Tortikolis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Tortikolis merupakan istilah medis untuk menggambarkan suatu keadaan pada leher yang terputar. Dalam bahasa latin "torus" artinya berputar dan "collum" artinya leher. Tortikolis disebut juga sebagai gangguan pada otot leher yang mengakibatkan kepala miring. Saat seseorang mengalami tortikolis, bagian atas kepala terlihat miring ke satu sisi sementara dagu miring ke sisi lain.

Tortikolisgt;dapat terjadi sejak lahir, congenital muscular torticollis (CMT), atau didapat saat dewasa, acquired torticollis. Insidensi CMT kurang dari 2% dan diyakini disebabkan oleh trauma lokal pada jaringan lunak leher sebelum atau selama persalinan, khususnya pada persalinan dengan presentasi bokong atau sungsang dan persalinan sulit yang dibantu dengan forceps. Dari pada penasaran berikut artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyakit ini. Selamat membaca.

Apa sih yang dapat menyebabkan terjadinya Tortikolis?

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya tortikolis seperti trauma tulang servikal, trauma minor, fraktur, dislokasi, dan subluxasi. Penyebab lainnya yakni infeksi, spondylosis, tumor, jaringan parut. Selain itu, infeksi saluran nafas bagian atas dan infeksi jaringan lunak di leher juga bisa menyebabkan tortikolis sekunder.

Penyakit ini juga dapat disebabkan karena kelainan genetik yang diturunkan dalam keluarga atau masalah pada sistem saraf, tulang belakang bagian atas, atau otot. Selain itu, tortikolis juga kerap terjadi tanpa diketahui penyebab yang jelas atau dikenal dengan istilah tortikolis idiopatik.

Pada anak usia 2-4 tahun biasanya tortikolis sering disebabkan oleh abses retrofaringeal. Tortikolis juga bisa terjadi akibat infeksi yang mengikuti trauma atau infeksi di sekitar jaringan atau struktur leher termasuk faringitis, tonsillitis, epiglottitis, sinusitis, otitis media, mastoiditis, abses nasofaring, dan pneumonia lobus atas. Tortikolis sering juga disebabkan oleh reaksi distonia sekunder terhadap obat-obatan seperti phenotiazin, metoclopramide, haloperidol, carbamazepine, phenytoin, and terapi L-dopa.

Apa saja tanda dan gejala pada penyakit Tortikolis?

Gejala awal tortikolis dapat terjadi secara perlahan. Gejala ini terkadang tidak terlihat pada bulan pertama atau kedua setelah lahir, dan baru diketahui secara jelas saat bayi sudah lebih dapat mengendalikan gerakan leher dan kepala. Gejala yang biasa muncul pada penderita tortikolis yaitu:

  • Kepala miring ke arah yang sakit
  • Leher menjadi tidak seimbang dan pendek pada bagian yang sakit, di sisi yang sakit telinga mendekati bahu, garis mata dan garis bahu membentuk sudut (normalnya sejajar),
  • Perkembangan muka dapat menjadi asimetris, dan terdapat benjolan berbatas tegas. Benjolan ini bersifat firm, tidak nyeri, terdiri dari jaringan fibrotik dengan deposit kolagen.

Pada anak kelainan ini dapat menghambat perkembangan motorik anak. Bayi menjadi susah telungkup, susah duduk, cenderung menggunakan satu tangan saja, susah untuk merangkak dan cenderung malas berjalan. Jika terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas atau Anda melihat ada kelainan dari perkembangan anak Anda, maka segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagaimana cara mengobati penyakit Tortikolis?

Penanganan penyakit tortikolis perlu dilakukan secepat mungkin untuk mencegah komplikasi dalam jangka panjang. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengangani penyakit tortikolis:

  • Terapi Fisik. Peregangan secara pasif dan manual pada otot leher sebelum usia 12 bulan adalah terapi fisik yang paling efektif. Cara ini dilakukan setidaknya dua kali dalam satu hari, dilakukan 10-15 peregangan, dengan waktu dilatasi mencapai 30 detik. Dengan latihan yang dilakukan secara benar dan teratur setiap hari, didapatkan hasil yang memuaskan yakni lebih dari 90%
  • Toksin botulinum. Injeksi atau suntikan toksin ini akan menurunkan spasme dan dapat meregangkan atau melemaskan otot yang kaku secara manual. Beberapa kasus tortikolis dewasa berhasil diatasi dengan toksin botulinum ini. 
  • Pembedahan. Penatalaksanaan operatif dianjurkan untuk anak dengan usia diatas 12-18 bulan yang tidak berhasil dengan penatalaksanaan secara konservatif. Operasi sangat direkomendasikan jika didapati keterbatasan gerakan sampai 30 derajat serta pada kasus deformitas tulang wajah yang kompleks.

Semakin muda usia pasien dengan tortikolis, semakin baik pula prognosisnya. Untuk itu penting melakukan penanganan yang tepat dan cepat bila telah terdiagnosis menderita penyakit ini agar dapat menghindari terjadinya komplikasi atau perburukan dari tortikolis. Semoga bermanfaat.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Brennan, D. WebMD (2016). What is Torticollis? (https://www.webmd.com/brain/qa/what-is-cervical-dystonia)
Pietrangelo, A. Healthline (2017). Wry Neck (Torticollis). (https://www.healthline.com/health/torticollis)
NIH (2016). MedlinePlus. Torticollis. (https://medlineplus.gov/ency/article/000749.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app