Bupivacaine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Jan 14, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Bupivacaine?

Bupivacaine merupakan obat berjenis anestetik lokal golongan amide. Obat bius ini dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit akut, rasa sakit pasca operasi, dan juga untuk anestesi bedah. Bentuk sediaan bupivacaine berupa injeksi yang diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh. Oleh karena itu, bupivacaine termasuk kedalam obat golongan keras yang hanya dapat digunakan dengan resep dokter.

 Cara Kerja

Bupivacaine merupakan anestetik lokal yang bekerja dengan memblokade inisiasi dan konduksi impuls saraf yang mengurangi permeabilitas membrane neuronal ke ion Natrium, sehingga mengakibatkan penghambatan depolarisasi tanpa blockade konduksi. Penghambatan rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh saraf menuju otak inilah yang digunakan untuk memberikan efek bius ketika diberikan bupivacaine secara injeksi. 

Bupivacaine memiliki onset kerja yang cepat 1-17 menit (tergantung rute dan dosis) dengan durasi 2-9 jam (tergantung rute dan dosis). Bupivacaine ini memiliki konsentrasi plama puncak 30-45 menit, berdistribusi dengan melintasi plasenta dan memasuki ASI (dalam jumlah keci). Bupivacaine terikat pada protein plasma sekitar 95% dan dimetabolisme di hati melalui konjugasi dengan asam glukoroat. Selain itu, bupivacaine dieksresikan melalui urin sebagai metabolit dan 5-6% dieksresikan sebagai obat yang tidak berubah. Waktu paruh dari bupivacaine adalah 1,5-5,5 jam.

 Manfaat dan Efek samping                               

Bupivacaine bermanfaat untuk meredakan nyeri akut saat persalinan atau prosedur medis tertentu, memberikan efek kebas selama operasi, dan mengatasi nyeri pasca operasi. Bupivacaine juga dapat berpotensi untuk memberikan efek yang tidak diinginkan. 

Efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan bupivacaine adalah bengkak pada wajah, tangan, dan kaki, gangguan bicara serta penglihatan, peningkatan detak jantung, demam, keringat berlebihan, pusing atau pingsan, kesemutan pada tangan atau kali, kesulitas bernapas, kelelahan dan rasa lemah yang tidak biasa, pertambahan atau penurunan berat badan yang tidak biasa, air seni keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali. Apabila gejalan ini dirasakan setelah pemberian bupivacaine, segera beritahukan dokter dan petugas medis yang menangani Anda.

 Dosis

Dosis bupivacaine yang digunakan untuk mengatasi nyeri akut

Blok lumbar pada nyeri persalinan

  • Konsentrat cairan 0,25%: 15-30 mg
  • Konsentrat cairan 0,375% 22,5-45 mg
  • Konsentrat cairan 0,5%: 30-60 mg
  • Konsentrat cairan 0,1%: 10-15 mg/jam
  • Konsentrat cairan 0,125% 10-15 mg/jam melalui infus

Blok kaudal pada nyeri persalinan

  • Konsentrat cairan 0,25%: 25-50 mg
  • Konsentrat cairan 0,375%: 37,5-75 mg
  • Konsentrat cairan 0,5%: 50-100 mg

Atasi nyeri pasca operasi

  • Konsentrat cairan 0,1%: 4-15 mg/jam
  • Konsentrat cairan 0,125% 5-15 mg/jam melalui infus epidural
  • Bunionectomy: 106 mg sebagai dosis tunggal
  • Haemorrhoidectomy: 266 mg sebagai dosis tunggal

Anestesi bedah digunakan infiltrasi lokal 0,25% hingga 150 mg

Blok saraf perifer

  • Konsentrat cairan 0,25%:12,5 mg
  • Konsentrat cairan 0,5%: 25 mg; dosis hingga 150 mg juga dapat diberikan

Blok retrobulbar dalam operasi mata

  • Konsentrasi cairan 0,75%: 15-30 mg

Blok saraf simpatik

  • Konsentrasi cairan 0,25%: 50-125 mg

Blok epidural lumbar

  • Konsentrat cairan 0,25%: 25-50 mg
  • Konsentrat cairan 0,5%: 50-100 mg

Blok kaudal

  • Konsentrat cairan 0,25%: 37,5-75 mg
  • Konsentrat cairan 0,75%: 75-150 mg

Blok tulang belakang

  • Konsentrat cairan 0,5%: 10-20 mg

 Dosis yang diberikan kepada pasien berdasarkan instruksi dari dokter. Bupivacaine diberikan melalui suntikan di rumah sakit atau klinik gigi. Setelah itu keadaan vital pasien akan diamati secara teliti oleh dokter atau tenaga medis, dalam hal ini keadaan vital yang dimaksud termasuk tekanan darah dan kadar oksigen. 

Interaksi

Bupivacaine dapat berinteraksi jika diberikan bersamaan dengan anastesi lokal tipe amida (misalnya lidocaine dan mexiletine) dapat meningkatkan efek toksik sistemik aditif. Obat anti aritmia yang diberikan bersamaan dengan bupivacaine dapat meningkatan risiko depresi miokard. Peningkatan efek samping bupivacaine bila digunakan secara bersamaan dengan hyaluronidase. 

Penurunan bersihan ginjal dapat menghasilkan peningkatan konsentrasi plasma dengan simetidin dan ranitidine. Peningkatan risiko efek samping bupivacaine apabila digunakan bersamaan dengan obat golongan beta bloker (penghambat beta) dan Calsium Channel Bloker (penghambat kalsium).


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app