Tips Atasi Keputihan dan Cairan Vagina Berlebih Selama Hamil

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tips Atasi Keputihan dan Cairan Vagina Berlebih Selama Hamil

Masa kehamilan yang merupakan momen penting penantian buah hati, tentu diwarnai dengan suatu persoalan. Selama hamil, banyak persoalan yang kemungkinan terjadi. Salah satunya adalah keputihan. Kasus ini umum dan normal dialami ibu hamil.

Penyebabnya adalah adanya perubahan pada wanita ketika hamil. Meski demikian, keputihan ketika hamil ini harus diwaspadai. Anda juga harus segera mengatasinya agar kondisinya tidak semakin memburuk.

Apakah yang menyebabkan keputihan selama hamil?

Selama masa kehamilan, leher rahim serta dinding vagina jadi lebih lembut dan lebih banyak menghasilkan lendir yang kemudian disebut keputihan. Hal ini disebabkan kondisi tubuh yang lebih banyak memproduksi hormon estrogen serta lebih banyak darah yang mengalir ke daerah leher rahim saat hamil.

Sebenarnya, peristiwa keputihan ini melindungi leher rahim ataupun vagina dari bakteri atau kuman dari luar. Dengan demikian, keputihan mampu mencegah infeksi vagina yang dapat berpindah ke rahim dan nantinya dapat membahayakan janin.

Menjelang akhir kehamilan, kepala bayi akan menekan leher rahim dan dapat menyebabkan keputihan jadi lebih banyak. Kondisi ini memungkinkan Anda tidak mampu membedakan keputihan dengan air kencing. 

Dalam minggu-minggu terakhir masa kehamilan, keputihan dapat disertai bercak darah. Hal ini termasuk salah satu tanda Anda akan melahirkan.

Keputihan saat hamil yang normal terjadi ini harus disikapi dengan benar. Anda harus memantaunya secara rutin. Jika suatu saat terdapat hal aneh pada keputihan Anda, langsung saja periksakan ke dokter. 

Jika keputihan tersebut berbeda atau tidak lagi seperti pada umumnya, segeralah periksakan ke dokter. Hal tersebut mungkin menjadi tanda terjadinya infeksi vagina.

Perubahan pada keputihan yang harus diwaspadai adalah adanya perubahan warna menjadi lebih kuning atau berwarna kehijauan. Perubahan keputihan yang mengeluarkan bau tidak sedap juga hal yang harus diwaspadai. Rasa gatal dan nyeri di area vagina juga termasuk. Sementara itu, keputihan normal saat hamil mempunyai ciri-ciri berwarna putih susu, jernih, dan tidak berbau.

Bagaimana mengatasi Keputihan saat Hamil?

Kasus keputihan selama kehamilan tentu sangatlah mengganggu. Jika tidak diatasi dengan benar, maka keputihan tersebut dapat menyebabkan vagina lebih lembab. 

Akhirnya, berpotensi terkena infeksi bakteri. Oleh karena itu, Anda harus segera mengatasi keputihan tersebut dengan cara yang baik. Beberapa cara ini sangat penting diperhatikan.

  • Jika keputihan sangat banyak, Anda perlu lebih sering mengganti celana dalam. Tujuannya agar area vagina tidak terlalu lembab dan justru menimbulkan infeksi. Kelembaban bisa terjaga dalam batas normal dengan cara mengganti celana dalam ketika terasa basah akibat keputihan berlebih.
  • Selalu menjaga kebersihan vagina dan juga kelembabannya. Setelah mandi, olahraga, dan buang air kecil atau besar, biasakanlah mengelap daerah kemaluan dengan handuk lembut agar tetap kering.
  • Membersihkan area vagina dengan rutin menggunakan air hangat. Anda juga diperbolehkan menggunakan produk pembersih vagina yang mengandung povidone-iodine jika diperlukan.
  • Janganlah menggunakan tisu pewangi, deodoran, sabun wangi, untuk membersihkan atau hanya sekadar membasuh vagina.
  • Jangan menggunakan douching dalam membersihkan vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi kulit juga mengganggu keseimbangan bakteri alami di dalam vagina.

Bagaimanakah cara mencegah Infeksi Vagina selama Kehamilan?

Mencegah keputihan ketika hamil tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut normal terjadi. Akan tetapi, Anda boleh mengatasi jika keputihan tersebut berlebihan dan bisa menyebabkan infeksi. Beberapa hal ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi vagina.

  • Selama keputihan berlangsung, tidak diperbolehkan menggunakan pantyliner setiap hari karena dapat menyebabkan iritasi di area vagina.
  • Tidak menggunakan tampon karena mendatangkan kuman baru ke vagina.
  • Menggunakan deterjen tanpa pewangi dalam mencuci pakaian dalam. Bilas juga cucian sampai benar-benar bersih agar tidak ada sisa sabun.
  • Menghindari sabun wangi ataupun cairan antiseptik yang ditambahkan di bak mandi.
  • Mencuci tangan sebelum atau sesudah menyentuh area vagina.
  • Memastikan vagina dilumasi dengan baik, sebelum berhubungan seksual agar mencegah iritasi.
  • Memilih celana dalam berbahan katun, sehingga mudah menyerap keringat. Anda juga perlu memilih celana pendek, celana panjang, dan rok longgar agar keringat tidak menumpuk di area vagina.
  • Membersihkan vagina dari arah depan ke belakang agar kuman juga bakteri yang ada di area anus tidak akan menyebar ke vagina.
  • Berhenti merokok yang berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadi infeksi vagina.
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik tinggi, seperti yoghurt. Tujuannya agar menjaga keseimbangan bakteri baik pada vagina.
  • Demikianlah berbagai penjelasan dalam mengatasi keputihan berlebih saat hamil. Anda harus mengambil tindakan yang benar dan hati-hati agar kondisi vagina tetap aman dan sehat. Perhatikan berbagai tips tersebut dengan baik.

3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
By the way, doctor: What can I do about chronic leukorrhea?. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/newsletter_article/what-can-i-do-about-chronic-leukorrhea)
Leukorrhea Discharge in Pregnancy. Verywell Family. (https://www.verywellfamily.com/pregnancy-discharge-3861797)
Why do I have so much discharge? 7 causes. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/327379)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app