Masa Subur Pada Wanita

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 26, 2019 Waktu baca: 2 menit
Masa Subur Pada Wanita

Siklus menstruasi terjadi pada wanita. Menstruasi berasal dar bahasa latin yaitu menstrual yang berarti masa 28 hari pada kalender lunar. Menstruasi terjadi pada usia 11 hingga 12 tahun. 

Secara normal siklus tersebut berlangsung selama 28 hari. Dalam siklus menstruasi akan terjadi masa subur atau ovulasi pada hari ke-14. 

Ovulasi merupakan masa yang paling berpengaruh pada meningkatkan potensi kehamilan dimana sel sperma akan menuju sel telur sehingga pembuahan terjadi. Menghitung kapan masa subur sangat bermanfaat bagi anda yang sedang merencanakan kehamilan.

Siklus Menstruasi

Siklus Menstruasi dibagi menjadi 3, yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Fase yang normal akan terjadi pada 28 hari sesuai dengan kondisi kesehatan wanita.

  • Fase Folikular

Fase folikular adalah fase yang terjadi sebelum masa ovulasi. Maka itu fase ini sering disebut fase preovulatori. Pada fase ini akan terjadi pematangan ovum dimana keluarnya darah dari vagina mulai hari pertama siklus menstruasi hingga akhir masa ovulasi.  

Terjadi keterlibatan hormon FSH yang diikuti dengan meningkatnya estradiol pada hormon ovarium. Kondisi ini akan berlangsung mulai hari ke-1 hingga hari ke-14.

Ini merupakan titik masa subur pada wanita. Pada fase ini akan terjadi peningkatan suhu tubuh. Terdapat pule perubahan level hormon dimana terjadi peningkatan hormon estrogen yang diikuti dengan produksi hormon LH, FSH, dan LH Surge. 

Hormon-hormon tersebut menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium.

  • Fase Luteal

Ini merupakan fase yang terjadi setelah fase ovulasi, juga sering disebut fase posovulasi. Pada fase luteal akan terjadi perubahan pada hormon estrogen dan progesteron

Fase ini berlangsung pada hari ke-15 hingga hari ke-28 pada siklus normal. Fase akan terus berulang kembali ke fase pertama bila tidak terjadi pembuahan.

Perencanaan Kehamilan pada Masa Subur

Pada masa subur wanita, terjadi pembentukan sel telur atau oosit. Sel oosit yang telah matang akan dibawa ke rahim. Sel telur akan bertahan selama 1 hari. 

Saat behubungan intim, sel sperma akan menuju sel telur di tuba falopi. Sel telur yang berhasil dibuahi akan menempel ke dinding rahim sehingga terjadi kehamilan. Sel sperma bertahan lebih lama yakni 7 hari. Bila anda sedang merencanakan kehamilan, berhubungan intim pada 2 hingga 4 hari sebelum masa ovulasi adalah waktu yang tepat untuk menjadi pembuahan yang sempurna. 

Perlu diingat bahwa masa subur pada wanita juga dapat berubah setiap siklusnya karena dipengaruhi oleh faktor seperti stres dan pola hidup.

Tanda Ovulasi

Anda dapat mengetahui kapan ovulasi akan terjadi pada siklus menstruasi Anda. Beberapa tanda yang dapat menjadi metode untuk mendeteksi masa subur yaitu:

  • Suhu Tubuh

Suhu tubuh akan menurun pada fase folikular atau preovulasi dan akan meningkat pada fase ovulasi. Suhu dapat diukur pada saat anda sedang beristirahat atau suhu basal dengan termometer basal. 

Catat kapan perubahan suhu itu terjadi pada setidaknya dua atau tiga siklus menstruasi untuk mengetahui hari ovulasi.

  • Lendir

Produksi lendir dengan tesktur yang sedikit bening, kental, dan basah pada dinding rahim akan meningkat pada hari ovulasi yang bertujuan untuk mempermudah jalan masuk sel sperma menuju sel telur di tuba falopi. 

Adanya lendir pada dinding rahim tidaknya muncul pada masa ovulasi, pada fase preovulasi dan posovulasi juga terjadi produksi lendir walau tidak seelastis dan sebanyak masa ovulasi.

  • Gairah Seks Meningkat

Pengaruh hormon saat masa ovulasi membuat gairah seks semakin meningkat.

  • Dengan Alat Pengukur

Fase ovulasi juga dapat dilakukan dengan alat pengukur hormon LH. Hormon LH akan meningkat pada fase ovulasi.

  • Rasa Kram Pada Perut

Nyeri perut bagian bawah dan punggung.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chen L, et al. Borderline ovarian tumors. http://www.uptodate.com/home.
Snyder PJ. Clinical manifestations and evaluation of hyperprolactinemia. http://www.uptodate.com/home.
Asante A, et al. Fertility drug use and the risk of ovarian tumors in infertile women: A case-control study. Fertility and Sterility. 2013;99:2031.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app