HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Sendicol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jun 24, 2019 Waktu baca: 3 menit

Berikut adalah review terhadap obat dengan merk sendicol. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan Sendicol.

Mengenai Sendicol

Golongan

Obat keras, obat resep

Kemasan  

  • Dos 10 x 10 kapsul 500 mg
  • Botol 60 ml syrup kering
  • Botol 60 ml syrup kering

Kandungan

  • thiamphenicol 500 mg / kapsul
  • thiamphenicol palmitate setara thiamphenicol 125 mg / 5 ml syrup
  • thiamphenicol palmitate 250 mg / 5ml syrup

Manfaat Sendicol

  • sendicol (thiamphenicol) digunakan untuk demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain.
  • sendicol (thiamphenicol) sangat umum digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonore

Efek Samping Sendicol

  • efek samping yang disebabkan oleh pemakaian sendicol (thiamphenicol) adalah reaksi hipersensitivias / alergi, gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.
  • obat ini dapat juga menyebabkan sariawan, glositis, ensefalopatidepresi mental, sakit kepala, ototoksisitas, anemia hemolitik dan reaksi jarish-herxheimer.   
  • jika antibiotik ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan pendarahanneuritis optik dan perifer.
  • efek samping sendicol (thiamphenicol) yang berpotensi fatal adalah penekanan pada sumsum tulang belakang, sindrom abu-abu pada bayi baru lahir dan prematur.
  • jika tanda - tanda hipersensitivitas muncul segera hubungi pihak medis karena bisa menyebabkan shock anafilaktic yang bisa berakibat fatal.

Dosis Sendicol

sendicol (thiamphenicol) diberikan dengan dosis :

  • Dewasa, anak, bayi usia >2 minggu

50 mg/kg per hari dalam 3-4 dosis bagi

25 mg/kg sehari dalam 2 dosis bagi

  • Bayi usia <2 minggu

25 mg/kg sehari dalam 4-6 dosis bagi

Interaksi obat

  • sendicol (thiamphenicol) dapat meningkatkan efek warfarin dan sulfonylurea.
  • juga meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.
  • metabolisme sendicol (thiamphenicol) meningkat pada pemberian bersamaan dengan fenobarbital dan rifampisin

Kontraindikasi

  • sendicol (thiamphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf terhadap sendicol (thiamphenicol) dan antibiotik derivat chloramphenicol lainnya.
  • Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • jangan menggunakan antibiotik ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus. P
  • penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah
  • Baru saja menjalani imunisasi aktif
  • Kehamilan dan laktasi

Perhatian

  • penderita dengan gangguan fungsi ginjal sebaiknya dosis sendicol (thiamphenicol) dikurangi untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
  • selama pemakaian dianjurkan untuk minum minimal 1.5 liter / hari untuk mencegah kristaluria.
  • pada pemakaian dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik untuk antisipasi terjadinya diskrasia darah.
  • sendicol (thiamphenicol) juga  terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika memungkinkan pemakaian sendicol (thiamphenicol) selama menyusui sebaiknya dihindari
  • Antibiotik tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
  • Pemakaian antibiotik harus sesuai dengan yang diresepkan dokter baik jumlah maupun durasinya. Menghentikan pemakaian obat sebelum waktunya berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi.

Toleransi terhadap kehamilan

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan thiamphenicol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung thiamphenicol untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

 




14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ng, W., & Chau, P. (1982). Comparative in vitro Activity of Chloramphenicol and Thiamphenicol against Haemophilus Influenzae, Neisseria Gonorrhoeae and the Typhoid and Paratyphoid Bacilli. Chemotherapy, 28(2), 105-109. https://doi.org/10.1159/000238064. Karger Publishers. (https://www.karger.com/Article/Pdf/238064)
Typhoid Fever: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/231135-overview)
Limson BM, Lacson PS, Soto MF, Martinez DR Jr. Thiamphenicol, a new analogue of chloramphenicol, in the treatment of enteric fever. Current Therapeutic Research, Clinical and Experimental. 1975 Apr;17(4):335-339. Europe PMC. (https://europepmc.org/article/med/804380)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app