Mengenal Burnout Syndrome Bukan Stres Kerja Biasa

Dipublish tanggal: Agu 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 18, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengenal Burnout Syndrome Bukan Stres Kerja Biasa

Apakah Anda tahu perasaan ketika Anda memulai sebuah pekerjaan baru? Dimana Anda bertemu dengan orang, lingkungan dan tempat baru. sangat menarik dan mengasyikkan bukan? 

Saat memulai sebuah pekerjaan yang baru, Anda akan melakukan semua yang Anda bisa untuk membuktikan bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk posisi itu dan Anda tidak keberatan untuk bekerja lembur. 

Atau mungkin Anda adalah seorang entrepreneur yang baru membuka bisnis yang Anda sukai. Anda membangun perusahaan Anda dengan antusias dan Anda tidak keberatan bekerja lembur selama akhir pekan karena Anda memahami bahwa menjalankan bisnis adalah pekerjaan yang serius.

Namun pernahkah Anda bangun pada pagi hari, mematikan jam alarm dan menatap langit-langit tanpa keinginan untuk memulai hari Anda? 

Anda terus memikirkan betapa jenuhnya rutinitas yang Anda lakukan kemarin dan di saat yang bersamaan Anda sangat enggan melakukan hal tersebut hari ini. Anda merasa lelah dan bahkan tidak dapat menemukan sedikit pun motivasi. Jika hal ini terjadi, maka kemungkinan Anda mengalami burnout syndrome.

Apa itu Burnout Syndrome?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelelahan akibat pekerjaan adalah suatu sindrom (sekelompok gejala yang terjadi bersamaan) yang terkait dengan stres jangka panjang, yang tidak terselesaikan, dan terkait pekerjaan. 

Sejak Mei 2019, WHO menetapkan bahwa burnout syndrome harus secara spesifik terkait dengan pekerjaan. Menurut klasifikasi WHO saat ini (ICD-11), burnout syndrome dapat timbul akibat manajemen stres kronis yang berhubungan dengan pekerjaan yang tidak berhasil, burnout syndrome biasanya ditandai dengan gejala seperti "perasaan kelelahan kronis, perasaan negativisme atau sinisme terkait dengan pekerjaan seseorang, dan mengurangi produktivitas dalam melakukan pekerjaan. 

" Sementara burnout syndrome mempengaruhi kesehatan dan mungkin menjadi alasan bagi orang memeriksakan diri ke dokter, tetapi burnout syndrome itu sendiri tidak diklasifikasikan oleh WHO sebagai suatu penyakit.

Tanda dan gejala Burnout Syndrome

  • Kelelahan kronis secara fisik dan mental
  • Berusaha untuk menghindari pekerjaan
  • Produktivitas pekerjaan yang sangat menurun
  • Menghindari rekan kerja serta acara sosial dalam perusahaan

5 Strategi untuk mencegah terjadinya Burnout Syndrome

Jika terjadi secara berlarut-larut, burnout syndrome bisa sangat mengganggu aktivitas harian. Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi, menghentikan, membalikkan atau bahkan mencegah terjadinya burnout syndrome? 

Berikut 5 tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi burnout syndrome.

1. Hindari hal yang dapat memicu stres dalam hidup Anda

Cobalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu stress sejak dini dengan membuat perubahan-perubahan tertentu untuk menghilangkannya dari kehidupan Anda sehari-hari. 

Misalnya, jika Anda terus mengejar tenggat waktu, Anda mungkin perlu mengurangi jumlah pekerjaan yang Anda lakukan atau meminta lebih banyak waktu untuk dapat menyelesaikannya.

2. Bekerja lebih cerdas

Bekerja keras berbeda dengan bekerja secara cerdas. Ada begitu banyak alat di luar sana yang dapat membantu Anda mengatur waktu dan meningkatkan efisiensi Anda. Hal pertama yang dapat dengan mudah Anda lakukan adalah membuat daftar hal yang harus dilakukan.

3. Tinggalkan pekerjaan sejenak

Mungkin kadang-kadang Anda tidak dapat menghilang dari pekerjaan Anda sama sekali, jadi setidaknya coba beri diri Anda waktu tanpa memeriksa email, pesan, atau profil media sosial Anda.

Berikan diri Anda hak untuk offline dan menjalani hidup Anda di dunia nyata. Bisnis Anda tidak akan runtuh jika Anda tidak merespons dengan cepat dan Anda tidak akan dipecat karena Anda tidak membalas email pada hari Sabtu.

4. Katakan tidak kepada media sosial

Kecuali jika Anda seorang manajer media sosial, Anda tidak perlu Facebook atau Twitter di ponsel Anda, jadi pertimbangkan untuk sesekali log out dari akun media sosial Anda. 

Jika kedengarannya terlalu drastis, matikan semua notifikasi dan periksa ponsel Anda hanya dua kali sehari.

5. Cobalah untuk rileks

Jika Anda ingin melewatkan gym Anda dan tidur lebih lama - lakukanlah! Jika Anda tidak merasa ingin membaca berita, maka jangan membaca berita. Cara terbaik untuk bersantai adalah melepaskan diri dari dunia luar yang keras dan fokus pada diri sendiri.

Keseimbangan Kehidupan Kerja yang Sehat

Gaya hidup yang penuh tekanan dapat membuat seseorang berada di bawah tekanan yang ekstrem, sampai-sampai mereka merasa lelah, frustasi, dan kehabisan tenaga. Stres di tempat kerja juga dapat menyebabkan gejala fisik dan mental.

Burnout syndrome dapat mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi, sehingga mempengaruhi kinerja pekerjaan Anda sendiri, menyebabkan masalah interpersonal di rumah, mengurangi kebahagiaan kita dan dapat menciptakan masalah kesehatan lebih lanjut.

Untungnya, dengan sedikit kesabaran, Anda bisa mengatasi burnout syndrome. Ingat tentang waktu luang Anda dan cobalah untuk memisahkan waktu ketika Anda sedang bekerja dan waktu ketika Anda sedang beristirahat. 

Cobalah untuk rehat sejenak dari dunia online dan perhatikan dunia di sekitar Anda. Jangan lupa untuk pergi berlibur, berolahraga, dan mencoba menemukan minat dalam meditasi.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Roskam I, et al. (2017). Exhausted parents: Development and preliminary validation of the parental burnout inventory. DOI: (https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00163)
Kaschka WP, et al. (2011). Burnout: A fashionable diagnosis. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3230825/)
Heinemann LV, et al. (2017). Burnout research: Emergence and scientific investigation of a contested diagnosis. (http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/2158244017697154)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Sering Menunda Pekerjaan Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental
Sering Menunda Pekerjaan Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental

Beberapa ahli mengatakan jika pekerjaan yang terbengkalai setiap hari ternyata berkaitan langsung dengan gangguan mental dan dapat mengganggu kualitas hidup. Berbagai prestasi yang turun akan melahirkan depresi dan hal itulah yang menjadi alasan timbulnya gangguan mental.Kondisi tubuh apa saja yang bisa menjadi penyebab gangguan mental? Simak penjelasannya berikut ini:

Buka di app