Mengapa Jumlah Tulang Bayi Lebih Banyak Dibandingkan Dengan Jumlah Tulang Orang Dewasa?

Dipublish tanggal: Agu 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengapa Jumlah Tulang Bayi Lebih Banyak Dibandingkan Dengan Jumlah Tulang Orang Dewasa?

Mungkin sulit membayangkan ketika melihat bayi mungil yang baru lahir, ternyata memiliki tubuh yang tersusun atas 300 tulang, sedangkan tulang pada orang dewasa hanya berjumlah sebanyak 206.

Jadi, apakah benar bahwa bayi memiliki hampir 100 tulang lebih banyak daripada orang dewasa? 

Bagaimana mungkin? Jawabannya adalah ya!  Meskipun tulang tampak keras dan kaku, mereka sebenarnya terbuat dari jaringan hidup dan kalsium yang selalu dibangun dan dirombak sepanjang hidup seseorang.

Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan antara tulang bayi dan orang dewasa, mari disimak artikel berikut lebih lanjut.

Terbuat dari apakah Tulang itu?

Sebagian besar tulang terbuat dari beberapa lapisan jaringan:

  • periosteum: membran tebal pada permukaan luar tulang
  • tulang kompak: lapisan halus, keras yang terlihat pada tulang kerangka
  • cancellous: jaringan seperti spons di dalam tulang yang padat
  • sumsum tulang: inti seperti sel-sel tulang yang berfungsi untuk membuat sel darah.

Proses perkembangan tulang disebut osifikasi. Proses ini sebenarnya dimulai sekitar minggu kedelapan perkembangan embrio. 

Meski begitu, saat lahir, kebanyakan tulang bayi terbuat dari tulang rawan, sejenis jaringan ikat yang cukup kuat, tetapi fleksibel. 

Sebagian besar tulang si kecil terbuat dari tulang rawan yang tetap dapat berfungsi seperti tulang pada orang dewasa namun lebih fleksibel.

Fleksibilitas itu diperlukan agar bayi yang sedang tumbuh dapat meringkuk di ruang rahim yang terbatas sebelum lahir. 

Kemudian fleksibilitas tulang bayi juga memudahkan ibu dan bayi ketika tiba waktunya bagi bayi untuk dilahirkan melalui jalan lahir selama proses persalinan.

Perubahan Struktur Tulang Bayi seiring pertumbuhan

Ketika bayi Anda tumbuh menjadi anak-anak, kebanyakan tulang rawan akan digantikan oleh tulang sejati. Tetapi sesuatu yang lain terjadi, yang menjelaskan mengapa 300 tulang saat lahir menjadi 206 tulang pada usia dewasa.

Kebanyakan tulang bayi akan bersatu, sehingga menyebabkan jumlah tulang menjadi berkurang. Ruang yang memisahkan ujung dua tulang akan dihubungkan oleh struktur tulang rawan, seperti jaringan yang terdapat pada hidung.

Proses penyatuan tulang rawan, terjadi di seluruh tubuh. Anda mungkin memperhatikan bahwa ada satu atau lebih bagian lunak di antara tulang-tulang tengkorak seorang. 

"Titik lunak" ini bahkan mungkin membuat Anda sedikit takut, tetapi itu sangat normal. Titik lunak itu disebut fontanel atau ubun-ubun, yang pada akhirnya akan menutup ketika tulang tumbuh bersama.

Proses penggantian tulang rawan menjadi tulang sejati dimulai ketika pembuluh darah kecil - yang disebut kapiler - mengirimkan darah yang kaya nutrisi ke osteoblas, sel-sel yang membentuk tulang. Osteoblas menciptakan tulang yang menutupi tulang rawan pada awalnya dan akhirnya menggantikannya.

Kemudian, pertumbuhan tulang pada anak-anak terjadi pada lempeng pertumbuhan. Jaringan yang tumbuh di setiap lempeng menentukan ukuran dan bentuk tulang terakhir. Ketika seseorang berhenti tumbuh, pelat pertumbuhan menutup.

Pelat pertumbuhan lebih lemah daripada bagian lain tulang anak-anak, dan karenanya lebih rentan mengalami patah tulang dan cedera lainnya. 

Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tulang pada anak-anak?

Proses pertumbuhan dan penyatuan tulang pada anak-anak adalah proses yang luar biasa. Dan untuk memastikan tulang anak Anda tetap sehat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :

  • Mencukupi kebutuhan kalsium anak Anda (dan Anda juga). Tubuh tidak menghasilkan kalsium, jadi semua kalsium yang Anda butuhkan harus dikonsumsi dari makanan atau suplemen. Makanan kaya kalsium yang sehat meliputi produk susu rendah lemak (susu, keju, yogurt), biji-bijian, kacang almond, kacang putih, dan sayuran hijau, seperti bayam.
  • Lakukan latihan angkat beban, seperti berjalan atau mengangkat beban. Latihan yang melatih tulang dan otot dapat membantu meningkatkan kesehatan tulang sepanjang masa dewasa.
  • Pastikan Anda mendapatkan asupan vitamin D yang cukup. Anda dapat mencukupi kebutuhan vitamin D melalui makanan atau melalui suplemen dan tentu saja mendapatkan paparan sinar matahari pagi selama 10-15 menit setiap harinya. Vitamin D membantu tubuh untuk menyerap kalsium. 
  • Mendapatkan asupan protein yang cukup juga penting untuk menjaga kekuatan tulang dan otot dalam jangka panjang. Pastikan untuk memberikan sumber protein yang baik untuk anak-anak sejak dini.

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Uppin S, et al. (2008). Lesions of the bones of the hands and feet: A study of 50 cases [Abstract]. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18466029)
Shah K, et al. (2013). The role of muscle in bone repair: The cells, signals, and tissue responses to injury. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3698863/)
Sanders, RJ, et al. (2002). Management of cervical ribs and anomalous first ribs causing neurogenic thoracic outlet syndrome. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12096257)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app