Tes Kultur Tinja (Pemeriksaan Feses)

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tes Kultur Tinja (Pemeriksaan Feses)

Pemeriksaan feses merupakan suatu rangkaian tes yang dilakukan pada sampel feses atau kotoran yang digunakan untuk membantu dokter memahami dan mengobati masalah yang terkait dengan saluran pencernaan. Kondisi gangguan pencernaan dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun parasit, penyakit kanker, serta adanya masalah penyerapan nutrisi yang tidak baik.

Dalam beberapa kasus, infeksi bakteri adalah salah satu penyebab gangguan pencernaan sehingga dokter akan merekomendasikan pemeriksaan kultur tinja untuk mengetahui bakteri bahaya penyebab infeksi melalui sampel tinja atau feses. Kultur tinja berbeda dari analisis parasit tinja tetapi terkadang diperlukan pemeriksaan di laboratorium untuk menganalisis tinja seseorang di bawah mikroskop untuk melihat apakah ada telur dan parasit.

Analisis pemeriksaan di laboratorium juga bisa meliputi tes kimia dan tes mikrobiologis di mana sampel feses yang diperiksa akan dilihat perubahan warna, jumlah, bentuk, bau, hingga konsistensinya. Hal ini digunakan untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi pada saluran cerna, seperti spesies Campylobacter, Salmonella, ataupun Shigella.

Baca juga: Apakah Bakteri Salmonella Menular?

Mengapa tes kultur tinja perlu dilakukan?

Infeksi saluran pencernaan tentunya dapat menyebabkan gejala tidak nyaman pada perut, bahkan dalam beberapa kasus infeksi ini bisa mengancam jiwa. Ada banyak infeksi berbeda yang terjadi pada saluran cerna tetapi memiliki gejala serupa, seperti:

  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut dan kram
  • Diare parah hampir setiap 30 menit
  • Darah pada tinja

Oleh karena itu, dengan memeriksa tinja dapat membantu menemukan organisme berbahaya dapat membantu dokter mengidentifikasi penyebab gejala dan mengetahui apakah terdapat bakteri berbahaya pada sistem pencernaan. Selain itu, kultur tinja juga dapat membantu dokter memberi perawatan tepat untuk membunuh bakteri tersebut.

Bagaimana tes kultur tinja dilakukan?

Untuk melakukan tes kultur tinja, dokter perlu mengumpulkan sampel tinja. Pada umumnya, Anda akan diberikan wadah sampel untuk mengambil sampe ltinja. Wadah ini biasanya berupa wadah bersih, kering, mulut lebar dengan penutup kedap udara. Beberapa laboratorium bahkan menyertakan kertas toilet jenis khusus yang dapat digunakan untuk mengumpulkan sampel feses.

Anda dapat menggunakan pispot atau wadah besar lainnya untuk mengumpulkan sampel tinja. Anda juga dapat mengumpulkan sampel tinja dengan menempatkan bungkus plastik di kursi toilet sebelum buang air besar. Kemudian Anda dapat menggunakan bungkus plastik untuk mentransfer sampel ke dalam wadah. Cobalah untuk tidak mencampur kertas urin atau kertas toilet biasa ke dalam sampel.

Proses pengumpulan tinja bisa lebih sulit dilakukan pada bayi yang memakai popok atau orang yang mengalami diare aktif. Jika Anda mengumpulkan sampel tinja dari bayi, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menggunakan kapas untuk mengumpulkan sampel langsung dari dubur. Dokter juga dapat menyarankan untuk menempatkan bungkus plastik di popok untuk mengambil sampel.

Setelah itu, sampel akan dikirim ke laboratorium untuk dikulturkan sesegera mungkin. Di laboratorium, teknisi akan mengoleskan sampel tinja Anda ke piring yang berisi gel yang mendorong pertumbuhan bakteri. Mereka akan memeriksa bakteri yang tumbuh di bawah mikroskop dan memberi pewarna khusus untuk membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang tumbuh. Para ahli laboratorium kemudian akan mengirimkan hasil kultur tinja ke dokter.

Arti hasil tes kultur tinja (pemeriksaan feses)

Dokter dapat membantu memberitahu dan memahami hasil kultur tinja. Dokter juga dapat merekomendasikan langkah-langkah selanjutnya yang tepat, yang mungkin termasuk perawatan atau pengujian lebih lanjut. Jika ditemukan adanya bakteri berbahaya dalam tinja, maka dokter mungkin akan meresepkan antibiotik atau perawatan lain.

Jika tidak ada bakteri berbahaya yang terkandung pada feses, maka gejala mungkin disebabkan oleh penyebab lain. Dokter dapat memesan tes medis atau pemeriksaan lanjutan lainnya untuk mencari tanda-tanda sindrom iritasi usus, infeksi parasit, atau masalah lain. Hasil pemeriksaan feses biasanya akan selesai dalam waktu 1-3 hari setelah pemeriksaan pengujian.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stool Ova & Parasites Test. Healthline. (Accessed via: https://www.healthline.com/health/stool-ova-parasites-test)
Stool Test Types and Options. Verywell Health. (Accessed via: https://www.verywellhealth.com/stool-test-options-796641)
Kasırga E. (2019). The importance of stool tests in diagnosis and follow-up of gastrointestinal disorders in children. Turk pediatri arsivi, 54(3), 141–148. https://doi.org/10.14744/TurkPediatriArs.2018.00483. National Center for Biotechnology Information. (Accessed via: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6776453/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app