Gejala Epilepsi pada Bayi

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Epilepsi atau lebih dikenal sebagai penyakit ayan di Indonesia ini selain dapat terjadi pada orang dewasa, juga dapat diderita oleh bayi kecil. Ya, penyakit epilepsi ternyata tidak pandang bulu dan mengenal usia. 

Penyakit ini juga dipandang menakutkan bagi sebagian orang dikarenakan penyakit epilepsi belum dapat disembuhkan namun dapat diobati dalam jangka waktu yang panjang, pengobatannya hanya bertujuan agar para penderita epilepsi dapat menjalani aktifitas sehari-harinya secara normal. 

Lalu apa itu sebenarnya epilepsi pada bayi dan apa saja tanda-tandanya? Yuk simak artikel satu ini untuk mengetahui jawabannya.

Apa itu Epilepsi?

Epilepsi merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem gangguan saraf otak sehingga mengalami kelainan dan membuat penderitanya mengalami kejang secara mendadak dan berlebihan atau berulang-ulang  bahkan hingga tidak sadarkan diri dalam beberapa waktu tertentu. 

Serangan epilepsi juga dpaat terjadi kapan saja dan dimana saja sehingga bagi sebagian orang, penyakit ini merupakan penyakit yang menyeramkan walaupun sebenarnya penyakit ini tidak menular.  

Epilepsi juga dapat menyerang bayi dikarenakan adanya gangguan pada syaraf-syaraf otak yang mengatur sistem pendengaran, penglihatan, gerak, otot, pikiran dan sebagainya. Bayi yang baru lahir maupun bayi yang sudah berumur beberapa hari memiliki kemungkinan menderita epilepsi.  

Epilepsi juga dibagi menjadi dua kategori. Yang pertama ialah epilepsi idopatik yaitu epilepsi tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua ialah epilepsi sekunder atau epilepsi simtomatik yaitu epilepsi yang diketahui sumber dan penyebabnya. 

Penyebab epilepsi simtomatik biasa dikarenakan adanya kerusakan otak saat sebelum kelahiran atau saat proses kelahiran bayi. Hal tersebut bisa dikarenakan akibat adanya trauma saat itu atau dikarenakan sempat terganggunya oksigenasi atau gagal napas saat kelahiran. 

Selain itu terdapat beberapa penyebab umumyang sering ditemukan pada kasus epilepsi yang menimpa bayi:

  • Terjadi kondisi pembentukan otak yang kurang sempurna atau malforasi otak.
  • Bayi mengalami kekurangan oksigen saat proses persalinan atau setelah dilahirkan.
  • Adanya gangguan kekurangan nutrisi pada bayi yang menyebabkan kadar gula yang rendah, gangguan elektrolit, kekurangan makanan yang mengandung kalsium dan kekurangan makanan yang mengandung magnesium.
  • Gangguan metabolisme yang terjadi selama janin berada dalam masa pertumbuhan di kandungan.
  • Bahaya narkoba pada ibu hamil yang melahirkan bayinya serta konsumsi alkohol yang berlebihan.
  • Infeksi pada otak bayi yang disertai dengan demam atau kejang.

Untuk kamu ketahui bahwa epilepsi idopatik tidak dapat dicegah, namun sebaiknya dilakukan segala pencegahan agar tidak terjadinya epilepsi simtomatik, seperti mencegah terjadinya cedera kepala

Jika terjadi serangan epilepsi, maka orang tua perlu mengetahui tanda dari serangan kejang pada epilepsi, karena gejala epilepsi pada bayi sedikit berbeda dari orang dewasa.

Gejala Epilepsi pada Bayi

Kejang otot

Kejang Otot merupakan tanda yang umum dan utama yang terjadi pada serangan epilepsi. Namun tidak semua bayi mengalami kejang-kejang. Pada bayi yang mengalami kejang umumnya bisa dilihat dari perubahan yang terjadi pada bagian wajah seperti di bagian alis dan mata. 

Gerakan pada mata bisa berupa arah penglihatan yang miring, kedipan mata yang berulang atau arah bola mata hanya tertuju pada satu titik dan diam. Akar tampak seperti sebuah penglihatan kosong. Sedangkan pada bagian alis bisa saja gerakannya tiba-tiba alis bergetar secara berulang.

Perubahan gerakan mulut

Diluar pada gerakan pada alis dan mata, gejala epilepsi juga dapat diketahui dari kejang di bagian mulut. Pada gerakan mulut, bayi bisa bisa membuat bentuk bibir seakan sedang menghisap, padahal bayi sedang tidak menyusui. 

Gerakan lain yang dapat terjadi juga bayi bisa menjulurkan lidah dan mengeluarkan air liur yang tidak terkontrol.

Gerakan Abnormal pada lengan tangan atau kaki Bayi

Bila bayi tiba-tiba menunjukan perubahan gerak tangan atau kaki yang abnormal seperti orang yang sedang bertinju atau mendayungkan tangan seperti sedang berenang atau bersepeda, ini bisa jadi pertanda bahwa bayi mungkin mengalami gejala epilepsi. 

Di beberapa kasus bahkan ditemukan bayi secara tiba-tiba memukul-mukul dan meremas bibirnya sendiri.

Bila bayi mengalami gejala seperti yang dijelaskan diatas, lekaslah kamu membawa bayimu ke dokter anak kepercayaanmu. Ingat jangan panik dan jangan memasukan benda apapun ke dalam mulut bayi agar sistem pernafasan bayi tidak terganggu. 

Segera konsultasikan keadaan bayi ke dokter sehingga bayi cepat mendapatkan penanganan medis yang tepat untuk mengobati gejala penyakit epilepsi. 


35 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Seizures in Children: Diagnosis, Causes, Signs, Treatments. WebMD. (https://www.webmd.com/epilepsy/epilepsy-in-children)
Epilepsy in children: Types, symptoms, diagnosis, and treatment. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/327288.php)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app