HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Prolapsus Uteri - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Prolapsus Uteri?

Istilah peranakan turun dalam bahasa kedokteran disebut sebagai Prolapsus Uteri. Prolapsus uteri merupakan kondisi di mana uterus atau rahim tidak berada di posisi seharusnya melainkan “jatuh” dari posisinya semula. 

Rahim sendiri secara anatomis ditopang oleh banyak struktur di sekitarnya yang berupa otot dan ligamen. Sejumlah otot dan ligamen ini berfungsi untuk menahan rahim dan menjaga posisinya dalam panggul. 

Ketika otot dan ligamen ini melemah, rahim tidak lagi tertopang dan karena pengaruh gaya berat turun dari posisi seharusnya, bahkan dalam beberapa kasus hingga keluar melewati dinding vagina.

Mengenai Prolapsus Uteri

Penyebab Prolapsus Uteri

Berbagai hal yang bisa jadi penyebab prolapsus uteri antara lain:

  • Trauma pada saat melahirkan, terutama pada kelahiran multipel (kembar) serta proses melahirkan yang sulit. 
  • Melahirkan bayi besar
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Penurunan kadar estrogen setelah menopause
  • Usia
  • Konstipasi kronis
  • Batuk kronis
  • Mengangkat benda berat dalam jangka waktu yang lam

Selain itu, estrogen yang merupakan hormon reproduksi wanita juga berpengaruh dalam pembentukan kolagen dan elastin. Pada saat menopause, kadar hormon ini menurun sehingga mempengaruhi pembentukan kolagen dan elastin tersebut dan pada akhirnya berpengaruh pula pada elastisitas ligamen, yakni membuat ligamen berkurang elastisitasnya.

Lebih lanjut, secara umum ketegangan ligamen berkurang mengikuti pertambahan usia sehingga kondisi ini lebih sering ditemukan pada wanita yang berusia lebih tua, terutama mereka yang sudah mengalami menopause (tidak mengalami siklus haid lagi). 

Gejala Prolapsus Uteri

Prolapsus uteri sendiri bukanlah merupakan kondisi yang berbahaya ataupun mengancam nyawa dan beberapa wanita dapat mengalami prlopsus uteri tanpa merasakan gejala apapun. 

Meskipun demikian, kondisi ini dapat pula menimbulkan ketidaknyamanan dan juga kesulitan. Beberapa gejala dan tanda yang dapat timbul pada kondisi prolapsus uteri antara lain adalah sebagai berikut.

  • Rasa berat pada daerah panggul
  • Benjolan pada dinding depan atau belakang vagina. Terkadang dapat pula terdapat benjolan yang keluar dari vagina
  • Bergantung lokasi dan posisi prolapsus uteri dapat menimbulkan keluhan buang air kecil dan buang air besar
  • Perasaan seperti Anda duduk diatas bola, atau seperti sesuatu keluar dari vagina
  • Ketidaknyamanan ataupun berkurangnya sensasi saat bersenggama

Pengobatan Proplapsus Uteri?

Prolapsus uteri memiliki cukup banyak pilihan penanganan, antara lain:

1. Konservatif

Prolapsus Uteri dapat ditangani secara konservatif tanpa pembedahan ataupun intervensi khusus, mekanis ataupun melalui pembedahan. Penanganan secara konservatif meliputi antara lain upaya untuk memperkuat otot-otot dasar panggul seperti melalui senam Kegel. 

Senam ini dilakukan dengan berulang kali menegangkan dan merelaksasikan otot-otot dasar panggul selama beberapa menit beberapa kali sehari. Umumnya dibutuhkan satu hingga tiga bulan sampai latihan ini menimbulkan efek. 

2. Mekanis

Secara mekanis, prolapsus uteri dapat ditangani menggunakan alat yang dinamakan Pessarium. Terdapat banyak jenis dan bentuk pessarium tetapi semua berfungsi serupa yaitu untuk mendorong dan menahan agar rahim tidak lagi jatuh. 

Pemasangan pessarium ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu oleh dokter kandungan, dokter umum yang terlatih serta bidan.

3. Pembedahan

Pembedahan untuk mengatasi prolapsus uteri berupa pengangkatan rahim (histerektomi), pemasangan jaring-jaring sintetis untuk menahan rahim pada tempatnya yang dilakukan secara laparoskopik (sacrohysteropexy) ataupun dengan menggunakan teknik operasi Manchester.

Prolapsus uteri merupakan kondisi yang dapat terjadi pada sejumlah besar wanita yang sudah mengalai menopause. Tentunya dalam berbagai derajat keparahan yang berbeda-beda. 

Pada beberapa wanita, tidak menimbulkan keluhan sama sekali sedangkan pada yang lain rahim dapat terlihat keluar dari vagina. Meskipun demikian, kondisi ini dapat diatasi dengan berbagai cara sehingga tidak perlu menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan. 

Yang terpenting adalah bahwa kita harus lebih waspada mengenai tubuh kita sendiri termasuk kondisi organ reproduksi kita sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Pemeriksaan kandungan berkala pada wanita tidak dikhususkan untuk kehamilan tetapi juga untuk memantau kesehatan organ reproduksi sehingga pemeriksaan kandungan juga tetap disarankan untuk wanita yang sudah mengalami menopause.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app