Mengobati Batuk Kering dan Berdahak

Dipublish tanggal: Sep 3, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit

Penanganan terhadap batuk tidak bisa sembarang pilih obat. Obat batuk yang dikonsumsi harus sesuai dengan jenis batuk yang sedang dialami. Umumnya ada dua jenis batuk yaitu batuk kering dan batuk berdahak.

Batuk bisa menjadi indikator kesehatan seseorang. Pada setiap tenggorokan dan saluran pernapasan manusia dilengkapi dengan syaraf yang dapat mendeteksi benda atau zat yang berbahaya. 

Jika zat tersebut masuk ke dalam saluran pernapasan atau tenggorokan maka akan menstimulasi syaraf untuk menghasilkan sinyal yan dikirim ke otak. Kemudian otak akan mengirim balik sinyal perintah berupa respon untuk mengeluarkan zat tersebut dengan cara batuk. 

Jenis-jenis Batuk 

Batuk secara umumnya terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut : 

Batuk kering

Batuk kering adalah batuk yang tidak mengeluarkan dahak atau lendir. Ada berbagai penyebab seseorang mengalami batuk kering seperti udara kering, iritasi, asam lambung, atau flu. 

Seseorang yang mengalami batuk kering biasanya akan sembuh seiring berjalannya waktu kurang lebih sampai tiga minggu. Anda yang sedang mengalami batuk kering dapat mencoba cara-cara dibawah ini untuk meredakan batuk dan menyembuhkannya :

1. Jaga cairan dalam tubuh

Saat Anda mengalami batuk kering maka terjadi peningkatan produksi lendir pada bagian belakang hidung atau tenggorokan. Minumlah air yang cukup karena hal ini dapat mengurangi lendir pada tenggorokan. Anda dapat mencoba minum air lemon atau teh hijau untuk pengobatannya.

2. Menjaga kelembaban saluran napas

Udara lembab pada lingkungan akan memudahkan pengeluaran lendir pada saluran pernapasan. Anda dapat mencoba mandi air hangat untuk menjaga kelembaban.

3. Makan sup

Makanlah sup selagi hangat agar dapat membantu pengurangan lendir. Uap pada sup akan mengurangi lendir yang ada di tenggorokan serta memperlancar pernapasan.

Obat untuk batuk kering disebut obat antitusif. Beberapa diantaranya adalah dextromethorphan, diphenhydramine, dan ammonium klorida. Obat dextromethorphan berguna untuk mengurangi frekuensi batuk dengan menghalau rangsangannya. 

Sedangkan obat diphenhydramine dan ammonium klorida bekerja dengan cara mengurangi iritasi dan menipiskan lendir pada saluran pernpasan. Kedua obat tersebut sering digunakan untuk membantu penderita batuk kering untuk istirahat.

Batuk kering yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antibiotik untuk pengobatannya. Hal ini bertujuan untuk mencegah kekebalan pada virus terhadap antibiotik dan menimbulkan alergi. Biasanya batuk ini bisa sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Batuk berdahak

Batuk berdahak ditandai dengan keluarnya lendir atau dahak saat batuk. Lendir atau dahak biasanya dapat berasal dari hidung dan paru-paru. Penyebab dari batuk berdahak ada beberapa faktor diantaranya adalah infeksi virus atau bakteri, merokok, masuknya lendir ke paru-paru, penyakit paru-paru hingga penyakit paru obstruktif kronis.

Obat yang sering digunakan untuk meredakan batuk berdahak dikenal dengan obat ekpektoran dan mukolitik. Beberapa diantaranya adalah guaifenesin dan bromhexine yang memiliki kegunaan untuk mengencerkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan. 

Sangat disarankan untuk menambah air putih pada saat mengonsumsi obat batuk berdahak agar lebih memudahkan lendir atau dahak untuk keluar.

Menggunakan Obat Batuk

Satu hal yang perlu diperhatikan saat memilih obat batuk adalah kenali batuk yang Anda derita dan jangan menukarkan fungsi obat batuk. Obat batuk kering tidak bisa digunakan untuk batuk berdahak dan begitupula sebaliknya. Karena jika dipaksakan untuk dikonsumsi, maka hal tersebut akan menimbulkan efek samping yang mengganggu. 

Contohnya ketika penggunaan obat batuk kering diperuntukkan untuk batuk berdahak, maka dahak yang berada di saluran pernapasan akan lebih sulit untuk dikeluarkan.

Dalam menggunakan obat batuk perlu untuk mengerti dan memahami efek yang akan terjadi setelah obat dikonsumsi. Pada umumnya obat batuk akan memberikan efek seperti kantuk, pusing, mual hingga muntah

Hal ini disebabkan oleh kandungan yang ada pada obat batuk tersebut seperti diphenhydramine atau dextromethorphan. Untuk itu jangan lupa untuk membaca efek yang tertera pada kemasan obat batuk. Sehingga penggunaannya bisa tepat dan sesuai.

Bila dalam jangka waktu yang panjang batuk tak kunjung sembuh, maka periksalah ke dokter. Apalagi ditambah keluhan-keluhan lainnya seperti sesak napas, nyeri pada dada, demam hingga berkeringat pada malam hari. Pemeriksaan akan membantu Anda menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan batuk yang Anda alami.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
That nagging cough: Common causes, cures for persistent cough. (2017). (https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/that-nagging-cough)
Sylvester DC, et al. (2012). Chronic cough, reflux, postnasal drip syndrome, and the otolaryngologist. DOI: (http://dx.doi.org/10.1155/2012/564852)
Padma L. (2013). Current drugs for the treatment of dry cough. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24490443)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app