Kenali Gejala Kanker Tenggorokan Sedari Awal

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Kenali Gejala Kanker Tenggorokan Sedari Awal

Mengenali setiap gejala yang ditimbulkan oleh kanker tenggorokan adalah hal yang sangat penting. Terlebih karena gejala kanker tenggorokan banyak diserupai oleh penyakit lain selain kanker yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang. Padahal apabila diketahui sejak dini, maka keberhasilan pengobatan akan semakin baik.

Kanker tenggorokan adalah istilah umum yang menunjukkan adanya keganasan (kanker) pada bagian faring dan laring. Kedua bagian ini terletak di tenggorokan yang selalu dilalui oleh udara saat bernafas ataupun bersuara dan juga sebagian dilalui makanan.

Ketika terjadi kanker, maka gejala yang bisa ditimbulkan berupa suara serak, susah menelan, batuk-batuk, sesak nafas, dan sebagainya.

Terlebih dahulu, mari kita kenali bagian-bagian tenggorokan:

Faring, berbentuk seperti tabung yang terletak antara hidung dan kerongkongan, memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

  • Nasofaring: Bagian atas, yang berada di belakang hidung, jika bagian ini mengalami keganasan, maka disebut Kanker Nasofaring
  • Orofaring: Bagian tengah, yang berada di belakang mulut
  • Hipofaring: Bagian bawah, yang berada di belakang kotak suara (laring)

Laring , juga disebut kotak suara, yang merupakan bagian dari tenggorokan yang mengandung pita suara yang membantu Anda berbicara. Laring memiliki tiga bagian:

  • Glotis: Bagian tengah yang berisi pita suara
  • Supraglottis: Area di atas pita suara
  • Subglottis: Daerah bawah pita suara dan di atas trakea (tenggorokan)

Mengenal Gejala Kanker Tenggorokan

Tanda-tanda dan gejala kanker tenggorokan sering bervariasi dari orang ke orang. Tidak setiap pasien akan menunjukkan tanda dan gejala yang jelas, akan tetapi setiap pasien biasanya akan memiliki minimal satu atau dua keluhan berikut:

Perubahan Suara atau Suara Serak

Tenggorokan yang terdiri dari laring, merupakan bagian yang terdiri dari pita suara, apabila ada pertumbuhan tumor atau kanker pada bagian ini, maka suara yang dihasilkan akan berbunyi kasar atau serak. Tergantung dari besar kecilnya dan seberapa berat sel kanker menyerang bagian ini.

Batuk Kronis

Batuk adalah mekanisme alami tubuh untuk mengusir kotoran-kotoran, lendir, dan benda-benda tak lazim yang ada di tenggorokan, oleh sebab itu ketika ada pertumbuhan kanker pada tenggorokan, maka gejala batuk akan muncul. Batuk yang terjadi adalah batuk kronis, yakni berlangsung lama tak kunjung sembuh meskipun sudah diobati dengan obat batuk biasa.

Sakit Tenggorokan atau Rasa tak nyaman

Bagian tenggorokan yang diserang kanker seringkali mengalami peradangan atau bahkan massa tumor dapat menekan saraf-saraf yang ada disekitarnya, hal ini bisa menimbulkan gejala sakit dan tak nyaman (seperti ada sesuatu yang mengganjal).

Seperti gejala batuk, sakit tenggrokan juga bersifat kronis, yakni berlangsung lama tak kunjung sembuh meskipun sudah diobati.

Kesulitan Menelan

Apabila yang diserang kanker adalah bagian orofaring, maka massa tumor bisa menutupi sebagian atau keseluruhan rongga orofaring, sehingga hal ini akan membuat penderita kesulitan saat menelan makanan ataupun minuman.

Kesulitan Bernafas

Sama halnya dengan kondisi di atas, apabila pertumbuhan sel-sel kanker dominan pada hipofaring dan laring, maka gejala kanker tenggorokan yang muncul bisa berupa sesak, atau kesulitan bernafas. Lantaran hambatan aliran udara oleh massa tumor.

Massa atau benjolan di leher

Bagian luar dari tenggorokan adalah leher, seiring dengan perkembangan sel-sel kanker, maka akan terlihat pembengkakan pada leher. Hal ini juga bisa disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening di leher akibat penyebaran sel kanker.

Bahkan terkadang, benjolan di leher adalah tanda yang pertama kali disadari oleh pasien, dan ia mengira itu adalah kanker getah bening, padahal sesungguhnya sumber utamanya yaitu kanker tenggorokan.

Baca juga: Penyebab Benjolan di Leher

Penurunan Berat Badan

Ini bukanlah gejala kanker tenggorokan yang khas, karena cahexia atau kurus akibat kanker terjadi pada hampir semua jenis kanker. Hal ini terjadi karena sel-sel kanker menghasilkan zat-zat kimia tertentu yang membuat penderitanya tidak nafsu makan, demam, sampai akhirnya menjadi kurus.

Sakit Telinga

Sekilas terdengar aneh, apa hubungan tenggorokan dengan telinga, yang terkena kanker tenggorokan yang sakit kok telinga. Ternyata hal ini terjadi akibat tersumbatnya saluran yang menghubungkan telinga dalam dengan faring akibat adanya massa tumor pada faring.

Ketika salurannya tersumbat, maka tekanan dalam rongga telinga menjadi meningkat, rentan terserang infeksi, dan tentu saja akan menimbulkan rasa sakit (sakit telinga). Jadi jangan anggap remeh sakit telinga, bisa jadi itu adalah gejala kanker tenggorokan terlebih jika itu terjadi berlarut-larut.

Lantas, apa gejala awalnya dok?

Memang sulit mengenali gejala awal kanker tenggorokan, namun ada diantara daftar di atas, kita tidak dapat menentukan mana dulu yang muncul karena tergantung dari sisi mana kanker itu tumbuh, walau demikian yang menjadi patokan kita adalah:

Jika gejala di atas dialami dengan perburukan gejala dari waktu ke waktu, alias tak kunjung sembuh dengan pengobatan, maka segeralah periksakan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker tenggorokan.

Bagaimana membedakan gejala kanker tenggorokan dengan penyakit lainnya?

Sebagaimana dinyatakan di atas, ada banyak sekali kondisi atau penyakit pada tenggorokan selain kanker yang memiliki gejala dan tanda-tanda yang hampir sama, sebagai contoh suara serak bisa terjadi pada radang pita suara (laringitis), sakit tenggorokan pada radang tenggorokan (faringitis), dan sebagainya. Oleh sebab itu diperlukan pemeriksaan oleh seorang profesional.

Pada tahap awal, sang dokter akan menanyakan keluhan utama Anda dan gejala-gejala penyerta serta riwayat medis sebelumnya. Tak ketinggalan informasi mengenai adanya faktor risiko potensial, seperti kebiasaan merokok, minuman keras, dan riwayat keluarga.

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung kondisi tenggorokan, serta meraba daerah leher untuk mencari ada tidaknya benjolan atau pembengkakan.

Sampai disini dokter bisa menyimpulkan apakah Anda memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak, jika dokter mencurigai adanya kanker, maka dia akan menyarankan Anda untuk menjalani tes tambahan atau pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan diagnosis dan derajat kanker tenggorokan (penyebarannya sampai di mana). Adapun jenis pemeriksaan yang dimaksud antara lain:

  • Biopsi, mengambil sedikit sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah prosedur diagnosis pasti.
  • CT scan
  • MRI
  • Sinar X dada, untuk melihat apakah

Siapa saja yang paling berisiko?

Siapa saja memang bisa terkena kanker tenggorokan, namun ada golongan individu yang memiliki resiko lebih tinggi, mereka adalah:

  • Perokok
  • Peminum alkohol
  • Infeksi human papillomavirus (HPV), yang menyebar melalui kontak seksual, khususnya oral seks.
  • Jenis kelamin: Laki-laki hingga lima kali lebih mungkin daripada wanita.
  • Ras: Afrika, Amerika memiliki risiko tertinggi terkena kanker tenggorokan.
  • Umur: Sebagian besar kasus terjadi di atas usia 65 tahun.
  • Paparan bahan kimia tertentu, termasuk nikel, asbes dan asap asam sulfat.

23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Warner KJ. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. Sept. 25, 2017.
HPV vaccines: Vaccinating your preteen or teen. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/hpv/parents/vaccine.html.
Haddad RI. Human papillomavirus associated head and neck cancer. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app