Tips Agar Diri Merasa Nyaman Menghadapi Kemoterapi

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 1 menit
Tips Agar Diri Merasa Nyaman Menghadapi Kemoterapi

Salah satu bentuk pengobatan modern untuk melawan sel-sel kanker yang ganas adalah pengaliran racun dalam bentuk kemoterapi. Bagi Anda yang sedang menjalani kemoterapi, Anda tentu tahu berbagai efek samping yang ditimbulkan oleh kemoterapi yang dapat membuat fisik Anda melemah dan Anda kewalahan. Karenanya, dalam menghadapi kemoterapi, Anda perlu berusaha membuat diri merasa nyaman, beberapa caranya antara lain:

1.Minum banyak air dan bentuk cairan lainnya
Banyak minum air di masa kemoterapi sangat dianjurkan untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Tidak hanya air, Anda dapat juga mengonsumsi kaldu dalam bentuk sup, es loli, gelatin, jus buah dan minuman jahe yang juga dapat membantu menghilangkan rasa mual.

2.Konsumsi makanan lunak
Meski nafsu makan Anda menghilang akibat kemoterapi, tetap paksa diri Anda untuk makan. Makanlah makanan yang lunak dan lembut, seperti oatmeal, puding, kentang yang dihaluskan, yogurt dan roti putih. Hindari konsumsi buah selama beberapa saat setelah kemoterapi.

3.Curahkan perasaan Anda
Entah itu dengan berbicara pada sahabat atau orang terdekat Anda, atau mulai menulis dalam jurnal. Lakukan hal ini untuk membantu Anda menyesuaikan diri dengan rasa tekanan mental dan emosional yang dapat Anda alami.

4.Kenakan pakaian yang nyaman
Saat sedang menjalani kemoterapi, pastikan Anda mengenakan pakaian yang memang nyaman dan bawalah selimut untuk menghangatkan tubuh Anda.

5.Tuliskan pengalaman Anda
Kemoterapi dapat membuat Anda mudah lupa. Karenanya, menulis pengalaman Anda dalam jurnal dapat membantu Anda lebih mudah mengingat apa saja yang sudah Anda alami.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app