Ketahui Penyebab Terjadinya Iritasi Pada Mata

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Ketahui Penyebab Terjadinya Iritasi Pada Mata

Iritasi mata dapat terjadi akibat kontak mata dengan segala sesuatu yang bisa mengganggu fungsi mata untuk sementara. Namun iritasi akan berdampak buruk apabila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. 

Terkadang timbul pula rasa gatal yang membuat anda ingin terus menggosok bagian mata, sehingga mata menjadi merah dan bahkan berair. Selain karena penampilan mata menjadi kemerahan, anda juga tidak bisa beraktivitas dengan normal karena efek iritan yang ditimbulkan.

Dengan demikian anda harus mengetahui beberapa penyebab yang bisa menimbulkan iritasi pada mata, entah karena makanan atau alasan lainnya. Mata menjadi salah satu panca indera yang vital untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga menjaga mata tetap sehat adalah sebuah kewajiban.

Simak beberapa penyebab yang bisa menimbulkan mata anda terkena iritasi berikut ini.

Hadirnya benda asing

Pasir dan debu menjadi salah satu benda yang mudah masuk ke dalam mata. Meskipun tidak dipungkiri bahwa hewan-hewan dengan jenis yang lebih kecil juga dapat masuk ke dalam mata. Benda tersebut dapat membuat mata menjadi perih dan berair.

Jika dibiarkan begitu saja maka dikhawatirkan dapat menggores area kornea dan membuat mata menjadi berwarna kemerahan. Sehingga akan lebih sensitif terhadap penerimaan cahaya yang jatuh ke depan mata.

Anda bisa segera membilas bagian mata dengan air bersih supaya turut membantu dalam mengeluarkan benda asing yang terperangkap di dalam mata. Kemudian segera hubungi dokter apabila benda asing tersebut berupa benda tajam seperti pecahan kaca.

Akibat Iritan

Salah satu penyebab terjadinya iritasi mata adalah karena iritan atau kondisi yang bisa membuat mata anda tidak stabil. Seperti akibat asap rokok, berenang di kolam berkaporit dan udara kering. 

Sehingga membuat mata menjadi perih sampai terkena iritasi. Sebisa mungkin, segera lakukan pencegahan mandiri dengan cara membasahi area mata untuk beberapa saat, sehingga mata kembali segar dan pandangan terlihat jelas.

Alergi

Alergi pada sebagian penderita dapat menjadi penyebab timbulnya mata gatal, merah dan berair. Sehingga peradangan pun terjadi pada lapisan putih mata. Gunakan obat tetes atau konsumsi obat anti alergi dengan dosis yang teratur.

Soft Lens

Penyebab iritasi mata selanjutnya adalah akibat menggunakan soft lens atau lensa kontak dalam waktu yang lama sehingga melukai kornea mata. Semakin lama penggunaan lensa kontak yang terkena iritasi akan membuat mata menjadi kering sehingga hindari pemakaian sementara saat mata sedang terkena infeksi. 

Apabila mata menjadi kering dan menimbulkan gatal di bagian mata tertentu, maka segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penggunaan Eye Make Up

Perhatikan kondisi mata anda apabila diharuskan menggunakan berbagai make up mata, apalagi jika digunakan untuk jangka waktu yang cukup lama. 

Dengan demikian anda perlu membersihkan mata dengan segera apabila timbul gejala iritasi seperti mata menjadi merah dan gatal. Sebagai antisipasi dari berbagai pengobatan medis, maka anda disarankan untuk tidak memakai berbagai riasan mata hingga kurun waktu 4 bulan. 

Kemudian hindari share make up dengan orang lain dan pastikan kualitas produk yang digunakan di berbagai area sensitif seperti mata.

Riwayat Kesehatan

Salah satu penyebab mata iritasi adalah ketika memiliki riwayat kesehatan tertentu yang berkaitan dengan mata atau karena mengonsumsi obat yang bisa berpengaruh pada fungsi mata dengan optimal. 

Seperti terjadinya kemerahan, timbul kerak kemudian disertai dengan perasaan mengganjal di dalam mata dan terjadi pengelupasan kulit di area mata tertentu.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app