Hiperkolesterolemia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 7, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 23, 2019 Waktu baca: 3 menit

Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi adalah kondisi kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas nilai normal, yakni kolesterol total di atas 200 mg/dL. 

Kolesterol merupakan zat yang menyerupai lemak dan bersifat lunak yang diproduksi oleh liver secara alami untuk proses pembentukan membrane sel, hormon-hormon tubuh, dan vitamin D. 

Kolesterol tidak dapat larut dalam air (komponen utama darah), sehingga liver memproduksi lipoprotein media transportasi kolesterol dalam tubuh.

Lipoprotein adalah partikel yang terbuat dari lemak dan protein. Lipoprotein mampu mengangkut kolesterol dan trigliserida (salah satu jenis lemak) melalui peredaran darah. Terdapat dua jenis lipoprotein. 

Pertama adalah LDL (low-density lipoprotein) atau yang dikenal dengan kolesterol jahat. Disebut dengan “kolesterol jahat” karena LDL dapat menumpuk pada pembuluh darah arteri dan menyebabkan permasalahan kesehatan serius, misalnya serangan jantung atau stroke

Jenis lipoprotein yang kedua adalah HDL (high density lipoprotein) atau yang dikenal dengan “kolesterol baik” karena berfungsi membantu mengembalikan LDL pada liver untuk dibuang dari tubuh. Apabila kadar LDL dalam tubuh meningkat, kondisi ini juga disebut sebagai hiperkolesterolemia.

Penyebab Penyakit Hiperkolesterolemia

Liver memproduksi sekitar 80% kolesterol tubuh dan sisanya berasal dari konsumsi makanan seperti daging, ungas, telur, dan produk olahan susu. Makanan yang berasal dari tumbuhan, tidak mengandung kolesterol. 

Oleh karena itu, kondisi hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh:

  • Konsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi, lemak jenuh, dan lemak trans dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia.
  • Pola hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga dan merokok
  • Genetik, misalnya riwayat keluarga dengan hiperkolesterolemia, atau yang dikenal dengan istilah medis familial hypercholesterolemia. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak dapat mengeluarkan LDL dari tubuh, sehingga kadar kolesterol total dalam darah mencapai 300 mg/dL dan kadar LDL diatas 200 mg/dL.
  • Adanya penyakit penyerta, misalnya diabetes dan hipotiroidisme yang meningkatkan risiko terbentuknya kolesterol tinggi

Gejala Penyakit Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia biasanya tidak menampakkan tanda atau gejala. Pada banyak kasus, kondisi ini terdeteksi setelah adanya kondisi kegawatdaruratan, misalnya serangan jantung atau stroke. 

Kegawatdaruratan ini tidak akan terjadi sebelum kadar kolesterol tinggi membentuk sumbatan pada pembuluh darah arteri sehingga menyempitkan arteri dan mengurangi jumlah darah yang melewati arteri tersebut bahkan dapat menyebabkan kebuntuan arteri. 

Oleh karena itu, dianjurkan bagi seseorang dengan usia diatas 20 tahun untuk rutin memeriksakan kadar kolesterol darah setidaknya setiap 4 – 5 tahun sekali.

Faktor risiko Penyakit Hiperkolesterolemia

Faktor risiko hiperkolesterolemia yang tidak dapat dikendalikan yaitu:

  • Jenis kelamin. Wanita yang menopause biasanya akan mengalami kenaikan kadar LDL dan berisiko menderita penyakit jantung
  • Usia. Semakin bertambah usia, risiko hiperkolesterolemia semakin meningkat
  • Riwayat keluarga. Risiko hiperkolesterolemia meningkat apabila ayah atau saudara laki-laki menderita penyakit jantung sebelum usia 55 tahun atau sebelum usia 65 tahun pada ibu atau saudara perempuan

Sedangkan untuk faktor risiko yang dapat dikontrol, misalnya:

  • Diet/pola makan
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Jarang berolahraga
  • Konsumsi rokok
  • Adanya penyakit lain seperti diabetes, penyakit ginjal, atau hipotiroidisme

Komplikasi Penyakit Hiperkolesterolemia

Apabila tidak tertangani, hiperkolesterolemia dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri yang seiring berjalannya waktu dapat menyempitkan pembuluh darah (kondisi aterosklerosis). 

Kondisi aterosklerosis ini dapat membatasi aliran darah yang melalui arteri sehingga menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa, misalnya:

  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Angina (nyeri dada)
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit pembuluh darah periferal/tepi
  • Penyakit ginjal kronis

Penanganan Penyakit Hiperkolesterolemia

Dokter akan menyarankan perubahan pola hidup untuk menurunkan kadar kolesterol darah, misalnya dengan menjaga pola makan, menganjurkan untuk rutin berolahraga, atau berhenti merokok. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol.

Rekomendasi pola makan untuk penderita Penyakit Hiperkolesterolemia

  • Membatasi makanan dengan kandungan kolesterol, lemak jenuh, dan lemak trans dengan kadar tinggi
  • Memilih asupan protein kadar rendah dari sumber lain misalnya ayam, ikan, dan kacang-kacangan
  • Makan makanan kaya serat, misalnya buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum utuh
  • Memilih makanan yang dipanggang, direbus, dibakar, dan yang dioven daripada makanan yang digoreng
  • Menghindari konsumsi makanan cepat saji dan junk food

Konsumsi ikan dan makanan lain yang kaya omega-3 dapat juga membantu menurunkan kadar LDL. Contoh makanan dengan kandungan omega-3 tinggi adalah salmon, makarel, kacang walnut, kacang almond, dan alpukat.

Pencegahan Penyakit Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh faktor genetik tidak dapat dilakukan pencegahan. Tetapi apabila disebabkan oleh faktor pola hidup, maka pencegahan dapat dilakukan dengan cara:

  • Konsumsi makanan bernutrisi yang rendah kolesterol dan lemak hewan tetapi kaya serat
  • Menghindari konsumsi alkohol berlebih
  • Menjaga berat badan normal/sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Tidak merokok
  • Rutin melakukan pemeriksaan kadar kolesterol

20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Moll, J. Verywell Health (2018). Can Adding Barley to Your Diet Help Lower Your Cholesterol? (https://www.verywellhealth.com/can-barley-lower-your-cholesterol-697944)
Ross, et al. Healthline (2016). Cholesterol Test. (https://www.healthline.com/health/cholesterol-test)
Cruickshank, et al. Healthline (2018). Everything You Need to Know About High Cholesterol. (https://www.healthline.com/health/high-cholesterol)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app