HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Gejala Mimisan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 6, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Mimisan yang dalam istilah kedokteran disebut dengan epistaksis adalah suatu kondisi dimana terjadi pendarahan dari lubang hidung, rongga hidung, atau nasofaring (struktur di dalam rongga mulut yang menghubungkan hidung dengan trakea/ jalan nafas).

Mimisan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di dalam hidung. Mimisan mungkin terjadi secara spontan atau mungkin juga dapat disebabkan oleh trauma.

Mimisan umumnya tidak mengancam jiwa dan biasanya berhenti sendiri sendiri tanpa penanganan khusus. Berdasarkan lokasi pendarahan Mimisan dapat dibagi menjadi 2 kategori: anterior (di depan hidung) atau posterior (di belakang hidung).

Sekitar 60% dari populasi pasti pernah mengalami mimisan pada satu waktu, 6% kasus epistaxis yang terjadi,  membutuhkan perawatan profesional. Penyebab mimisan biasanya idiopatik (tidak diketahui), tetapi bisa juga disebabkan oleh trauma, penggunaan obat, tumor, atau operasi hidung / sinus.

Walaupun umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus, namun pada beberapa kondisi tertentu, epistaxis perlu ditangani secara khusus. Ada berbagai macam Pengobatan epistaksis yang dapat dilakukan. Yaitu:

  • Menekan hidung (yaitu mencubit hidung pada bagian little’s area, yakni tepat di bawah tulang hidung)
  • Penggunaan Dekongestan
  • kauter kimia atau listrik (membakar pembuluh darah agar tertutup)
  • agen hemostatik (terapi topikal) untuk menghentikan pendarahan)
  • Membungkus hidung yang mimisan
  • embolisasi (prosedur untuk menempatkan material di dalam pembuluh untuk menghentikan pendarahan), dan
  • ligasi arteri bedah (mengikat pembuluh darah)

Perlu diingat bahwa tidak ada pengobatan definitif tunggal untuk penanganan mimisan  

Bagaimana mimisan bisa terjadi? ini penyebabnya

Secara garis besar, Penyebab epistaksis dapat dibagi menjadi 3:

  • Faktor Lokal
    (misalnya, trauma, iritasi mukosa, kelainan pada sekat hidung, peradangan, tumor).
  • Faktor Sistemik
    (misalnya, kelainan darah seperti pada hemofilia, hemoragik herediter).
  • Penyebab Idiopatik
    (tidak diketahui). Faktor lokal adalah penyebab paling umum.

Faktor Lokal

  • Membuang ingus terlalu keras.
  • Ketika anda sedang flu dan tidak enak badan, biasanya tubuh akan merespon dengan bersin dan mengeluarkan ingus. Ingus yang muncul di hidung wajib dikeluarkan, namun terkadang beberapa orang membuang ingus terlalu keras, sehingga dapat menimbulkan mimisan.
  • Terlalu dalam mengorek hidung
  • Kebiasaan mengorek hidung atau yang biasa dikenal dengan istilah mengupil sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang. Namun demikian perlu diperhatikan, karena kegiatan ini dapat berbahaya bagi hidung anda, dan berpotensi menimbulkan gejala mimisan apabila terlalu dalam mengorek hidung anda terutama ketka anda tidak sengaja melukai bagian dalam hidung.

  • Perubahan tekanan udara.
  • Merupakan salah satu faktor alam yang berperan dalam menimbulkan gejala – gejala mimisan. Perubahan tekanan udara dapat menimbulkan terjadinya mimisan. Biasanya perubahan tekanan udara ini muncul pada 2 kondisi, yaitu :
  • Udara yang terlalu panas

  • Udara yang terlalu dingin
  • Tumor Pada Rongga Hidung
  • Tumor rongga hidung, sinus, dan nasofaring juga dapat menyebabkan perdarahan berulang. Secara umum, mimisan satu sisi yang berulang harus dievaluasi dengan endoskopi (pelingkupan) dengan atau tanpa pemeriksaan radiology untuk memastika tumor atau bukan.

  • Iritasi akibat senyawa kimia
  • Selain akibat allergen dan polutan di udara, mimisan juga dapat terjadi karena adanya iritasi pada bagian rongga dan pangkal hidung yang disebabkan oleh adanya senyawa atau bahan kimia yang masuk ke dalam hidung. Beberapa bahan kimia dapat menimbulkan reaksi gatal dan pendarahan pada bagian hidung apabila terhirup. Untuk menghindari hal ini, maka disarankan untk :  

Faktor Sistemik

  • Penggunaan jenis obat – obatan
  • Mimisan juga dapat terjadi karena efek atau pengaruh dari penggunaan obat – obatan tertentu. jenis obat – obatan ini dapat membuat pendarahan pada bagian hidung karena kandungan kimianya. Berikut ini adalah beberapa jenis obat – obatan yang berpotensi menimbulkan gejala mimisan:
  • Aspirin

  • Antikoagulan

  • Inhaler yang digunakan secara berlebihan
  • Alergi
  • Pada beberapa kasus, mimisan dapat terjadi karena seseorang mengalami alergi terhadap polutan dan allergen yang ada di udara. Polutan dan allergen yang ada di udara ini terhirup masuk ke dalam tubuh melalui hidung secara tidak sengaja, dan beberapa polutan atau allergen dapat menimbulkan alergi, terutama bagi orang yang sensitive hidungnya. Berikut ini beberapa jenis allergen dan polutan yang dapat menyebabkan mimisan :
  • Debu dan pasir

  • Asap kendaraan bermotor

  • Asap rokok

  • Bau yang menyengat, seperti bau durian dan bau sampah

  • Kapuk atau bulu, terutama pada bantal dan guling

  • Adanya suatu kelainan pada sistem pembekuan darah
  • Beberapa orang memiliki kondisi yang berbeda dari kondisi orang normal pada umumnya. Apabila pada umumnya luka yang dialami oleh seseorang dapat kering dan sembuh dalam waktu singkat, maka penderita Hemophilia (kelainan dalam sistem pembekuan darah) akan sulit dalam melakukan proses tersebut. Salah satu gejala utama dari hemophilia adalah terjadinya pendarahan pada bagian – bagian tubuh, salah satunya adalah pada bagian hidung (mimisan).
  • Efek atau gejala dari penyakit – penyakit tertentu
  • Selain sebagai suatu gejala yang dapat muncul dengan sendirinya, ada beberapa jenis penyakit yang diidap oleh seseorang dapat menimbulkan mimisan. Singkatnya adalah, mimisan merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan suatu penyakit.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app