah warna serta tekstur, beberapa bayi juga sering mengalami kebotakan. Jika Anda kemudian mendapati adanya tanda-tanda kebotakan pada si kecil, maka amati lebih dulu bagaimana posisi saat ia tidur atau duduk. Besar kemungkinan penyebabnya adalah karena ia selalu tidur sambil memandang ke arah yang sama dan jarang menoleh ke arah sebaliknya. Alasan lainnya bisa jadi karena si kecil suka duduk sambil menyandarkan kepala belakangnya. Gejala kebotakan juga bisa muncul bila ia sering menggesekkan kepalanya di atas kasur. Meski jarang terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun, namun ada beberapa hal lain yang dapat memicu kerontokan rambut pada bayi:
  1. Area kebotakan disertai dengan serpihan kulit/ sisik berwarna kemerahan atau titik-titik hitam. Kondisi ini bisa jadi pertanda buah hati mungkin terkena infeksi jamur menular bernama tinea capitis (ringworm).
  2. Faktor eksternal misalnya akibat menguncir rambut yang terlalu ketat. Inipun bisa memicu rambut rontok yang dikenal dengan istilah traction alopecia.
  3. Area kebotakan yang letaknya tak beraturan di sana-sini. Penyebabnya bisa jadi karena bayi sering memelintir atau menarik rambutnya sendiri. Kondisi ini biasa dijuluki sebagai trichotillomania.
  4. Area kebotakan berbentuk lingkaran dan benar-benar tidak disertai rambut sedikitpun di dalamnya. Kalau ini yang terjadi, besar kemungkinan ia menderita alopecia areata, dimana sistem kekebalan tubuhnya menyerang folikel rambut sehingga pertumbuhan rambut melambat. Gejala kerontokan rambut ini umumnya muncul di tempat yang tersembunyi, meski dapat juga memengaruhi pertumbuhan seluruh rambut di sekujur tubuhnya.
  5. Reaksi obat yang dikonsumsi. Bila pengobatan yang dijalani bayi membuat kelenjar tiroidnya terganggu maka itu bisa berdampak pada rambutnya.

Bagaimana cara mengatasi rambut bayi rontok?

Pada dasarnya tak banyak yang dapat dilakukan bila hormon adalah penyebab utamanya. Dalam hal ini Anda hanya bisa menunggu hingga rambut baru itu tumbuh dengan sendirinya. Namun bila area kebotakan terjadi karena bayi berada dalam posisi yang sama terus menerus, maka ubah posisinya saat ia tidur atau duduk. Ia mungkin suka menoleh ke kanan karena ada mainan kesukaan yang digantung di sisi tersebut. Oleh karena itu, ubah posisi mainannya dan biarkan ia menoleh dengan sendirinya. Anda juga boleh membantunya kalau ia tak bergerak juga. Selain terlentang, atur juga agar bayi berada dalam posisi telungkup dengan perut di bawah. Posisi ini tak hanya bisa memberikan istirahat bagi punggungnya, namun tummy time sangat penting untuk perkembangan fisik bayi secara keseluruhan. Saat periksa ke dokter, jangan segan memberitahukan ke dokter tentang rambutnya yang rontok khususnya bila bayi sudah berusia 6 tahun ke atas. Meski masih normal, namun dokter dapat membantu memastikan bahwa hal itu tidak terjadi akibat efek obat-obatan tertentu. Dan yang pasti, tetap lakukan tugas Anda sebagai ibu. Cuci rambut dan kepala si kecil seminggu sekali dengan shampo khusus bayi, dan tunggulah hingga rambutnya tumbuh dengan sendirinya.

Lalu bagaimana bila bayi benar-benar botak?

Kebanyakan bayi baru lahir memang tak memiliki rambut. Namun jangan khawatir karena masa kebotakan atau rambut bayi rontok ini akan segera berlalu begitu ia merayakan ulang tahunnya yang pertama. Kini karena Anda sudah tahu penyebab rambut bayi rontok dan cara mengatasinya, maka ibu tak perlu cemas lagi.
12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kim MS, et al. (2011). Prevalence and factors associated with neonatal occipital alopecia: A retrospective study. DOI: (https://dx.doi.org/10.5021%2Fad.2011.23.3.288)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app