Jangan Sembarang Pakai Obat Tetes Mata, Bisa Sebabkan Kebutaan!

Dipublish tanggal: Jul 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 2, 2019 Waktu baca: 2 menit
Jangan Sembarang Pakai Obat Tetes Mata, Bisa Sebabkan Kebutaan!

Ada banyak obat tetes mata yang dijual bebas di apotek dengan fungsi yang sama, yaitu mengatasi berbagai masalah mata. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak memperhatikan kandungan obat mata yang Anda pilih. Hati-hati, sembarang pakai obat tetes mata diam-diam bisa meningkatkan risiko glaukoma, terutama bagi pengguna obat tetes mata steroid. Kok bisa?

Risiko glaukoma bisa meningkat karena obat tetes mata steroid

Meski fungsinya sebagian besar sama, setiap obat tetes mata memiliki kandungan tertentu yang mungkin tidak dimiliki jenis obat mata yang lain. Salah satunya obat tetes mata yang mengandung steroid, biasa digunakan untuk mengobati peradangan, iritasi, hingga pembengkakan pada mata.

Meski begitu, berhati-hatilah saat menggunakan obat tetes mata steroid. Terlebih bila digunakan setiap hari dalam jangka panjang, kandungannya dapat meningkatkan penumpukan glikosaminoglikan.

Glikosaminoglikan adalah komponen struktural utama tulang rawan yang ditemukan pada kornea. Penumpukan komponen ini dapat menyumbat aliran cairan yang ada di dalam mata. 

Tak hanya itu, obat mata steroid juga dapat merangsang produksi protein pada saluran trabecular meshwork atau sebuah saluran dalam mata. Kandungan steroidnya dapat menyumbat saluran tersebut dan pada akhirnya meningkatkan tekanan pada bola mata.

Jika tidak segera ditangani, tekanan bola mata akan terus bertambah dan parahnya memicu kerusakan saraf optik yang menghubungkan organ penglihatan dengan otak. Secara bertahap, pandangan akan semakin menyempit hingga menyebabkan glaukoma.

Glaukoma adalah gangguan pada mata yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan. Penggunaan obat tetes mata steroid dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan lensa mata jadi keruh, atau istilah medisnya disebut dengan katarak.

Baca Juga: Obat Tetes Mata yang Cocok untuk Anda

Pentingnya membaca informasi kandungan obat tetes mata

Pada dasarnya, obat tetes mata yang boleh digunakan hanya yang kandungan ringannya, seperti artificial tears atau air mata alami. Karena itulah, pastikan untuk selalu membaca kandungan obat tetes mata yang terdapat pada kemasannya dan pastikan bahwa manfaatnya benar-benar yang Anda butuhkan.

Biasanya, jenis steroid dapat ditemukan dalam kandungan dexamethasone, fluorometholone, dan prednisolone. Obat mata jenis ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Maka dari itu, sebaiknya hindari sembarang menggunakan obat tetes mata steroid tanpa anjuran dokter.

Jika Anda mengeluhkan kondisi mata merah disertai dengan rasa sakit, nyeri, dan mata berair setelah menggunakan obat tetes mata, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter mata terdekat. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin cepat pula mata Anda mendapatkan penanganan dari dokter.

Perlu diketahui bahwa mata merupakan organ penting yang harus dijaga kesehatan dan kebersihannya. Jika Anda mengalami gangguan mata ringan, seperti mata merah atau perih, gunakanlah obat mata seperlunya.

Jika mata Anda tak juga membaik setelah memakai obat tetes mata, segera konsultasikan ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Baca Juga: Begini Cara Tepat Gunakan Obat Tetes Mata


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stephenson, M. (2012, October 4). OTC drops: Telling the tears apart (https://www.reviewofophthalmology.com/article/otc-drops-telling-the-tears-apart)
Robertson, D. (2016, February 11). I have dry eyes. What should I look for when selecting artificial tears? Retrieved from (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/expert-answers/artificial-tears/faq-20058422)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app