7 Hal Terlarang Saat Merawat Miss V

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 20, 2019 Waktu baca: 2 menit
7 Hal Terlarang Saat Merawat Miss V

Merawat organ kewanitaan menjadi hal yang wajib untuk dilakukan bagi semua wanita demi menjaga kesehatan dan kebersihan area kewanitaan nya. 

Sedangkan untuk melakukan perawatan pada miss V haruslah dilakukan dengan cara yang tepat. Ada beberapa larangan yang tidak boleh Anda lakukan ketika Anda melakukan perawatan pada vagina.

Kesalahan dalam merawat vagina justru akan menimbulkan penyakit baru terhadap vagina, oleh karena itu, para wanita harus mengetahui tata cara dalam melakukan perawatan vagina yang benar dan salah. 

Agar Anda tidak salah dalam melakukan perawatan vagina, Anda harus menghindari ke 7 larangan yang ada di bawah berikut:

Mengenakan pakaian yang terlalu ketat

Selain mengenakan celana dalam yang ketat, ternyata mengenakan celana yang terlalu ketat juga bisa berdampak buruk terhadap vagina. Celana ketat yang sering kali digunakan yaitu celana jeans. 

Ada baiknya jika Anda mengurangi kebiasaan dalam pemakaian celana jeans. Terlalu sering Anda mengenakan celana jeans, maka akan semakin berpeluang menimbulkan kelembaban.

Mengkonsumsi makanan pedas berlebihan

Makanan pedas yang sering kali Anda konsumsi dapat menimbulkan keputihan yang terus menerus dan tidak kunjung reda. Apabila Anda ingin menjauhkan keputihan pada vagina, maka Anda harus mengurangi makanan pedas. 

Cabai mengandung capsicum yang bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga menjadikan vagina selalu lembab karena keputihan.

Terlalu sering menggunakan pantyliner

Terlalu sering menggunakan pantyliner ternyata ajuga dapat berdampak buruk terhadap vagina. Selain menimbulkan iritasi, pantyliner juga berdampak terhadap keputihan yang semakin parah. 

Hal ini dikarenakan pantyliner memberikan dampak yang lembab pada area vagina, sehingga hal ini bisa memicu terjadinya iritasi maupun infeksi pada vagina.

Bersihkan vagina tanpa menggunakan sabun kewanitaan

Menggunakan sabun kewanitaan yang mengandung bahan kimia seperti pewangi tidak dianjurkan digunakan. Vagina dapat menyembuhkan dirinya sendiri, sehingga tanpa menggunakan sabun pun vagina sudah bisa membersihkan dirinya sendiri. 

Penggunaan sabun vagina yang tidak tepat bisa menimbulkan iritasi pada bagian vagina dan memicu tumbuhnya bakteri.

Kurang menjaga kebersihan bagian vulva

Menjaga kebersihan pada bagian vulva tidak boleh diabaikan begitu saja. Sedangkan tata cara dalam membersihkan vulva pun tidak perlu ribet, karena Anda hanya cukup membersihkannya menggunakan air biasa. 

Setelah Anda membersihkan bagian vulva. Anda dianjurkan untuk mengenakan pakaian dalam yang sedikit longgar dan nyaman.

Malas mengganti pembalut ketika sedang menstruasi

Mengganti pembalut sesering mungkin saat menstruasi menjadi cara paling ampuh untuk meminimalisir serangan bakteri. Semakin sering Anda mengganti pembalut, maka akan semakin menjauhkan Anda dari vagina yang lembab, sehingga vagina akan jauh dari serangan bakteri maupun infeksi.

Tidak pernah melakukan pengecekan kesehatan

Pengecekan kesehatan vagina sangat dianjurkan bagi Anda agar kesehatan Anda dapat dipantau secara berkala. Apabila ada penyakit yang menyerang pada bagian vagina, maka Anda bisa segera melakukan tindakan yang tepat dalam menangani infeksi atau bakteri di dalam vagina. 

Semakin sering Anda memantau kesehatan vagina, maka akan meminimalisir terhadap serangan bakteri.

Setiap wanita memiliki kondisi vagina yang tidak sama, untuk itu Anda harus mengenali kondisi vagina Anda. Apabila terdapat perubahan pada vagina yang tidak seperti pada biasanya, maka Anda haruslah segera mengetahui apa yang sedang terjadi. 

 Salah satu cara yang paling mudah dalam menjauhkan Anda dari serangan bakteri atau infeksi yaitu dengan melakukan perawatan vagina dengan cara yang benar.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app