Anemia atau kurang darah terjadi ketika jumlah sel darah merah tidak mencukupi dan lebih sedikit dari batas normal. Anemia terdiri dari beberapa jenis, mulai dari anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi B12, anemia defisiensi folat, hingga anemia sel sabit.
Di antara jenis-jenis tersebut, anemia karena kekurangan zat besi atau defisiensi zat besi yang paling sering terjadi. Jangan lupa bahwa zat besi merupakan komponen penting untuk menghasilkan sel darah merah, terutama hemoglobin.
Beli Vitamin & Suplemen via HDmall
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jika kadar zat besi tak mencukupi, produksi hemoglobin ikut menurun sehingga mengganggu pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen inilah yang membuat pengidap anemia jadi sering letih, lemas, pucat, pusing, dan bahkan sesak napas.
Baca juga: 8 Ciri-Ciri dan Gejala Kurang Darah (Anemia) dan Pengobatannya
Penyebab anemia defisiensi zat besi
Selain karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi, anemia defisiensi zat besi ini juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor lain yang meliputi:
Menstruasi dan masa kehamilan pada wanita
Wanita yang sedang mengalami menstruasi berlebihan dan anak-anak dalam masa pertumbuhan umumnya membutuhkan lebih banyak makanan yang kaya akan zat besi. Begitupun pada ibu hamil di mana kebutuhan darah akan semakin meningkat selama masa kehamilan.
Pendarahan yang terjadi akibat kecelakaan atau trauma
Selain kehilangan banyak darah akibat luka fisik, kekurangan zat besi juga bisa terjadi karena adanya pendarahan internal, misalnya sakit maag di perut, polip di usus besar, atau penyakit kanker pada usus.
Tubuh tidak mampu menyerap zat besi
Gangguan kesehatan pada saluran cerna terutama usus (penyakit gastrointestinal) juga bisa menyebabkan penyerapan zat besi menjadi terhambat meski telah mengonsumsi asupan zat besi yang cukup.
Beli Pendukung Gizi & Nutrisi via HDmall
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Konsumsi obat atau operasi tertentu
Berkurangnya kadar zat besi dalam tubuh juga bisa terjadi akibat mengonsumsi obat asam lambung ataupun menjalani operasi pengangkatan usus yang menyebabkan menurunnya penyerapan zat besi.
Baca juga: Efek Buruk Kekurangan Zat Besi
Manfaat zat besi bagi tubuh
Kekurangan zat besi bukan kondisi yang dapat dibiarkan begitu saja. Zat besi merupakan salah satu mineral alami yang terkandung di dalam makanan dan tersedia pula dalam bentuk suplemen.
Selain sebagai komponen utama dalam pembentukan hemoglobin, zat besi berperan dalam proses metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan fungsi normal sel-sel tubuh, antaran sinyal listrik dalam saraf, serta pembentukan hormon dan jaringan ikat. Tak sampai di situ. Zat besi juga diperlukan untuk meningkatkan fungsi otak, termasuk kemampuan berpikir, konsentrasi, dan daya ingat.
Karena zat besi tidak bisa dihasilkan oleh tubuh, kita harus mencukupi kebutuhan tersebut dengan mengonsumsi makanan dan suplemen tertentu. Beberapa sumber makanan yang mengandung zat besi adalah daging merah, tiram, telur, ikan tuna, ikan salmon, tahu, kentang, dan kacang-kacangan. Selain itu, kandungan zat besi bisa didapatkan dari suplemen tambahan, seperti Sakatonik Liver.
Baca juga: Sumber Zat Besi Penambah Stamina
Beli Vitamin & Suplemen via HDmall
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Sakatonik Liver terkenal sebagai salah satu suplemen penting untuk mengatasi anemia akibat kekurangan zat besi. Sakatonik Liver tersedia dalam kemasan sirup dan kaplet, serta bisa dibeli secara bebas tanpa resep dokter. Kandungan Sakatonik Liver cukup lengkap, termasuk vitamin B kompleks dan mineral seperti zinc dan asam folat.
Sakatonik Liver baik dikonsumsi oleh penderita anemia yang mengalami kekurangan zat besi. Sakatonik Liver juga bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dalam masa kehamilan, sekaligus memelihara kesehatan tubuh.
Dengan mengonsumsi Sakatonik Liver, kebutuhan zat besi dalam tubuh dapat terpenuhi dan dapat menghindari Anda dari risiko komplikasi penyakit tertentu, seperti penyakit jantung dan paru-paru akibat gangguan peredaran darah dan masalah sistem imun tubuh.
Dosis umum yang direkomendasikan untuk penggunaan Sakatonik Liver adalah:
Sirup
Orang dewasa: 1 sendok makan, 1-2 kali sehari;
Anak-anak: 1-2 sendok teh, 1-2 kali sehari.
Kaplet
Orang dewasa: 1 butir sekali sehari.
Meski demikian, tetap waspadai risiko efek samping penggunaan Sakatonik Liver, seperti diare, sembelit, kram perut, dan perubahan warna feses menjadi hitam. Jika terjadi reaksi alergi, seperti ruam kulit, pembengkakan, atau kesulitan bernapas, sebaiknya segera menghentikan penggunaan dan konsultasikan ke dokter.
Baca juga: Cara Mengatasi Anemia Saat Menstruasi Berlebihan
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.