Dampak Buruk AC Sentral Bagi Kesehatan

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Dampak Buruk AC Sentral Bagi Kesehatan

AC atau air conditioner merupakan alat pendingin ruangan yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan kita yang hidup di negara beriklim tropis. Dengan adanya AC di dalam ruangan, udara panas dapat diubah menjadi lebih sejuk dan nyaman.

Salah satu bentuk AC yang sering digunakan di dalam ruangan adalah AC sentral, AC yang dipasang di atas langit-langit dengan tempat yang khusus dibangun sebagai tempat meletakkan AC.

Dampak Negatif Penggunaan AC Sentral

Meski membantu menghalau udara panas, terdapat dampak negatif dari penggunaan AC yang banyak kita temui di perkantoran ini: 

1. Memicu terjadinya masalah pada saluran pernapasan

AC sentral yang terus-menerus menyala di dalam ruangan dapat menciptakan kondensasi pada bagian pendinginnya dan pada penyaringnya, yang dapat menjadi tempat ideal bagi jamur dan mikroorganisme lain untuk berkembang biak. Melalui sistem ventilasi AC, jamur dan mikroorganisme lain ini dapat masuk ke sistem pernapasan kita dan menyebabkan semakin parahnya kondisi asma, bronkitis, dan penyakit pernapasan lainnya, hingga dapat terjadi infeksi paru-paru, sesak napas, batuk rejan, hingga reaksi serius lainnya.

2. Kontaminasi pada udara di dalam ruangan

Menurut Environmental Protection Agency (EPA), polusi di dalam ruangan dapat berlangsung dalam kadar lebih tinggi dibandingkan dengan udara di luar ruangan. Kebanyakan orang menghabiskan waktu lebih lama di dalam ruangan, meningkatkan risiko terjadinya masalah pada pernapasan dan masalah penyakit jantung.

Penggunaan AC sentral dapat memicu terjadinya penyebaran bakteri, jamur, virus hingga serbuk sari yang jika masuk ke saluran pernapasan dan mengendap akan menyebabkan timbulnya penyakit. AC sentral tidak menghadirkan udara segar ke dalam ruangan, karenanya, seringlah membuka jendela Anda untuk memungkinkan pertukaran udara saat AC sentral tidak dinyalakan. 

3. Dapat menjadi sarana penyebaran penyakit

AC sentral memiliki kaitan yang erat dengan penyebaran sebuah penyakit pernapasan di tahun 1980 yang terjadi di Memphis, Amerika Serikat. Saat itu, ditemukan adanya bakteri L. pneumophila di dalam air saringan AC. Udara yang dikeluarkan dari AC tersebut kemudian menyebarkan bakteri ini dan menyebabkan setidaknya 44 orang terjangkit penyakit ini. 

4. Menjadi penyebab penyebaran penyakit di dalam gedung perkantoran

Salah satu pengguna AC sentral yang paling utama adalah gedung-gedung perkantoran umum yang banyak menjadi tempat persinggahan orang-orang yang bekerja di dalamnya setiap harinya. Gejala dari penyakit yang mungkin terjadi akibat udara dari AC sentral ini biasanya berupa rasa sakit kepala, rasa lelah, iritasi membran lendir, kesulitan pernapasan dan iritasi kulit.

Hal ini dapat terjadi karena adanya kontaminasi terhadap udara yang beredar di dalam ruang tertutup yang berasal dari AC sentral. Biasanya, penyakit ini hanya dialami oleh orang-orang yang bekerja di dalam gedung dengan AC sentral, dialami saat mereka memasuki gedung tersebut seperti adanya semacam reaksi alergi, dan akan sembuh dengan sendirinya begitu mereka keluar dari ruangan ber-AC sentral tanpa ventilasi udara yang memadai.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zhan X, et al. (2015). Air-conditioner filters enriching dust mites allergen. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4443215/)
Stuckey B, et al. (2018). An unusual hazard of menopause in the workplace: A case report [Abstract]. DOI: (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13697137.2018.1455658)
Spencer E. (2012). Fight fall allergies and save energy by checking your HVAC system. (https://www.energy.gov/energysaver/articles/fight-fall-allergies-and-save-energy-checking-your-hvac-system)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app