ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Silicon Dioxide: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Des 17, 2020 Update terakhir: Des 17, 2020 Waktu baca: 2 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Silicon dioxide adalah senyawa alami yang terdiri dari molekul triatom linier di mana atom silikon berikatan dengan 2 oksigen;
  • Manfaat silicon dioxide digunakan untuk melindungi berbagai produk dari kelembapan serta memperpanjang daya simpan produk;
  • FDA menetapkan dosis silicon dioxide yang terbilang aman adalah tidak boleh melebihi 2% dari total berat makanan;
  • Menghirup debu silika dapat meningkatkan risiko silikosis, penyakit paru-paru, tuberkulosis, hingga gangguan ginjal dan autoimun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan silicon dioxide saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui;
  • Klik untuk mendapatkan silicon dioxide atau produk konsumen lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Silicon dioxide atau silikon dioksida adalah senyawa alami yang terdiri dari molekul triatom linier di mana atom silikon berikatan secara kovalen dengan 2 oksigen. Zat yang juga dikenal sebagai silika ini memiliki 3 jenis kristal utama, yaitu kuarsa, tridimit, dan kristobalit.

Silikon dioksida dapat ditemukan secara alami di air, tumbuhan, hewan, dan bumi. Senyawa yang satu ini bahkan juga ditemukan secara alami pada jaringan tubuh manusia. Meskipun tidak jelas fungsinya, silicone dioxide dianggap sebagai salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Mengenai Silicon Dioxide

Golongan

-

Kemasan

-

Kandungan

Silikon dioksida

Manfaat Silicon Dioxide

Silikon dioksida dapat ditemukan pada banyak tumbuhan, seperti sayuran berdaun hijau, buah bit, paprika, beras merah, hingga oat. Zat ini juga sering digunakan sebagai agen anticaking untuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan maupun suplemen, sehingga produk terlindungi dari kelembapan dan daya simpannya pun lebih panjang.

FDA di Amerika Serikat, badan yang setara BPOM Indonesia, menetapkan dosis silicon dioxide yang terbilang aman adalah tidak boleh melebihi 2% dari total berat makanan. 

Efek samping Silicon Dioxide

Silicon dioxide yang ditemukan pada tumbuhan maupun air minum dinyatakan aman dikonsumsi. Penelitian menunjukkan bahwa silika yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan tidak terakumulasi dalam tubuh. Sebaliknya, zat ini justru akan dikeluarkan oleh ginjal.

Namun, hati-hati dengan debu silika yang beterbangan. Jika terhirup, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, terutama pada orang-orang yang bekerja di sektor pertambangan, konstruksi, penggalian, industri baja, dan peledakan pasir.

Selain itu, efek samping silicon dioxide dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan:

  • Silikosis, yakni penyakit paru progresif yang tidak dapat disebuhkan;
  • Kanker paru-paru
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);
  • Tuberkulosis;
  • Gangguan ginjal dan autoimun.

Dosis Silicon Dioxide

Dosis silikon dioksida bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.

Menurut The Scientific Commitee on Food (SCF), belum ada dosis yang paten untuk silikon dioksida. Namun, European Food Safety Authority (EFSA) mencatat bahwa pemberian dosis 9.000 mg silika per kilogram berat badan (mg/kgBB) tidak menunjukkan efek samping apa pun bagi tubuh.

Interaksi Silicon Dioxide

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan silicon dioxide adalah sebagai berikut:

  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu;
  • Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
  • Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan silicon dioxide saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
National Library of Medicine: PubChem. Silicon dioxide. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Silicon-dioxide).
European Food Safety Authority (EFSA) Journal. Re-evaluation of silicon dioxide (E 551) as a food additive. (https://efsa.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.2903/j.efsa.2018.5088). 17 Januari 2018.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app