Mitos tentang Kedelai yang Tak Perlu Didengarkan

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Mitos tentang Kedelai yang Tak Perlu Didengarkan

Salah satu jenis kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein tinggi yaitu kedelai. Ada banyak jenis makanan dari bahan dasar kacang kedelai. 

Namun sayangnya dibalik dari kandungan kacang kedelai yang kaya akan protein terdapat beberapa mitos yang mungkin sebaiknya Anda hindari demi menjaga kesehatan. Ada beberapa mitos seputar kedelai yang harus Anda perhatikan.

Dibalik dari rasanya yang nikmat dan ciri khasnya, kedelai dengan protein nabati yang sehat, ada mitos yang dapat Anda ketahui, diantaranya yaitu:

Penderita kanker sebaiknya tidak mengkonsumsi kedelai

Untuk penderita kanker, sangat disarankan untuk mengkonsumsi kedelai, karena semakin sering mengkonsumsi kedelai, maka akan menurunkan kondisi pasien yang menderita kanker. Kanker yang tidak boleh untuk mengkonsumsi kedelai yaitu kanker payudara. Ciri-ciri dari kanker payudara biasanya ditandai dengan adanya benjolan.

Kedelai dapat menurunkan kapasitas sperma

Kedelai tidak hanya mengintai pada pihak wanita saja. Akan tetapi pria juga sebaiknya tidak mengkonsumsi kedelai dalam jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan kedelai dapat menurunkan kapasitas sperma

Untuk itu, penting sekali bagi Anda untuk membatasi jumlah kedelai yang Anda makan jika memang Anda tidak kapasitas sperma mengalami penurunan jumlah sperma.

Kedelai dapat mengganggu kondisi kesuburan

Kesuburan pria maupun wanita dapat terganggu akibat dari mengkonsumsi kacang kedelai secara berlebihan. Hal ini dikarenakan kedelai memiliki banyak kandungan berupa fitoestrogne yang dapat mengganggu bagian sistem endokrin maupun menimbulkan permasalahan pada sistem kesuburan. 

Kedelai yang dikonsumsi terlalu banyak dapat mengganggu kesuburan pada diri seseorang.

Payudara pria mengalami perubahan

Pria yang mengkonsumsi kedelai secara berlebih dapat menjadikan payudaranya mengalami perubahan, yaitu payudara menjadi besar. Meskipun hal ini dianggap mitos oleh sebagian orang, namun untuk pria sebaiknya tidak memercayai hal ini jika tidak ingin mengalami perubahan payudara yang semakin besar jika terlalu banyak mengkonsumsi kedelai.

Kedelai bukan menjadi sumber protein yang cukup baik

Kedelai memang sudah dipercayai sebagai kacang-kacangan yang memiliki protein lengkap, yaitu mengandung asam amino esensial. Namun sayangnya, banyak orang yang menganggap bahwa kedelai bukan menjadi sumber protein yang cukup baik. Padahal kedelai memiliki sumber protein yang sangat tinggi.

Kedelai memiliki kandungan yang bisa menyebabkan hipotiroidisme

Mitos tentang kedelai yang ke 6 yaitu bisa menyebabkan hipotiroidisme. Sedangkan pada kenyataannya, kedelai tidak akan pernah mempengaruhi pada fungsi tiroid. Dengan demikian, Anda tidak perlu merasa takut untuk mengkonsumsi makanan berbahan kedelai. Asalkan Anda tidak mengkonsumsi nya dalam jumlah yang berlebihan.

Kedelai berisiko menurunkan testosteron

Pria memang tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kacang kedelai secara berlebihan, karena memang kandungan kedelai dapat menurunkan testosteron. Dengan demikian, sebaiknya Anda memperhatikan asupan makanan kacang kedelai yang Anda makan setiap harinya.

Kacang kedelai tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol

Sebagian orang mempercayai bahwa kacang kedelai tidak memiliki dampak penurunan kolesterol. Padahal, kacang kedelai memiliki kemampuan untuk menurunkan serangan penyakit jantung maupun penyakit kolesterol. Untuk itu, mitos yang terakhir ini boleh untuk tidak Anda percayai.

Itulah ke 8 mitos yang dapat Anda ketahui seputar kacang kedelai. Untuk Anda yang menyukai rasa kedelai, ada baiknya jika Anda memperhatikan asupan atau jumlah dari kacang kedelai yang Anda konsumsi. 

Karena segala jenis makanan apa pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Soy and Cancer Risk: Our Expert’s Advice. American Cancer Society. (https://www.cancer.org/latest-news/soy-and-cancer-risk-our-experts-advice.html)
Straight Talk About Soy. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/soy/)
Soy: Types, benefits, and nutrition. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/320472)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app