7 Ciri dan Gejala Usus Buntu Pada Anak

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
7 Ciri dan Gejala Usus Buntu Pada Anak
Siapapun bisa terkena penyakit usus buntu termasuk anak-anak. Kejadian paling sering adalah pada anak-anak antara usia 4 sampai 15 tahun. Apakah gejala penyakit usus buntu pada anak dan dewasa sama? Penyakit usus buntu (Apendisitis) terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan, hal ini paling sering disebabkan ketika feses keras (fecaliths) menyumbat pembukaan usus buntu. Penyumbatan juga bisa terjadi ketika dinding usus buntu membengkak. Ketika usus buntu tersumbat, maka bakteri dapat tumbuh di dalamnya dan menyebabkan infeksi dan peradangan. Usus buntu yang meradang jika dibiarkan bisa pecah, dan mengeluarkan isi didalamnya yang mengandung banyak bakteri bahkan nanah sehingga menyebar ke rongga perut. Hal ini dapat menyebarkan infeksi di ronga perut dan menyebabkan masalah serius yang mengancam nyawa. Itulah pentingnya penanganan awal penyakit usus buntu. Pahami: Lokasi, Fungsi, serta Ciri-ciri dan Gejala Usus Buntu

Gejala Sakit Usus buntu pada Anak

Sangat penting bagi orang tua dan siapa saja untuk mengetahui gejala penyakit usus buntu pada anak sehingga dengan segera dapat mencari bantuan medis yang tepat. Pada anak-anak yang berusia 2 tahun ke bawah, ciri-ciri yang paling umum dari penyakit usus buntu adalah sakit perut bagian bawah, muntah dan perut membesar (kembung dan bengkak). Pada anak yang lebih besar gejala awal bisa berupa sakit perut di dekat pusar. Seiring waktu, rasa sakit bergerak ke perut kanan bawah. Dalam kebanyakan kasus, rasa sakit tidak menjadi lebih baik bahkan jika anak terus beristirahat. Gerakan tubuh biasanya membuat rasa sakit lebih buruk. Selain gejala utama di atas, penyakit usus buntu pada anak disertai juga dengan gejala sebagai berikut:
  1. Sakit perut seperti di atas
  2. Tidak mau makan
  3. Muntah
  4. Diare
  5. Demam ringan
  6. Bengkak atau perut kembung
  7. Jika usus buntu pecah, anak bisa mengalami demam tinggi karena infeksi yang menyebar.
Jika Anda menduga bahwa anak mungkin mengalami radang usus buntu, maka segeralah hubungi dokter atau membawa anak segera ke rumah sakit. Sementara waktu, jangan memberikan apapun kepada anak untuk makan atau minum, termasuk obat-obatan untuk penghilang rasa sakit, kecuali atas anjuran dokter. Memang mejadi tantangan tersendiri bagi dokter untuk mengetahui apakah sakit perut pada anak disebabkan oleh usus buntu yang meradang atau karena alasan lain. Untuk itu, dokter akan meminta sejarah rinci penyakit anak dan memeriksa perut anak anda dengan seksama. Pemeriksaan penunjang biasanya diperlukan, seperti tes darah, tes urine, serta tes pencitraan (USG) dan rongsen atau CT-Scan (lebih jarang).

Langkah Pengobatan Radang Usus Buntu

Apendisitis paling sering diobati dengan cara operasi untuk mengangkat atau membuang usus buntu. Dalam banyak kasus, operasi ini akan berlangsung tak lama setelah seorang anak didiagnosis. Sebelum operasi, anak akan diberikan obat (anestesi umum/bius) untuk membuat mereka tertidur sehingga tidak merasa sakit saat operasi berlangsung yang memakan waktu sekitar satu jam.

Setelah Operasi Usus Buntu

Usus Buntu Anak Belum Pecah Jika usus buntu anak belum pecah, maka akan dirawat di rumah sakit selama 1 atau 2 hari setelah operasi. Ketika anak merasa sehat, makanan dan aktivitas dapat perlahan-lahan dimulai. Kemudian dianjurkan kontrol setelah 3-5 hari. Ini akan membantu memastikan bahwa penyembuhan berjalan dengan baik. Sekitar 2 sampai 3 minggu setelah operasi, anak perlu diperiksakan ulang ke dokter untuk melihat kondisinya. Usus Buntu Anak sudah Pecah Jika usus buntu sudah pecah, maka anak akan memerlukan rawatan di rumah sakit lebih lama, biasanya sekitar 5 hari. Anak akan mendapatkan antibiotik dan cairan melalui infus selama masa pemulihan, dan tidak boleh makan atau minum setelah operasi. Pada kondisi ini, diperlukan tabung selang yang dipasang melewati hidung untuk menuju lambung. Ini disebut tabung nasogastrik, atau NGT. Fungsinya untuk membantu menjaga perut anak tetap kosong, memungkinkan usus untuk beristirahat dan mencegah muntah. Selang akan dilepas setelah anak siap untuk makan dan minum. Selebihnya sama dengan perawatan di atas.  
5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Pediatric Appendicitis: Background, Anatomy, Pathophysiology. Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/926795-overview)
Does This Child Have Appendicitis? Watch Out for Key Signs - 08/01/2007. Johns Hopkins Medicine. (https://www.hopkinsmedicine.org/news/media/releases/does_this_child_have_appendicitis_watch_out_for_key_signs)
Appendicitis in children less than five years old: A challenge for the general practitioner. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4438437/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app