Apa Hubungan Antara Hipertiroid dan Hipertensi

Dipublish tanggal: Mar 16, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Apr 15, 2019 Waktu baca: 3 menit
Apa Hubungan Antara Hipertiroid dan Hipertensi

Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit hipertiroid? Atau melihat seseorang dengan gejala-gejala hipertiroid? Banyak dari orang yang menderita hipertiroid mengeluhkan terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi secara bersamaan. Apakah ada hubungan antara hipertioid dan hipertensi? 

Sehat dan sakit merupakan problema kehidupan yang selalu menghampiri manusia. Setiap orang dapat di pastikan mengharapkan dirinya selalu sehat dan menjauhkan diri dari sakit dan penyakit. 

Segala macam usaha di lakukan untuk menjauhi diri dari sakit dan penyakit, Namun berbagai macam penyakit tetap saja tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia, misalnya penyakit hipertiroid dan hipertensi. 

Jika usaha mengatasi penyakit ini terlambat penanganannya, maka akan berakibat fatal hingga kematian. Mari membahas sedikit tentang apa itu hipertiroid dan hipertensi.

Apa itu hipertiroid?

Hipertiroid adalah penyakit yang terjadi karena kelebihan produksi  hormon tiroid pada kelenjar  tersebut sehingga didapatkan kadar hormon tiroid berlebihan di darah dan jaringan. Hal ini dapat disebabkan karena gangguan hormon perangsang dari otak  Thyroid Stimulating Hormon atau TSH atau terjadinya  hiperfungsi dari kelenjar tiroid.  

Penderita penyakit hipertiroid dapat mengalami pembesaran sekitar dua sampai tiga kali dari ukuran normal. Gejala hipertiroid dapat berupa mudah berkeringat, berat badan sulit naik, peningkatan tekanan darah, merasa sering lapar, sulit tidur, gelisah, mual, muntah, rambut rontok, gemetar dan lain-lain.

Apa itu hipertensi?

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. 

Hipertensi seringkali disebut (sillent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya. Gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga penderita hipertensi terlambat menyadari akan datangnya penyakit.

Apa hubungan antara hipertiroid dan hipertensi?

Hormon tiroid memiliki efek pada otot jantung. Meningkatnya hormon tiroid dalam tubuh mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tubuh dan sistem saraf terhadap hemodinamik (aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui sirkulasi besar maupun sirkulasi dalam paru-paru) jantung pada penderita hipertiroid. 

Perubahan yang utama yang terjadi pada penderita hipertiroid guna meningkatkan tekanan darah meliputi:

  • Peningkatan curah jantung
  • Peningkatan denyut jantung seta  kontraktilitas otot jantung,
  • penurunan resistensi vaskuler sistemik (resistensi adalah hambatan pada pembuluh darah kecil dijaringan. 

Gangguan fungsi kelenjar tiroid dapat menimbulkan efek yang dramatis terhadap sistem kardiovaskuler atau jantung penderita hipertiroid, hal ini seringkai menyerupai penyakit jantung atau hipertensi.

Penderita hipertiroid sering mengalami keluhan sesak napas. Hal ini dapat dijelaskan karena meningktnya produksi hormon tiroid pada penderita hipertiroid terdapat kenaikan curah jantung dan konsumsi oksigen pada saat maupun setelah melakukan aktivitas. 

Frekuensi nadi pada penderita hipertiroid biasanya meningkat melebihi angka normal (takikardia) dan akan bertambah cepat jika beraktivitas serta ada perubahan emosi. Meningkatnya curah jantung, denyut jatung dan aliran jantung inilah yang menyebabkan peningkatan pada tekanan darah. 

Hal ini mungkin yang menyebabkan beberapa penderita hipertiroid mengeluhkan masalah kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Namun kondisi hipertiroid tidak serta merta menjadikan seseorang mengalami hipertensi.

Telah disebutkan juga sebelumnya bahwa gangguan tiroid khususnya hipertiroid dapat menyebabkan hipertensi, maka bila Anda merasa tekanan darah Anda tak juga terkontrol, atau Anda mengalami keluhan seperti pusing, nyeri kepala, nyeri dada, badan terasa tak nyaman maka ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. 

Penggunaan obat antitiroid juga dapat membatu menghambat sintesis hormon tiroid dan yodium radioaktif secara efektif menghancurkan sel-sel tiroid sehingga produksi hormon yang berlebih dapat ditekan. Namun terdapat beberapa efek samping obat antitiroid  Propythiourasil (PTU) yaitu menurunkan jumlah sel darah putih (agranulositosis). 

Obat beta-blocker juga dapat membantu untuk mengontrol denyut nadi yang cepat, berkeringat, kecemasan dan peningkatan tekanan darah. Selain menggunakan obat-obatan, penderita hipertiroid juga dapat mencegah terjadinya hipertensi, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Cara mencegah hipotensi dan hipertensi

  • Hindari merokok, kafein, minuman beralkohol
  • Hindari makan makanan yang mengandung banyak garam dan lemak, atau santan
  • Mulailah pola hidup sehat
  • Hindari kurang aktifitas fisik
  • Manajemen stress dan kecemasan

Baca Juga: Hipertensi dan Hipotensi Keduanya Berbahaya Bagi Kesehatan


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
High Blood Pressure: Causes, Symptoms, Medication, Diet, and More. Healthline. (https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension)
Hyperthyroidism - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (https://www.mayoclinic.com/health/hyperthyroidism/DS00344/DSECTION=risk-factors)
Hyperthyroidism Treatments: Antithyroid Drugs, Iodine, and More. WebMD. (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/treatments-hyperthyroidism)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app