Apakah Kandungan Deterjen Dalam Pasta Gigi Berbahaya?

Pasta gigi mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi menyebabkan bahaya bagi kesehatan. Bahan kimia di dalam pasta gigi dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi serta kesehatan Anda secara umum
Dipublish tanggal: Jul 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apakah Kandungan Deterjen Dalam Pasta Gigi Berbahaya?

Penting untuk mengetahui kandungan bahan pasta gigi mana yang harus dihindari karena banyak merek komersial mengandung bahan kimia dengan efek samping yang tidak Anda inginkan. 

Pasta gigi yang ideal harus aman ditelan, dan tidak ada peringatan di bagian belakang. Namun, sebagian besar pasta gigi memiliki peringatan di bagian belakang bahwa menelan pasta gigi mungkin berbahaya bagi kesehatan Anda. 

Iklan dari HonestDocs
Pembersihan Karang Gigi, Polishing dan Pemeriksaan Intraoral Camera At Tooth's Kingdom Dental Care

Karang Gigi merupakan penumpukkan plak yang sifatnya keras dan menempel pada gigi, bahkan akibat plak yang terlalu keras bisa melapisi gigi dengan lapisan berwarna kuning coklat hingga hitam . Pembersihan Karang Gigi biasanya di lakukan pada waktu 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali

Pasta gigi mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi menyebabkan bahaya bagi kesehatan. Bahan kimia di dalam pasta gigi dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi serta kesehatan Anda secara umum. 

Sebagai konsumen, sungguh membingungkan untuk memilih merek yang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

Apakah lebih baik menggunakan pasta gigi alami, pasta gigi kontrol tartar, pasta gigi gigi sensitif, pasta gigi resep buatan sendiri atau hanya soda kue dan air biasa?

Kandungan deterjen dalam pasta gigi

Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi dengan membersihkan sisa-sisa makanan, plak gigi, dan noda. 

Kebanyakan pasta gigi mengandung deterjen yang bersifat abrasif untuk meningkatkan efek pembersihan dengan meningkatkan penetrasi ke dalam ruang antar gigi sehingga dapat membersihkan plak dan noda yang tertinggal akibat makanan dengan lebih efektif.

Awalnya, untuk dapat digunakan untuk membersihkan gigi, pasta gigi mengandung sabun. 

Iklan dari HonestDocs
Pembersihan Karang Gigi, Polishing dan Pemeriksaan Intraoral Camera At Tooth's Kingdom Dental Care

Karang Gigi merupakan penumpukkan plak yang sifatnya keras dan menempel pada gigi, bahkan akibat plak yang terlalu keras bisa melapisi gigi dengan lapisan berwarna kuning coklat hingga hitam . Pembersihan Karang Gigi biasanya di lakukan pada waktu 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali

Namun, sabun memiliki banyak kelemahan, termasuk rasa yang tidak enak dan ketidakcocokan dengan bahan lain, dan sejak 1930-an deterjen telah menggantikan sabun sebagai agen utama dalam pasta gigi. 

Hal ini disebabkan karena deterjen memiliki efek berbusa dan pembersihan yang tepat, kompatibel dengan bahan lain, dan tidak mempengaruhi rasa. 

Selain itu deterjen juga tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi pada jaringan mulut jika digunakan dengan konsentrasi yang sesuai.

Sodium lauryl sulfate (juga dikenal sebagai sodium dodecyl sulfate/SLS) adalah deterjen yang paling banyak digunakan dalam pasta gigi karena memenuhi hampir semua persyaratan ini. 

SLS adalah agen berbusa dan dapat bekerja sebagai pelarut yang berasal dari minyak kelapa dan inti sawit. 

SLS dapat mengemulsi lemak, memiliki afinitas tinggi terhadap protein, dan memiliki aktivitas antibakteri ringan; semua sifat yang dapat membantu mengatasi endapan plak dan mencegah pembentukan noda gigi. 

Iklan dari HonestDocs
Pembersihan Karang Gigi, Polishing dan Pemeriksaan Intraoral Camera At Tooth's Kingdom Dental Care

Karang Gigi merupakan penumpukkan plak yang sifatnya keras dan menempel pada gigi, bahkan akibat plak yang terlalu keras bisa melapisi gigi dengan lapisan berwarna kuning coklat hingga hitam . Pembersihan Karang Gigi biasanya di lakukan pada waktu 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun 2 kali

Selain itu, SLS dapat bekerja mengemulsi minyak rasa dalam produk perawatan mulut tanpa mengubah profil rasanya atau menghasilkan aftertaste, tidak seperti kebanyakan deterjen lainnya. 

Selain pasta gigi, SLS juga digunakan pada shampo, kosmetik, dan produk perawatan pribadi lainnya.

Apakah Deterjen (Sodium lauryl sulfate) Aman Digunakan?

Meskipun laporan mengenai efek berbahaya SLS dapat ditemukan di internet, laporan ini tidak memiliki masalah toksisitas serius dan tidak bersifat karsinogenik

Karena afinitasnya terhadap protein, SLS pada konsentrasi yang lebih tinggi (mis. Lebih besar dari 5%) mampu mempengaruhi fungsi sawar kulit dan dapat menyebabkan iritasi (dermatitis kontak) pada paparan yang lama. 

Demikian pula, produk yang mengandung SLS dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di dalam rongga mulut pada beberapa individu sebagai efek samping, tetapi ini bukan masalah umum karena tingkat SLS dalam produk gigi kurang dari 2%. 

Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa SLS dalam pasta gigi dapat mempengaruhi kekambuhan ulkus aphthous (mis. Sariawan), tetapi penelitian lain tidak menunjukkan efek yang sama. 

Keamanan SLS dalam pasta gigi dan obat kumur telah dibuktikan dalam ratusan uji klinis dan fakta bahwa produk-produk ini telah digunakan setiap hari selama lebih dari 50 tahun tanpa efek negatif oleh miliaran orang di seluruh dunia.

Selain penggunaan deterjen dengan jenis SLS, Ada banyak deterjen bebas sulfat, tetapi mereka memiliki berbagai kelemahan lain, seperti busa yang buruk, ketidakstabilan, masalah rasa, dan profil iritasi yang tidak diinginkan. 

Karena karakteristik busa yang luar biasa, stabilitas, dan kurangnya masalah rasa, SLS adalah deterjen terbaik untuk banyak formulasi pasta gigi. 

Informasi di atas bukan merupakan pengganti nasihat medis, dan tiap-tiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda. 

Untuk lebih jelasnya mengenai pilihan pasta gigi untuk perawatan mulut apa yang tepat untuk Anda, Anda dapat berkonsultasi secara langsung dengan dokter gigi Anda.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
The 3 Best SLS-Free Toothpastes. Bustle. (Accessed via: https://www.bustle.com/p/the-3-best-sls-free-toothpastes-16977453)
Barkvoll P. [Should toothpastes foam? Sodium lauryl sulfate--a toothpaste detergent in focus]. Den Norske tannlaegeforenings tidende 1989;99(3):82-4. National Center for Biotechnology Information. (Accessed via: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2696932)
Rantanen, Irma & Jutila, Kirsti & Nicander, Ingrid & Tenovuo, Jorma & Söderling, Eva. (2003). The effects of two sodium lauryl sulphate-containing toothpastes with and without betaine on human oral mucosa in vivo. Swedish dental journal. 27. 31-4.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/10796041_The_effects_of_two_sodium_lauryl_sulphate-containing_toothpastes_with_and_without_betaine_on_human_oral_mucosa_in_vivo)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app