Ragam Obat Penambah Darah Berdasarkan Penyebabnya

Dipublish tanggal: Sep 5, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Ragam Obat Penambah Darah Berdasarkan Penyebabnya

Penyakit kurang darah atau anemia yang membuat tubuh lemas bisa diatasi dengan minum obat penambah darah atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Ternyata, obat penambah darah yang digunakan untuk mengatasi kekurangan darah terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan penyebabnya, apakah karena anemia atau neutropenia. 

Pada umumnya, penyakit kurang darah ini lebih sering menyerang wanita, karena wanita cenderung lebih banyak kehilangan darah saat menstruasi setiap bulannya. Namun, sebelum minum obat penambah darah, ketahui dulu jenis dan efek samping setiap obat penambah darah berikut ini.

Obat penambah darah untuk penderita anemia

1. Zat besi, vitamin B12, dan folat

Untuk menghasilkan sel darah merah, tubuh memerlukan asupan nutrisi zat besi, vitamin B12, dan folat. Saat ketiga zat ini tidak terpenuhi dari makanan, maka tubuh bisa mengalami anemia. 

Bila anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi), maka tubuh memerlukan suplemen zat besi tambahan. Hal ini dilakukan agar jumlah zat besi bisa bertambah sehingga proses pembentukan sel darah merah bisa berjalan normal. 

Baca Selengkapnya: Memahami Gejala dan Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Besi

Sementara jika terjadi anemia defisiensi vitamin B12 dan folat, maka tubuh membutuhkan suplemen tambahan yang mengandung vitamin B12 dan asam folat.

Meski memberikan manfaat, perhatikan juga kemungkinan efek samping pemberian suplemen bagit ubuh. Sejumlah efek samping zat besi yang bisa muncul adalah masalah pencernaan contohnya sakit perut, mual, diare, konstipasi, BAB berwarna hitam, dan turunnya nafsu makan. Sedangkan dampak dari pemberian suplemen vitamin B12 dan asam folat adalah pusing, sakit kepala, dan mual. 

2. Recombinant human erythropoietin

Pertumbuhan sel darah merah dipengaruhi oleh hormon erythropoietin (EPO) yang dihasilkan di ginjal. Jika hormon ini tidak bisa diproduksi akibat penyakit tertentu, maka tubuh akan mengalami anemia. 

Obat recombinant human erythropoietin digunakan untuk mengobati anemia kronis yang disebabkan oleh gangguan hormon EPO, baik pada pasien anak-anak maupun dewasa. Selain itu, obat penambah darah ini juga bisa dimanfaatkan untuk penderita gagal ginjal kronik, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, penderita HIV, serta pasien yang memerlukan transfusi darah untuk jangka panjang.

Perlu diperhatikan bahwa obat ini bisa menimbulkan sejumlah efek samping seperti alergi, nyeri sendi, mual, demam, hingga naiknya tekanan darah. Obat penambah darah jenis ini tidak disarankan untuk pasien yang memiliki riwayat tekanan darah yang tidak stabil, alergi protein atau hewani, epilepsi, gagal hati, kejang, menderita kelainan sel darah merah seperti anemia, kanker, dan ibu hamil maupun menyusui. 

Obat penambah darah untuk neutropenia

1. Recombinant human granulocyte colony stimulating factor

Zat yang disebut Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) mengatur pertumbuhan sel darah putih, termasuk neutrophil. Bila terjadi penyakit atau gangguan medis yang menghambat kinerja G-CSF, maka akan terjadi kekurangan sel neutrophil atau disebut dengan neutropenia. 

Terdapat tiga jenis obat G-CSF sintetik, yaitu lenograstim, filgrastim, dan pelfigrastim. Obat-obatan ini dipakai untuk mengatasi neutropenia pada sejumlah kondisi seperti pasca kemoterapi hingga operasi transplantasi sumsum tulang

Obat recombinant human G-CSF tidak dianjurkan untuk pasien yang alergi terhadap obat G-CSF sintetik, gangguan fungsi ginjal serta hati, atau untuk penderita leukemia yang belum menjalani pengobatan kemoterapi. Dampaknya adalah nyeri tulang, sakit kepala, lemas, sakit perut, pembengkakan limpa, dan peningkatan trombosit.

2. Terapi sel punca (stem cell therapy)

Terapi sel punca adalah metode pengobatan untuk mengatasi gangguan pertumbuhan sel darah pada sumsum tulang. Terapi ini dipakai sebagai obat penambah darah untuk penyakit-penyakit dengan gangguan pertumbuhan sel darah putih dan sel darah merah atau anemia aplastikpenyakit autoimun, dan kanker. 

Akan tetapi, terapi ini juga bisa mengakibatkan sejumlah efek samping seperti nyeri, reaksi penolakan terhadap sel donor, infeksi, dan kerusakan organ. Bila Anda menderita anemia atau neutropenia, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter agar diberikan obat penambha darah sesuai dengan penyebabnya masing-masing. 

Baca Juga: Makanan Penambah Darah yang Efektif Atasi Anemia


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Anemia caused by low iron - infants and toddlers. MedlinePlus. (Accessed via: https://medlineplus.gov/ency/article/007618.htm)
Anemia: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatments. WebMD. (Accessed via: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics#1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app