KB Kalender, Cara Menghitung untuk Mencegah Kehamilan

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
KB Kalender, Cara Menghitung untuk Mencegah Kehamilan

Menggunakan sistem kalender untuk menghindari maupun merencanakan kehamilan merupakan cara yang terbaik untuk mengatur jarak kehamilan tanpa ada risiko efek samping. Untuk menggunakan metode ini, seorang wanita hanya perlu melacak riwayat menstruasinya selama beberapa bulan sebelumnya.

Dengan menggunakan metode ini Anda dapat menghindari berhubungan seksual di saat dimana peluang terbesar terjadi kehamilan terjadi.

Bagaimana sistem kalender bekerja?

Menurut Jennifer A. Shuford, direktur sains terapan dari Medical Institute for Sexual Health Texas, terdapat celah singkat dan sempit setelah berhubungan seksual bagi sel telur untuk dibuahi. 

Menurut penuturan Jennifer A. Shuford, hampir bisa dipastikan si wanita tidak akan hamil jika selama lima sampai tujuh hari setelah berhubungan seksual ia tidak berovulasi.

Siklus menstruasi sendiri terbagi dalam tiga fase, yaitu periode awal infertilitas (Atau pra-ovulasi infertilitas), periode subur (ovulasi), dan periode tidak subur hingga mulai periode selanjutnya (periode pasca ovulasi).

Perhitungan setiap periode dimulai sejak hari pertama menstruasi, atau disebut hari ke 1. Periode ovulasi atau periode subur sendiri umumnya terjadi 12 hingga 16 hari setelah hari pertama menstruasi. Sementara hari ke 1 hingga 8 merupakan hari tidak subur dimana si wanita mengalami menstruasi. 

Pada masa ini memang tidak memungkinkan melakukan hubungan seksual.

Waktu pembuahan sendiri cukup singkat yaitu satu hingga dua hari setelah sel telur dilepas dari indung (ovulasi). Namun, karena sperma dapat bertahan dalam rahim wanita kurang lebih selama lima hari, sehingga Anda juga harus menghindari berhubungan seksual lima hari sebelum ovulasi terjadi jika tidak ingin hamil

Mengetahui kapan periode ovulasi terjadi dari tanda-tandanya

Kunci dari metode ini adalah mengetahui kapan terjadi ovulasi. Dengan mengetahui kapan terjadinya ovulasi Anda bisa menghindari berhubungan seksual agar tidak terjadi kehamilan. 

Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi sebenarnya tidak hanya bisa diperkirakan dari sistem kalender bulanan namun juga ada gejala tertentu di tubuh yang menunjukkan apakah Anda sedang ovulasi atau tidak. Berikut cara untuk melihat tanda ketika sedang ovulasi:

 Mengecek Lendir dari Leher Rahim Anda

Terjadi perubahan volume dan tekstur lendir yang dihasilkan dari leher rahim selama periode ovulasi. Hal ini dikarenakan selama periode ini terjadi perubahan hormon pada tubuh. Cairan lendir yang dihasilkan cenderung basah, tidak berwarna (bening), serta elastis seperti lem. 

Jika anda menemukan lendir ini pada daerah kewanitaan Anda, artinya Anda sedang mengalami periode ovulasi. Hindari berhubungan seksual saat sedang berada pada periode ini.

Terjadi peningkatan suhu tubuh

Ketika wanita sedang mengalami ovulasi, si wanita akan mengalami perubahan suhu tubuh yang dapat ia cek pada setiap pagi hari sebelum beranjak dari tempat tidur. Ketika sedang mengalami periode ovulasi, wanita akan mengalami peningkatan suhu tubuh sebanyak 0,5 derajat Celcius. 

Untuk mengukur perubahan suhu tubuh yang kecil ini Anda dapat menggunakan termometer basal sehingga dapat mengecek perubahan suhu tubuh dengan detil. Sebaiknya Anda rutin mengecek suhu tubuh sebelum periode ovulasi kira-kira terjadi agar Anda mengetahui suhu tubuh normal harian.

Catat pola periode bulanan Anda

Ketika Anda sudah dapat mengetahui dengan pasti kapan terjadinya ovulasi berdasarkan gejala fisik yang ada pada tubuh Anda selanjutnya, Anda bisa menandainya di kalender. Dengan cara ini Anda bisa mengecek apakah siklus ovulasi dan bulanan Anda teratur atau tidak. 

Dengan mengetahui pola ovulasi, Anda bisa menghindari untuk berhubungan seksual saat ovulasi maupun lima hari sebelum dan tiga hari setelah ovulasi.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Women’s guide to getting the timing right. (2017). (https://yourfertility.org.au/for-women/timing-and-conception/)
Wilcox AJ, et al. (2000). The timing of the “fertile window” in the menstrual cycle: Day specific estimates from a prospective study. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC27529/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app