GRACIA BELINDA
Ditulis oleh
GRACIA BELINDA
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Salicylic Acid: Manfaat, Efek Samping, dan Dosis

Dipublish tanggal: Nov 10, 2020 Update terakhir: Okt 14, 2021 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Salicylic Acid atau asam salisilat adalah obat topikal yang biasa digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah kulit seperti jerawat serta komedo
  • Salicylic Acid biasanya tersedia dalam bentuk obat topikal berupa krim, gel, salep, dan lotion yang bisa dibeli secara bebas atau dengan resep dokter
  • Salicylic Acid memiliki sifat anti inflamasi dan anti bakteri yang dapat menghancurkan sel kulit mati penyumbat pori-pori kulit
  • Umumnya efek manfaat Salicylic Acid baru akan dirasakan setelah 6 minggu pemakaian dan dosis umum penggunaan adalah 1-3 kali sehari
  • Klik untuk membeli produk Salicylic Acid atau obat kulit lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Salicylic Acid adalah obat topikal yang biasa digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah kulit. Salicylic Acid atau asam salisilat adalah beta hydroxy acid (BHA) yang dikenal untuk mengatasi jerawat dengan cara mengelupaskan sel kulit mati dan menjaga kebersihan pori-pori kulit dari komedo. 

Sejumlah produk yang mengandung Salicylic Acid umumnya dijual bebas, tetapi ada pula obat dengan kandungan Salicylic Acid yang membutuhkan resep dokter. 

Mengenai Salicylic Acid

Golongan

Obat bebas & resep

Kemasan

Krim, gel, salep, lotion

Kandungan

Salicylic Acid (asam salisilat)

Manfaat Salicylic Acid

Salicylic Acid biasanya tersedia dalam bentuk obat topikal berupa krim, gel, salep, dan lotion. Secara umum, produk Salicylic Acid digunakan untuk mengatasi masalah kulit, terutama jerawat serta komedo pada kulit wajah karena memiliki sifat anti inflamasi dan anti bakteri. 

Cara kerja Salicylic Acid adalah dengan cara masuk terserap ke dalam kulit dan menghancurkan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori kulit. Umumnya efek kandungan dan manfaat Salicylic Acid baru akan dirasakan setelah 6 minggu pemakaian.

Selain mengatasi penyebab jerawat, manfaat Salicylic Acid adalah mengatasi masalah ketombe dan dermatitis seboroik yang umumnya terjadi karena perlambatan sel kulit yang mengelupas. 

Salicylic Acid juga dapat mendorong pengelupasan kulit yang sudah tidak sehat serta membuka pori-pori kulit yang tersumbat akibat debu dan kotoran. Hal itulah yang biasanya menjadi penyebab munculnya jerawat dan komedo pada kulit wajah.

Dosis Salicylic Acid

Obat topikal yang mengandung Salicylic Acid atau asam salisilat seperti krim atau salep Salicylic Acid hanya boleh digunakan pada kulit luar dan diterapkan pada kulit yang memiliki masalah jerawat atau komedo membandel. 

Krim atau salep Salicylic Acid yang berguna untuk mengatasi masalah kulit terutama jerawat bisa diberikan dengan dosis sebanyak 1-3 kali sehari yang dioleskan langsung ke kulit.

Sebelum mengoleskan Salicylic Acid, bersihkan tangan dan bagian kulit terlebih dahulu. Pastikan agar Salicylic Acid tidak mengenai mata. Jika masuk ke mata, segera bilas dengan air bersih. Pemilik kulit kering atau kulit sensitif juga harus berhati-hati dan mempertimbangkan penggunaan produk Salicylic Acid.

Gunakan Salicylic Acid sesuai petunjuk dokter, karena aturan penggunaan setiap orang bisa berbeda bergantung pada tingkat keparahannya. Hindari pula penggunaan obat dalam dosis yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan karena penggunaan Salicylic Acid juga dapat menyebabkan efek keracunan pada tubuh jika digunakan secara berlebihan.

Efek samping Salicylic Acid

Beberapa efek samping Salicylic Acid yang biasa terjadi, di antaranya:

  • Gatal pada kulit
  • Kulit kering dan mengelupas
  • Iritasi kulit

Efek samping penggunaan Salicylic Acid mungkin bisa berbeda pada setiap orang dan ada pula beberapa efek samping lain yang tidak ada di atas.

Jika Anda mengalami efek samping lain yang lebih berat terutama jika menggunakan Salicylic Acid yang diresepkan, seperti lemas, sakit kepala, tinnitus (telinga berdenging), masalah pendengaran, mual, muntah, dan diare, segera hentikan penggunaan Salicylic Acid untuk sementara waktu dan coba berkonsultasi dengan dokter.

Interaksi obat

Penggunaan sejumlah obat yang digunakan bersamaan dengan produk yang mengandung asam salisilat (Salicylic Acid) bisa saja menyebabkan interaksi obat. Salah satu obat yang harus digunakan hati-hati saat menggunakan Salicylic Acid adalah obat pengencer darah. 

Oleh karena itu, meski penggunaan produk topikal yang mengandung Salicylic Acid tergolong cukup aman digunakan, tetapi reaksi pada setiap orang bisa berbeda sehingga produk Salicylic Acid sebaiknya digunakan sesuai aturan pakai dan anjuran dokter.

Perhatian

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Salicylic Acid adalah:

  • Produk Salicylic Acid hanya boleh digunakan pada kulit luar. Hindari kontak dengan mata
  • Produk asam salisilat tidak boleh digunakan oleh orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat
  • Meski terbilang aman, penggunaan Salicylic Acid pada ibu hamil atau ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dahulu
  • Anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak boleh menggunakan produk Salicylic Acid
  • Penderita masalah fungsi hati dan ginjal serta masalah pembuluh darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
  • Efek obat Salicylic Acid umumnya baru dapat terlihat setelah 6 minggu penggunaan

Artikel terkait:


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Verywellhealth. Salicylic Acid Acne Treatments. (https://www.verywellhealth.com/salicylic-acid-15632)
Allure. Here's Exactly What Salicylic Acid Does to Your Skin. (https://www.allure.com/story/what-does-salicylic-acid-do)
Healthline. Can Salicylic Acid Help Treat Acne? (https://www.healthline.com/health/skin/salicylic-acid-for-acne)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app