Bahaya dan Manfaat Telur Asin Yang Harus Diperhatikan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bahaya dan Manfaat Telur Asin Yang Harus Diperhatikan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Telur asin sebenarnya dibuat dari telur bebek yang diasinkan. Caranya dengan direndam ke dalam larutan air garam selama jangka waktu tertentu
  • Kandungan sodium dari sebutir telur asin cukup tinggi yaitu 397 mg, serta mengandung vitamin A dan vitamin C, kalsium, fosfor, dan zat besi
  • Kandungan kalsium yang tinggi pada telur asin juga baik untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi, mencegah osteoporosis, dan mempercepat proses pembekuan darah
  • Kebanyakan mengonsumsi telur asin yang mengandung tinggi sodium juga tidak baik karena beresiko meningkatkan tekanan darah dan gangguan medis lainnya
  • Dengan mengonsumsi sebutir telur asin diperkirakan sudah memenuhi 30% dari jumlah sodium yang dibutuhkan tubuh dalam sehari
  • Klik untuk mendapatkan suplemen vitamin yang praktis ke rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Telur asin merupakan salah satu jenis telur yang sudah lazim keberadaannya di tanah air. Belakangan, telur yang kerap disandingkan konsumsinya bersama soto ini pun juga kerap digunakan sebagai bumbu/ saus masakan seperti udang saus telur asin dan lain sebagainya. Lantas apa saja kira-kira bahaya dan manfaat telur asin?

Mengetahui kandungan telur asin

Sebelum sampai kepada pokok bahasan, kita akan membahas terlebih dahulu proses pembuatan telur asin secara singkat. Singkat kata, telur asin sebenarnya dibuat dari telur bebek yang diasinkan. 

Butiran telur bebek yang sudah dibersihkan itu kemudian direndam dalam larutan air garam selama berhari-hari. Beberapa orang merendamnya hanya 12 hari saja, namun ada juga yang sampai 1 bulan lamanya. Tak heran kalau kandungan sodium dari sebutir telur asin kemudian cukup tinggi yaitu 397 mg.

Dalam 1 butir telur asin, terdapat beragam nutrisi sebagai berikut:

  1. 137 kalori
  2. 10,23 gr lemak
  3. 656 mg kolesterol
  4. 165 mg potasium
  5. 1,08 gr karbohidrat
  6. 9,51 gr protein

Selain itu, telur asin juga memuat beragam vitamin dan mineral seperti Vitamin A dan C, kalsium, fosfor, dan zat besi. Uniknya, proses pengasinan telur di atas membuat unsur-unsur tersebut lebih mudah diserap oleh tubuh. Dan bila dibanding dengan telur bebek biasa, protein dalam telur asin juga sudah berubah menjadi asam amino.

Hal ini berbeda bila kondisi telur masih mentah, dimana kandungan lemak dan proteinnya masih menyatu dalam kuning telur. Namun setelah proses pengasinan terjadi, protein tersebut akan terpisah dari lemak. Akibatnya lemak tadi akan berubah menjadi minyak kuning telur.

Kuning telur kemudian mengandung lututrin dan karoten, yang ditandai dengan munculnya warna oranye kemerahan. Dan bila kuning telur asin sudah berubah warna menjadi seperti itu, maka itu tandanya telur siap disajikan atau disantap. 

Baca juga: Manfaat Kuning Telur yang Sayang Jika Dilewatkan 

Ragam manfaat telur asin

Kelebihan telur asin dibanding telur ayam atau bebek adalah lebih kaya kalsium, zat besi, dan garam inorganik lainnya. Oleh sebab itu tak heran bila ada yang memanfaatkan telur asin sebagai suplemen kalsium dan zat besi.

Berkat kandungan kalsium yang tinggi, maka manfaat telur asin di antaranya:

  • Membentuk dan mempertahankan kepadatan serta kekuatan tulang dan gigi. Selain baik untuk mencegah osteoporosis, kalsium juga dapat mempercepat proses pembekuan darah.
  • Kalsium juga bersifat penunda lapar sehingga baik untuk mereka yang ingin diet secara sehat dan alami. Selain itu, kalsium bisa membantu menstabilkan tekanan darah seseorang karena membantu mengontrol pergerakan otot jantung dan lainnya.
  • Bagi ibu hamil dan wanita yang sedang datang bulan, konsumsi kalsium juga bisa meminimalisir kram perut karena asupan fosfor dan potasium yang dibutuhkan tubuh terpenuhi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah kalsium juga dapat mencegah batu ginjal selama jenis kalsium yang digunakan tidak mengandung banyak air.

Selain kalsiumnya, telur asin juga unggul soal zat besinya. Manfaat telur asin yang dapat diperoleh dari kandungan zat besi ini tergolong penting, karena zat besi diperlukan tubuh karena dapat membantu pembentukan hemoglobin, mencegah anemia, menguatkan otot dan fungsi otak. Selain itu, zat besi juga penting untuk menjaga kestabilan suhu badan, mendongkrak metabolisme energi dan kinerja sistem enzim.

Baca juga: Keunggulan dan Manfaat Telur Bebek Dibanding Telur Ayam

Adakah bahaya telur asin?

Akan tetapi meski baik dari segi kalsium maupun zat besinya, konsumsi telur asin yang berlebihan juga bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Dr Kalpana Bhaskaran selalu manajer dari Nutrition Research and Head of Glycemic Index Research Unit di Temasek Polytechnic’s School of Applied Science berpendapat, “konsumsi sebutir telur asin bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, melebihi jumlah yang direkomendasikan setiap harinya yaitu 300 mg.” Apalagi dalam sebutir telur asin bisa terkandung 300-600 mg kolesterol, tergantung dari proses pembuatannya.

Selain kolesterol, jumlah sodium yang disuguhkan telur asin juga cukup besar. Jadi bila ingin mengonsumsi telur asin, ada baiknya Anda membatasi jumlah garam pada makanan lainnya. Karena batasan sodium yang disarankan setiap harinya maksimal 2000 mg atau 1 sdt (5 ml) saja, maka sebutir telur asin diperkirakan sudah memenuhi 30% dari jumlah yang dibutuhkan tubuh dalam sehari.

Bahaya telur asin diperantarai oleh kandungan kolesterol dan sodium (garam natirum) yang tinggi.

Dan karena telur asin kerap dijadikan bumbu pada masakan, maka besar kemungkinan ada lebih dari 1 butir telur asin yang dipergunakan dalam 1 porsi makanannya. Oleh sebab itu, konsumsi kolesterol dan sodium beresiko meningkat tajam melalui telur asin.

Bila asupan sodium terlalu banyak, maka hal ini tak hanya beresiko meningkatkan tekanan darah, namun juga gangguan medis lainnya seperti penyakit lambung, kanker, ginjal, asma, serta osteoporosis. Oleh karena itu, telur asin sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas pada sekali waktu, apalagi kalau Anda mengidap penyakit tertentu yang berkaitan dengan kolesterol dan tekanan darah tinggi.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lai, K & Chung, W & Jao, Chia-Ling & Hsu, Kuo-Chiang. (2010). Oil exudation and histological structures of duck egg yolks during brining. Poultry science. 89. 738-44. 10.3382/ps.2009-00334.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/42389391_Oil_exudation_and_histological_structures_of_duck_egg_yolks_during_brining)
Zou, Ligen & Zhao, Yun & Qiu, Jing & Weng, Liping & Liu, Junbo & Jiang, Huiyan. (2018). Optimization of Process Parameters in Two-Stage Brining of Salted Eggs with Low NaCl Content. ETP International Journal of Food Engineering. 200-205. 10.18178/ijfe.4.3.200-205.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/330286516_Optimization_of_Process_Parameters_in_Two-Stage_Brining_of_Salted_Eggs_with_Low_NaCl_Content)
J.F., Huang & Lin, C.C.. (2011). Production, composition, and quality of duck eggs. 10.1533/9780857093912.4.487.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/288497411_Production_composition_and_quality_of_duck_eggs)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
6 Cara Menjaga Kesehatan Tulang di Usia Lanjut
6 Cara Menjaga Kesehatan Tulang di Usia Lanjut

Anda dapat mengetahui kondisi kesehatan tulang melalui program FRAX (Alat Penilaian Risiko Fraktur). Program ini dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, sehingga dapat membantu dokter menghitung kemungkinan risiko terjadinya osteoporosis dalam 10 tahun ke depan dengan menilai gaya hidup, kesehatan, faktor risiko dan riwayat genetik melalui aplikasi online.

Buka di app