ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Dydrogesterone: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Sep 17, 2020 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Dydrogesterone adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi endometriosis, keguguran berulang, gangguan menstruasi, hingga kemandulan.
  • Dydrogesteron dapat mengurangi pertumbuhan endometrium dan melepaskan sel rahim secara normal, sehingga siklus haid jadi lebih teratur.
  • Dosis dydrogesterone untuk gangguan menstruasi adalah 10 mg pada resimen siklis. Dosis disesuaikan dengan keluhan pasien.
  • Efek samping dydrogesteron meliputi mual muntah, mulut kering, sakit kepala, pusing, kelelahan, emosi tidak stabil, sakit perut, dan nyeri otot.
  • Tidak untuk wanita usia < 18 tahun, ibu hamil atau menyusui, dan pasien yang mengalami perdarahan vagina, gangguan trombosit, atau gangguan hati serius.
  • Klik untuk mendapatkan dydrogesterone atau alat kontrasepsi & hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Dydrogesterone adalah hormon progesteron sintesis yang tidak bersifat androgenik mauppun estrogenik. Obat hormonal yang satu ini biasa digunakan untuk mengatasi endometriosis, keguguran berulang, gangguan menstruasi, potensi keguguran, hingga kemandulan. 

Dygosteron bekerja dengan cara mengurangi pertumbuhan endometrium dan mengaktifkan reseptor progesteron. Proses ini akan membantu melepaskan sel rahim secara normal sehingga siklus haid jadi lebih teratur.

Tidak seperti senyawa progestasional lainnya, dydrogesterone tidak menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan tidak menghambat ovulasi.

Mengenai Dydrogesterone

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Tablet 10 mg

Kandungan

Dydrogesterone

Manfaat Dydrogesterone

Berbagai manfaat dydrogesterone adalah sebagai berikut:

  • Memperbaiki siklus haid yang tidak teratur akibat gangguan hormon progesteron, seperti dismenore dan amenore;
  • Mengatasi endometriosis;
  • Mencegah ancaman keguguran;
  • Mengatasi kemandulan.

Kontraindikasi

Tidak semua orang bisa menggunakan dydrogesterone, terutama orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Wantia di bawah usia 18 tahun;
  • Ibu hamil dan menyusui;
  • Meningioma;
  • Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis;
  • Memiliki riwayat gangguan hati serius;
  • Gangguan trombosit;
  • Penyakit serebrovaskular atau koroner;
  • Pernah atau diduga mengidap karsinoma payudara atau organ kelamin.

Efek samping Dydrogesterone

Sama seperti obat lainnya, dydrogesterone juga dapat menimbulkan efek samping pada sebagian orang. Berat atau ringannya efek samping tergantung dari usia, dosis penggunaan, sistem imun, dan respon tubuh pasien terhadap pengobatan.

Sejumlah efek samping dydrogesterone yang dapat terjadi antara lain:

  • Mual atau muntah
  • Mulut kering
  • Sakit kepala atau pusing
  • Kelelahan
  • Gampang marah
  • Emosi tidak stabil
  • Nyeri otot
  • Sakit perut dan menggelembung

Kemungkinan ada efek samping lainnya yang dapat terjadi, namun tidak disebutkan di atas. Jika efek samping berlanjut atau bahkan memburuk, segera periksakan diri ke dokter.

Dosis Dydrogesterone

Dosis dydrogesterone bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung usia, keparahan penyakit, dan respon tubuh pasien terhadap pengobatan. 

Dosis dydrogesterone yang umum diresepkan untuk orang dewasa adalah:

  • Gangguan menstruasi: 10 mg pada resimen siklis;
  • Ancaman keguguran: dosis awal 40 mg diikuti 10 mg atau lebih setiap 8 jam, lalu dilanjutkan sampai seminggu setelah gejalanya berkurang. Kurangi dosis secara bertahap, kecuali jika gejalanya kambuh lagi;
  • Kemandulan: 10 mg;
  • Perlindungan endometrium selama terapi penggantian hormon menopause: 1-2 x sehari 10 mg setiap hari dalam resimen siklis, atau 5 mg setiap hari.

Interaksi Dydrogesterone

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan dydrogesterone adalah:

  • Asam asetilsalisilat: menurunkan efektivitas obat;
  • Obat pengencer darah, seperti kumarin atau warfarin: menyebabkan darah lebih sukar membeku;
  • Doxycycline: menurunkan konsentrasi serum dydrogesterone;
  • Ritonavir: meningkatkan konsentrasi serum dydrogesterone;
  • Karbamazepin, fenobarbital, rifampisin, efavirenz: meningkatakn metabolisme obat.

Kemungkinan ada daftar obat lain yang berpotensi berinteraksi dengan dydrogesterone, namun belum tercantum di atas. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. 

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan dydrogesterone adalah sebagai berikut:

  • Obat dapat diminum dengan atau tanpa makanan;
  • Tidak untuk wanita usia < 18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui;
  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi atau penyakit tertentu;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal tertentu guna mencegah interaksi obat.

Artikel terkait:


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Gynecological Endocrinology. Dydrogesterone use in early pregnancy. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26800266/). 22 Januari 2016.
Journal of Maternal-Fetal & neonatal Medicine. Oral dydrogesterone treatment during the first trimester of pregnancy: the prevention of miscarriage study (PROMIS). A double-blind, prospectively randomized, placebo-controlled, parallel group trial. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16318978/). Oktober 2005.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app