Setelah Berhenti Merokok, Apa yang Terjadi?

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Setelah Berhenti Merokok, Apa yang Terjadi?

Rokok merupakan salah satu deretan benda yang keberadaannya bersifat legal namun pada nyatanya telah berhasil merusak kesehatan. Baik kepada perokok itu sendiri sebagai perokok aktif, maupun orang-orang yang menghirup asap rokok secara tidak sengaja atau perokok pasif. Sehingga banyak para pasien di beberapa rumah sakit yang teridentifikasi akibat rokok.

Banyak pula orang-orang dengan perokok aktif berniat atau bahkan sudah mulai berhenti merokok. Faktor kesehatan dan dukungan dari orang-orang terdekat menjadi alasan supaya anda bisa melewati masa pembuangan nikotin di dalam tubuh. 

Supaya anda semakin bersemangat untuk lebih sehat dengan menghentikan aktivitas merokok. Maka anda perlu mengetahui manfaat dari berhenti merokok sejak puluhan menit pertama. Daripada penasaran, simak penjelasannya berikut ini.

Anda sudah memilih sebuah keputusan yang bijak untuk berhenti merokok. Dengan demikian anda sudah lebih baik untuk mengurangi risiko kesehatan yang merugikan akibat rokok. Akan tetapi bersiaplah untuk melalui beberapa reaksi berikut ini.

Mulai dari 20 menit Pertama Hingga 24 Jam Tanpa Rokok

Anda akan segera merasakan reaksi tubuh sejak 20 menit pertama saat anda berhenti untuk merokok. Dimana detak jantung akan kembali pada tingkatan detak normal, karena produksi nikotin di dalam tubuh tidak lagi bertambah. Hal itu pula yang akan membuat tekanan darah menjadi turun.

2 jam berlalu saat anda tidak lagi merokok, anda mulai merasakan gejala emosional. Dimana nikotin di dalam tubuh mulai menyusut dan menjadikan anda khawatir sehingga ingin kembali merokok. Ketika keinginan tersebut tidak diikuti, maka frustasi dan cemas menjadi hal yang tidak bisa dihindari.

Rokok juga memproduksi karbon monoksida. Dimana senyawa ini berkurang setelah menghentikan kegiatan merokok selama 12 jam. Kemudian oksigen akan kembali lancar dialirkan ke seluruh tubuh karena karbon monoksida memiliki peran yang lebih sedikit untuk mengikat oksigen. 

Dengan demikian tepat sehari atau 24 jam anda berhenti merokok, anda telah berusaha menurunkan risiko mengidap penyakit jantung.

Mulai dari 3 hari hingga 9 Bulan Tanpa Rokok

Gejala secara fisik akan semakin rutin anda alami seperti mual dan sakit kepala. Hal tersebut terjadi akibat mulai keluarnya jumlah nikotin di dalam tubuh. Kelebihan yang akan anda peroleh adalah kemampuan bernafas yang lebih baik dari sebelumnya. 

Dimana paru-paru bekerja secara maksimal tanpa gangguan. Ketika sembilan bulan tanpa rokok, maka anda akan memiliki paru-paru beregenerasi dengan baik. Sehingga anda tidak akan mengalami batuk dan sesak seperti sebelumnya

Mulai dari 1 Tahun Sampai dengan 5 Tahun Tanpa Rokok

Risiko penyakit jantung berkurang hingga 50% setelah setahun tanpa rokok. Sehingga uang untuk membeli rokok bisa anda gunakan untuk santapan yang lebih sehat, supaya proses pemulihan lebih cepat. Kemudian 5 tahun tanpa rokok, maka anda telah berhasil membebaskan diri dari risiko stroke, karena pembuluh darah kembali melebar seperti biasanya.

Mulai dari 10 Tahun Hingga 15 tahun Tanpa Rokok

Selama 10 tahun tanpa rokok maka anda sudah berhasil mengurangi 90% risiko kematian akibat penyakit karena rokok. Sehingga turut menyelamatkan organ vital seperti tenggorokan, mulut dan kantung kemih.

Ketika 15 tahun anda lalui tanpa rokok, maka anda sudah sepenuhnya menghilangkan penyakit kronis karena rokok. Sehingga anda akan memiliki risiko penyakit setara dengan orang tanpa rokok.

Berhenti merokok sama dengan menyelamatkan masa depan anda dan keluarga tercinta.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Yilmaz MO, et al. (2015). Relationship between smoking and female sexual dysfunction. DOI: (http://dx.doi.org/10.4172/2167-0250.1000144)
Verschuere S, et al. (2012). The effect of smoking on intestinal inflammation: What can be learned from animal models? DOI: (https://doi.org/10.1016/j.crohns.2011.09.006)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app