Berikut Alasan Mengapa Seseorang Jadi Tidak Produktif Saat Patah Hati

Dipublish tanggal: Jul 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Berikut Alasan Mengapa Seseorang Jadi Tidak Produktif Saat Patah Hati

Patah hati tidak hanya membunuh romansa kehidupan seseorang, tapi juga dapat mengganggu hampir setiap aspek kehidupannya. 

Seseorang yang patah hati biasanya merasa tidak ingin melakukan hal-hal yang disukai dan tidak bisa berhenti memikirkan tentang mantan, dan mungkin merasa sangat sulit untuk fokus pada pekerjaan. 

Saat seseorang jatuh cinta, mereka akan mengalami peningkatan aliran hormon ke otak termasuk hormon oksitosin, dopamin, dan hormon seks seperti estrogen dan testosteron

Hormon lain, seperti adrenalin dan serotonin juga dapat membuat jantung berdetak lebih cepat. Serotonin merupakan hormon yang berperan utama dalam mengatur suasana hati. 

Jika kadar hormon tersebut tinggi di dalam tubuh, maka rasa bahagia akan muncul. Meningkatnya semua hormon tersebut memainkan peran utama dalam perasaan intens seperti kegembiraan, ketertarikan, dan euforia.

Namun saat patah hati terjadi, hormon-hormon yang mengatur kesenangan tersebut akan menurun secara drastis dan membuat orang menjadi berlarut-larut dalam kesedihan, tidak produktif dan kurangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari mereka.

Akhir dari suatu hubungan akan terasa berat karena kehilangan orang yang dicintai. Sulit untuk menerima bahwa orang yang Anda cinta tidak bertahan lama dalam hidup Anda. 

Tentu saja, penting untuk menjalani kehidupan dan move on saat mengalami rasa patah hati.

Jadi, bagaimana Anda menyembuhkan rasa patah hati? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan rasa patah hati dan kembali produktif lagi.

Manfaatkan waktu yang ada

Putus hubungan dapat memicu reaksi kimia, emosi, dan fisik yang menyebabkan Anda merasa kesepian, merasa tidak dicintai , tertekan, dan tidak berharga. 

Hal tersebut tidak akan hilang dengan penampilan rambut baru, atau pergi bersenang- senang di klub.

Alih-alih mendorong diri Anda untuk move on dengan cepat, luangkan waktu untuk menerima perasaan dan kenyataan yang ada. 

Memendam emosi Anda mungkin tampak seperti ide yang baik, namun hal tersebut hanya bertahan dalam jangka waktu yang pendek. 

Memendam perasaan dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang tidak diinginkan, seperti kepahitan, pandangan buruk tentang suatu hubungan, ketakutan memulai hubungan yang baru, depresi, dan lain-lain. 

Oleh karena itu, luangkanlah waktu yang Anda miliki untuk memanfaatkan waktu yang ada, tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan belajar dari pengalaman masa lalu.

Mencoba untuk Membuka Diri

Saat patah hati sebaiknya Anda tidak menutup diri agar tidak terlalu bersedih dan dapat menjalin relasi yang lebih baik dengan orang di sekeliling Anda.

Semakin Anda terpuruk dan menutup diri akibat patah hati yang telah lalu, semakin sulit juga untuk Anda move on.

Anda juga perlu mengakui kenyataan bahwa hubungan tersebut telah berakhir. Jangan membohongi diri dengan tetap berusaha berharap pada kekasih lama Anda dan menganggap hubungan masih tetap dapat diperbaiki dan berjalan seperti biasa. Cobalah untuk membuka diri untuk orang lain.

Bermeditasi

Melakukan meditasi dapat membantu Anda meredakan stress/ depresi pasca patah hati. Melakukan teknik pernapasan juga dapat membantu menenangkan pikiran dan membuat Anda lebih rileks. 

Fokuskan perhatian Anda pada pernapasan atau pada bagian tubuh Anda saat Anda bermeditasi. Hal tersebut dapat menenangkan otak dan mengalihkan pikiran Anda dari masalah. 

Latihan meditasi seperti tai chi, dan yoga juga merupakan cara yang bagus untuk menenangkan diri pasca patah hati.

Luangkan waktu dengan orang-orang terdekat

Habiskan waktu berkualitas bersama teman-teman Anda. Teman-teman terdekat umumnya dapat membantu Anda, menghibur, dan membuat Anda bersenang-senang serta mengalihkan perasaan patah hati. 

Anda tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa. Cobalah merencanakan untuk nonton film, pergi berlibur bersama, atau mencoba restoran baru. 

Ingat kesenangan yang Anda miliki bersama mereka dan cobalah untuk mendapatkan kembali bagian hidup Anda.

Tidak perlu sedih berlarut-larut saat patah hati, hidup Anda tidak akan berakhir hanya karena patah hati. Rasa sedih dan kecewa memang wajar Anda rasakan. 

Untuk itu, Cobalah untuk lebih intropeksi diri mengenai pengalaman Anda di masa lalu. Belajar dari kesalahan yang lalu dan coba untuk memperbaikinya. Cintailah diri Anda sebelum Anda mencintai orang lain. 


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Should we break up? Dating basics. (2017). (https://www.loveisrespect.org/dating-basics/should-we-break-up)
Rhoades GK, et al. (2012). Breaking up is hard to do: The impact of unmarried relationship dissolution on mental health and life satisfaction. DOI: (https://doi.org/10.1037%2Fa0023627)
Perilloux C. (2008). Breaking up romantic relationships: Costs experienced and coping strategies deployed. DOI: (https://doi.org/10.1177/147470490800600119)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app