Bahaya Rokok Vape dan Elektrik pada Paru-Paru

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Bahaya Rokok Vape dan Elektrik pada Paru-Paru

Vape alias rokok elektrik memang tengah digandrungi oleh kawula muda. Banyak yang berpendapat bahwa vape lebih aman dibanding merokok biasa. Namun, apakah hal tersebut benar? Selain itu, vape lebih digandrungi karena cocok dengan gaya modern khas anak muda. 

Mengingat untuk menyalakan rokok sendiri Anda tidak perlu bahan tembakau atau sebagainya. Lantas pertanyaannya, apakah di dalam vape itu tidak ada nikotin yang merusak tubuh dan paru-paru? Nah, Anda yang penasaran bisa simak pembahasannya berikut.

Sebenarnya vape dan rokok tembakau itu sama saja. keduanya memiliki nikotin yang tetap saja merusak tubuh. Hanya saja yang membedakan disini adalah nikotin dalam vape lebih modern. Karena tidak dalam bentuk tembakau utuh. Hanya saja vape mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau. 

Yang membedakan adalah ekstraknya dicampur dengan varian rasa yang berbeda dan bisa disesuaikan dengan keinginan penggunanya masing-masing. Ya, dari sini kita tahu bahwa keduanya memang memiliki nikotin. Lantas, apakah vape merusak atau berbahaya untuk paru-paru? 

Mari kita cari tahu jawabannya di pembahasan berikut.

Apakah vape berbahaya untuk paru-paru?

Asap yang dihasilkan dari bakaran tembakau dianggap memang sangat merusak tubuh, khususnya bagian organ dalam paru-paru. Komponen asap ini berisi bahan karsinogen yang bisa menyebabkan kanker bagi para penggunanya. 

Sedangkan bahan nikotin sendiri adalah bahan yang tidak termasuk kedalam karsinogen. Hanya saja nikotin merupakan bahan yang berasal dari zat adiktif yang membuat seseorang ingin terus merokok alias membuat seseorang kecanduan. Yang tentu saja asap rokok ini terus menumpuk didalam paru-paru.

Lantas, sekarang bagaimana dengan vape yang nyatanya tidak ada unsur tembakaunya? Lantas, apakah nikotin didalam vape tersebut aman untuk paru-paru manusia? Para peneliti memang sudah melakukan percobaan untuk menjawab pertanyaan tersebut. 

Dimana dilakukan tes nikotin didalam jaringan paru-paru. Hasilnya, nikotin ternyata memberikan efek radang untuk paru-paru. Tak hanya itu saja, zat ini juga memberikan perlindungan yang terus berkurang untuk jaringan paru-paru.

Berdasarkan informasi dari Irina Petrache yang merupakan dokter spesialis paru-paru asal Indiana University mengungkapkan bahwa tim risetnya telah menemukan nikotin dari mana asalnya memang sangat merusak dan membahayakan paru-paru. 

Petrache menyimpulkan bahwa vaping tidak lebih dari merokok. Yang artinya juga berakibat buruk untuk paru-paru seseorang. Bahkan ia menambahkan jika pengguna vape ternyata lebih beresiko terekspos nikotin. Bagaimana bisa?

Pasalnya perangkat rokok elektrik, khususnya tabung, ternyata memiliki tegangan yang lebih tinggi untuk mengalirkan nikotin keseluruh tubuh. Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa nikotin bisa membuat seseorang menjadi kecanduan. Jika Anda ingin lepas dari kecanduan ini biasanya akan ada banyak efeknya. 

Contoh yang paling nyata disini adalah mual hingga pusing yang tidak tertahankan. Artinya, vape juga berbahaya untuk tubuh., di awal memang tidak menjadi masalah. Namun jika digunakan terus-menerus tentu akibatnya akan sangat fatal bagi tubuh.

Jadi artinya, vape juga memberikan bahaya yang luar biasa untuk paru-paru. Nikotin didalam vape bisa membuat seseorang ingin terus menggunakan vape. Dari sini, paru-paru akan sulit beregenerasi yang membuatnya tidak bisa bekerja dengan baik. yang tentunya akan merusak paru-paru seseorang. 

Bagaimana, masih ingin merokok? Bagi Anda yang ingin berhenti merokok saat ini para ahli sudah menemukan banyak sekali metode untuk menghentikan kebiasaan merokok Anda. Mulai dari metode akupuntur sampai metode hipnotis bisa dipakai kapan saja.


32 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tierney PA, et al. (2016). Flavour chemicals in electronic cigarette fluids. DOI: (https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2014-052175)
Sundar IK, et al. (2016). E-cigarettes and flavorings induce inflammatory and pro-senescence responses in oral epithelial cells and periodontal fibroblasts. DOI: (https://dx.doi.org/10.18632/oncotarget.12857)
Stratton K, et al. (2018). Public health consequences of e-cigarettes. (https://www.nap.edu/read/24952/chapter/1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app