Pil KB: Jenis, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Pil KB: Jenis, Dosis, & Efek Samping

Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang bisa anda gunakan. Pil KB termasuk alat kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan. Selain itu, mengkonsumsi pil KB tidak mengganggu kesuburan. 

Anda dapat dengan mudah hamil lagi setelah berhenti mengonsumsi pil KB. Pil KB harus diminum secara teratur supaya anda tidak hamil, tetapi jika lupa minum pil KB anda berisiko untuk hamil lagi. Jika ingin menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi, berikut beberapa hal yang harus anda tahu.

Jenis pil KB

Ada 2 jenis pil KB yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, serta pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron. Pil KB dengan kombinasi hormon estrogen dan progesteron mencegah kehamilan dengan menghambat pembentukan sel telur dan mempertebal lapisan lendir leher rahim, sehingga sperma akan susah membuahi sel telur. 

Sedangkan pil KB progesteron mencegah kehamilan dengan cara mempertebal lapisan lendir leher rahim dan menipiskan dinding rahim. Penipisan dinding rahim, menyebabkan sel telur yang telah dibuahi tidak dapat menempel pada dinding rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan.

Pil KB terdiri dari 21-35 pil yang harus anda minum dalam 1 siklus. Pada pil KB kombinasi endrogen dan progesteron ada dua pil yang harus diminum dalam satu siklus yaitu pil yang mengandung hormon dan pil yang tidak mengandung hormon. Pada pil KB progesteron, hanya ada pil yang mengandung hormon saja.

Jika ingin menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan, seperti pil KB tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil atau kemungkinan dalam keadaan hamil.  

Ibu yang sedang menyusui juga sebaiknya tidak menggunakan pil KB. Selain itu, wanita dengan kebiasaan merokok juga tidak boleh menggunakan pil KB, karena berisiko terkena penyakit jantung.

Dosis dan penggunaan pil KB

Saat menggunakan pil KB anda harus meminumnya secara teratur untuk mencegah kehamilan secara efektif. Anda dapat meminum pil KB pada waktu yang sama untuk menghindari lupa. 

Jika anda lupa, segera meminum pil KB ketika teringat. Jika anda lupa meminum 2 kali dosis anda juga harus menggandakan dosis pil KB yang akan diminum. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya anda menggunakan kondom saat anda lupa minum pil KB. 

Setidaknya anda menggunakan selama 9 hari setelah lupa, agar tidak terjadi kehamilan. Jika anda 3 kali berturut-turut lups meminum pil KB, and sebaiknya menghubungi dokter.

Jika anda mengalami muntah atau mual saat mengonsumsi pil KB, bisa jadi efektifitas untuk mencegah kehamilan gagal. Mual dan muntah bisa menjadi pertanda anda mengalami kehamilan. Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk menggunakan alat kontrasepsi lainnya.

Efek samping pil KB

Pada umumnya pil KB merupakan jenis alat kontrasepsi yang aman untuk digunakan dan tidak memiliki efek samping yang serius. Beberapa efek samping yang muncul akibat meminum pil KB antara lain, mual, payudara mengeras, terjadi pendarahan di luar siklus menstruasi, berkurangnya gairah seksual, berat badan meningkat, dan terjadi perubahan emosi.

Pil KB juga bisa menyebabkan efek samping yang serius. Namun, hal ini jarang terjadi. Biasanya efek samping yang serius terjadi pada wanita yang merokok

Beberapa efek samping serius akibat meminum pil KB antara lain penglihatan terganggu, pembengkakan dan nyeri pada tungkai, nyeri hebat di kepala, nyeri hebat di perut bagian bawah, terdapat gumpalan darah, nyeri dada, serangan jantung, bahkan stroke.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Risk of venous thromboembolism among users of drospirenone-containing oral contraceptives. (2012) (http://www.acog.org/Resources-And-Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Gynecologic-Practice/Risk-of-Venous-Thromboembolism)
Progestin-only hormonal birth control: Pill and injection. (2014, July) (http://www.acog.org/Patients/FAQs/Progestin-Only-Hormonal-Birth-Control-Pill-and-Injection#work)
Mosher, W. D., Jones, J. (2010). Use of contraception in the United States: 1982–2008. Vital and Health Statistics, 23(29) (http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_23/sr23_029.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app