HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Bronkitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mar 26, 2019 Waktu baca: 2 menit

Apa itu bronkitis?

Bronkitis adalah penyakit yang disebabkan peradangan pada saluran bronkus (pipa yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru). Bronkitis adalah salah satu penyakit pernapasan yang dapat memperberat bila tidak disembuhkan. Keluhan seperti batuk berdahak dan sesak nafas sangat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga butuh penatalaksaan dini. 

Sasaran pengobatan  dalam bronkitis adalah mengurangi gejala seperti meredakan batuk berdahak dan sesak napas, serta pemberian antibiotik guna membasmi bakteri yang bersarang di saluran napas.

Gejala bronkitis akut dapat sembuh dengan sendirinya dengan catatan imunitas tubuh terjaga dengan baik dan terhindar dari paparan udara yang tidak bersih. Bila bronkitis menjadi kronis, segeralah ke dokter atau rumah sakit agar diberi penanganan tepat.

Pengobatan bronkitis

1. Terapi simtomatis

Terapi simtomatis adalah salah satu pengobatan dengan tujuan untuk mengurangi gejala pada bronkitis terutama bronkitis akut. 

  • Antitusif: Bila batuk sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitas, obat antitusif menjadi pilihan utama yang bermanfaat mengurangi batuk. Sifat dari kerja obat antitusif adalah menekan saraf batuk. 
  • Mukolitik: obat mukolitik berfungsi untuk mengencerkan mukus yang bersumber di trakea, bronkus, dan paru-paru sehingga mengurangi produksi dahak yang keluar. 
  • Bronkodilator: bronkodilator adalah obat yang digunakan pada penyakit asma, alergi dan penyakit paru obstruktif kronis. Tujuan penggunaan obat ini adalah mengurangi gejala sesak nafas dan memperlancar pernafasan. Pemberian bronkodilator biasanya menggunakan alat hirup atau inhaler.

Contoh obat antitusif seperti kodein dan dekstrometrofan. Obat antitusif tersedia dalam bentuk tablet atau sirup.  Hati-hati pada penggunaan antitusif terlebih pada anak-anak karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan rasa mual muntah.

Mukolitik memiliki fungsi membantu memecahkan tumpukan mukosa agar dapat dikeluarkan dengan mudah. Selain pengencer dahak, 

obat ini juga berfungsi untuk mengencerkan cairan sinus pada penyakit sinusitis.  Contoh obat mukolitik adalah asetilsistein dan karbosistein.

2. Terapi definitif

Pengobatan tambahan seperti antibiotik juga diberikan karena obat ini sangat efektif untuk membasmi bakteri. Tetapi, pengobatan antibiotik perlu diperhatikan mengingat kesalahan dalam jenis dan cara konsumsi obat yang salah dapat menyebabkan resisten antibiotik. 

Resisten antibiotik terjadi bila obat antibiotik tidak diminum sampai habis atau tidak sesuai dosis yang diberikan oleh dokter, sehingga antibiotik tidak kuat lagi membasmi bakteri di dalam tubuh. Pemberian terapi antibiotik ini didasarkan pada peta kuman.

Pencegahan bronkitis

Terdapat  beberapa cara mudah untuk mencegah penyakit bronkitis akut ataupun kronis.

  • Banyak minum air putih untuk mencegah perlengketan mukus di ruang bronkus dan paru-paru.
  • Biasakan cuci tangan sebelum makan untuk mengurangi paparan bakteri dan virus.
  • Gunakan masker saat berada di luar untuk mencegah bakteri dan virus masuk melalui hidung dan mulut.
  • Jangan merokok. Zat kimia dan asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan terutama pada paru-paru karena dapat merusak sel-sel paru.
  • Vaksinasi adalah satu pilihan untuk meningkatkan imunitas tubuh dari infeksi saluran nafas. Pada orang dewasa yang memiiki penyakit saluran pernafasan atas, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia untuk mencegah kekambuhan dan meningkatkan imun tubuh.
  • Gunakan pelembab ruangan

16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app