Terasa Gatal di Vagina? inilah pengobatan Alaminya

Rasa gatal ini terkadang mengharuskan mereka menggaruknya di depan umum sehingga juga membuat malu. Apabila terus dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi masalah yang serius sehingga harus segera diatasi.
Dipublish tanggal: Jun 15, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Terasa Gatal di Vagina? inilah pengobatan Alaminya

Hampir setiap wanita mungkin pernah mengalami rasa gatal pada vagina yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Rasa gatal ini terkadang mengharuskan mereka menggaruknya di depan umum sehingga juga membuat malu. 

Apabila terus dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi masalah yang serius sehingga harus segera diatasi.

1. Menggunakan bahan alami

Rasa gatal pada kaki atau tangan mungkin bisa diatasi dengan mudah menggunakan berbagai bahan alami. Berbeda dengan rasa gatal pada vagina dimana kita tidak boleh sembarangan dalam memilih bahan alami. 

Terdapat dua bahan alami yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi rasa gatal vagina, yaitu bawang putih dan greek yoghurt.

Pasalnya, bawang putih mampu melawan Candida sehingga Anda bisa menambahkan bawang putih pada makanan. Disarankan untuk tidak menggunakan bawang putih langsung pada area kewanitaan karena akan menimbulkan rasa perih dan nyeri.

Untuk greek yoghurt, Anda bisa meminumnya segelas tanpa gula setiap hari. Kandungan probiotik di dalamnya mampu melawan bakteri jahat dan menambah bakteri baik dalam tubuh sehingga dapat meredakan rasa gatal pada vagina. 

Anda juga bisa mengoleskan greek yoghurt tanpa gula untuk mengatasi rasa gatal tersebut.

2. Pastikan vagina tetap kering

Vagina seringkali dalam keadaan lembab karena adanya keringat dan terkena air setelah buang air kecil atau besar. Kondisi lembab inilah yang menyebabkan jamur dan bakteri dapat berkembang biak dengan cepatnya hingga akhirnya mengakibatkan rasa gatal dan infeksi pada vagina.

Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa vagina selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. Apabila sudah terasa lembab, Anda bisa segera mengganti celana dalam untuk mencegah perkembangbiakan jamur dan bakteri, penyebab rasa gatal. Dalam sehari, disarankan untuk mengganti celana dalam sekitar 2-3 kali.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan bedak antibakteri yang ringan untuk menjaga vagina tetap kering. Dengan bedak ini juga bisa melawan bakteri dan jamur yang bersarang di sekitar area kewanitaan. Namun, pastikan jika bedak tidak mengandung parfum dan bahan kimia lain yang mungkin akan berbahaya.

3. Jagalah kebersihan vagina

Bukan hanya menjaga area vagina tetap kering, tetapi Anda juga harus menjaga area vagina agar tetap bersih. Anda dapat mencuci daerah vagina dengan air dan sabun tanpa pengharum untuk selalu menjaga kebersihan vagina. Jadikan cara ini sebagai kebiasaan setiap hari, tapi cukup lakukan satu kali dalam sehari.

Selain itu, pastikan jika produk pembalut, tisu toilet, panty liner atau semprotan vagina tidak mengandung pengharum dan bahan kimia. Terlebih, jangan melakukan douching atau mencuci vagina dengan larutan kimia untuk membersihkannya karena kandungan ini justru dapat berbahaya.

4. Kenakan pakaian yang longgar

Bagi Anda yang suka menggunakan pakaian ketat, maka pikirkanlah kembali. Penggunaan pakaian yang terlalu ketat akan meningkatkan kelembaban pada area vagina sehingga bisa menjadi sumber bakteri dan jamur, penyebab rasa gatal dan bisa berlanjut pada infeksi.

Untuk itu, disarankan untuk Anda menggunakan pakaian lebih longgar sehingga udara dapat mengalir masuk dan membantu vagina agar tetap kering.

Pastikan juga, bahan celana yang Anda gunakan dalam menyerap keringat atau terdapat pori-pori kain yang mampu mencegah terjadinya kelembaban pada area kewanitaan.

Demikian informasi mengenai cara pengobatan alami dan mencegah timbulnya rasa gatal dan infeksi pada area kewanitaan. 

Apabila rasa gatal masih datang meskipun Anda sudah melakukan beberapa hal di atas, maka Anda bisa memeriksakan kondisi ini pada dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan penanganan yang tepat.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app