Luka Bekas Operasi Sulit Hilang, Ini Yang Bisa Dilakukan

Dipublish tanggal: Feb 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 25, 2019 Waktu baca: 3 menit
Luka Bekas Operasi Sulit Hilang,  Ini Yang Bisa Dilakukan

Kulit manusia bagaikan selembar kain sutra yang bila terdapat sobekan atau lubang kecil saja, dapat membuat perbedaan besar pada penampakannya. 

Selain itu, kulit manusia jika mengalami luka, terbakar, hingga melalui tindakan operasi, dengan mudahnya dapat menimbulkan luka yang membekas dan tidak jarang mengganggu penampilan.

Tahapan penyembuhan luka

Proses penyembuhan luka pada kulit sebenarnya dapat terjadi secara alami, misalnya karena tindakan operasi. Ketika terjadi perlukaan atau sayatan, jaringan kulit akan rusak dan merangsang pengeluaran kolagen untuk proses penyembuhan. 

Proses penyembuhan luka dapat dijelaskan melalui tiga tahapan sebagai berikut:

  • Pembengkakan merupakan tahapan pertama ketika terjadi sayatan atau perlukaan pada kulit. Tubuh akan berespon dengan menghentikan perdarahan dan peningkatan jumlah sel darah putih pada area luka untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri.

    Pada hari kedua hingga ketiga setelah operasi, akan muncul cairan tipis jernih, kekuningan atau sedikit merah muda, yang keluar dari luka. Cairan ini berguna untuk menjaga area luka agar tetap bersih.

    Luka kemudian akan tampak membengkak dan kemerahan pada disertai rasa nyeri dan sensasi hangat yang berlangsung hingga hari kelima setelah operasi. Hal ini adalah proses normal penyembuhan.
  • Perbaikan merupakan tahap kedua, yaitu ketika pembuluh darah yang rusak diperbaiki dan jaringan baru mulai tumbuh. Bagian ujung luka mulai bergabung dan kadang disertai dengan penebalan dan kemerahan. Ketika fase ini terjadi, seseorang akan merasakan gatal di sekitar luka.
  • Peremajaan adalah tahap akhir proses penyembuhan luka. Pada tahap ini proses produksi kolagen terjadi. Produksi kolagen akan terus meningkat selama beberapa bulan dan peningkatan suplai darah di area luka akan meningkat sehingga menyebabkan bekas luka tampak kemerahan, menonjol dan lunak.

    Kolagen kemudian berhenti diproduksi dan sisa kolagen yang terdapat pada bekas luka akan terurai dengan sendirinya. Berhentinya produksi kolagen disertai dengan penurunan suplai darah. Bekas luka akhirnya menjadi lebih halus, lembut, dan berwarna pucat.

    Bekas luka baru sebaiknya dihindarkan dari paparan cahaya matahari langsung selama 6 hingga 9 bulan agar tidak terbakar dan mennimbulkan luka baru.

Berbagai macam jenis bekas luka

Bekas luka akan permanen dan tidak akan pernah hilang dengan sempurna, namun dapat memudar hanya sampai jangka waktu dua tahun untuk kemudian kembali menjadi permanen. 

Biasanya, ukuran bekas luka yang membaik akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ukuran saat terjadi luka baru.

Penampakan luka bergantung pada beberapa faktor, dan faktor-faktor inilah yang menjadi pertimbangan pemilihan metode untuk mengatasi luka misalnya dengan menyamarkan bekas luka atau mengecilkan ukuran luka. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut misalnya:

  • Kedalaman dan ukuran luka. Semakin dalam luka, semakin tinggi risiko bekas luka menjadi permanen.
  • Lokasi tempat terjadinya luka
  • Usia. Semakin bertambah usia, semakin lama waktu yang diperlukan untuk penyembuhan luka.
  • Faktor genetik. Misalnya riwayat keloid pada keluarga, akan meningkatkan risiko seseorang memiliki keloid apabila terluka.
  • Jenis kelamin
  • Etnis atau ras. Pada orang dengan ras tertentu, misalnya Afrika, akan lebih mudah mengalami keloid atau luka hipertropik dibandingkan orang dengan ras Kaukasian.

Terdapat beberapa jenis tipe luka, diantaranya yaitu:

  • Keloid. Merupakan bekas luka yang timbul akibat proses penyembuhan yang berlebihan. Area kulit yang terdapat luka dan bahkan hingga melebihi area bekas perlukaan, tampak menonjol akibat produksi kolagen yang berlebihan pada masa penyembuhan.

    Orang yang memiliki kulit gelap, lebih memiliki risiko munculnya keloid dibandingkan dengan orang yang berkulit terang. Pada jangka panjang, keloid yang terus bertumbuh, dapat mengganggu pergerakan otot dan sendi disekitar daerah luka.
  • Luka hipertropik. Ditandai adanya penebalan pada kulit sehingga nampak seperti keloid disertai adanya kemerahan. Perbedaan luka hipertropik dengan keloid adalah luka hipertropik tidak timbul melebihi lokasi bekas sayatan.

Mengatasi bekas luka

Penanganan bekas luka harus disesuaikan dengan tipe luka, agar dapat dipilih tindakan atau pengobatan yang sesuai.

  • Keloid, dapat diatasi dengan prosedur operasi untuk menghilangkan keloid, injeksi steroid, atau lembaran silikon untuk meratakan keloid. Tindakan cryotherapy merupakan terapi pembekuan dengan cairan nitrogen untuk menghilangkan keloid yang berukuran kecil.
  • Luka hipertropik. Pilihan terapi untuk mengatasi luka hipertropik antara lain injeksi steroid atau lembaran steroid untuk meratakan luka hipertropik.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Open wound care: Types, risks, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/325260.php)
Surgical Wounds: Types, Risk Factors, and Treatment. Healthline. (https://www.healthline.com/health/surgical-wound)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app