Subarachnoid Hemorrhage - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 25, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Pendarahan Subarachnoid?

Pendarahan Subarachnoid adalah pecahnyagt;pembuluh darah daerah subarachnoid yaitu area antaragt;tumor otak dan jaringan pelapis otak, tepatnya antara pia mater dan membran arachnoid. Pendaharan subarachnoid yang terjadi paling umum disebabkan oleh trauma, namun bisa juga karena non-traumatik. Bila tidak ditangani dengan cepat, pendarahan subarachnoid bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen bahkan sampai kematian.

Penyebab Pendarahan Subarachnoid

Pendarahan subarachnoid bisa disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu:

  • Traumatik. Faktor trauma seperti kecelakaan bermotor,gt;cedera saat berolahraga, serta trauma fisik lainnya adalah penyebab utama dari pendarahan subarachonoid. Trauma fisik langsung mengenai kepala sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh darah di daerah rongga arachnoid.
  • Non-traumatik. Faktor non-traumatik yang paling banyak menyebabkan pendarahan subarachnoid, sebesar kurang lebih 80% dari total kasus adalah berry aneurisma, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang menyebabkan dindingnya menjadi rentan pecah, diikuti oleh malformasi arteri vena, tumor, kanker, serta gangguan pembekuan darah

Ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan pendarahan subarachnoid yaitu, merokok, hipertensi,gt;kolesterol, alkohol, riwayat keluarga, penyakit ginjal, tumor otak, infeksi otak, usia 40 tahun ke atas, gangguan atau kelainan pembuluh darah lainnya.

Apa saja tanda-tanda dan gejala Pendarahan Subarachnoid?

Tanda dan gejala seseorang menderita penyakit pendarahan subarachnoid adalah:

  • Nyeri kepala hebat. Biasanya nyeri kepala yang dirasakan sangat hebat dan tiba-tiba
  • Muntah
  • Leher kaku
  • Penglihatan buram, ganda bahkan kehilangan kemampuan untuk melihat untuk sementara
  • Pingsan
  • Kejang
  • Gejala gejala stroke seperti kelemahan salah satu anggota sisi tubuh

Kapan pemeriksaan penyakit Pendarahan Subarachnoid harus dilakukan?

Pertama, perlu ditanyakan apakah terdapat riwayat trauma kepala pada pasien yang dicurigai menderita pendarahan subarachnoid, anamnesa yang menyeluruh juga diperlukan untuk pendiagnosaan pendarahan subarachnoid. Penyakit Pendarahan Subarachnoid sendiri merupakan penyakit yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter guna memastikan penyebabnya. Adapun beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan seorang dokter bila anda diduga terkena Pendarahan Subarachnoid ini adalah:

  • Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan fisik sederhana untuk memeriksakan organ tubuh seluruhnya serta pemeriksaan fungsi neurologis/saraf.
  • Pencitraan. Pemeriksaan menggunakan X-ray tengkorak ataupun CT-scan dan MRI kepala bisa dilakukan untuk memastikan penderita pendarahan subarachnoid ini. Biasanya akan terlihat pendarahan baik sedikit maupun masif pada pemeriksaan dengan teknik pencitraan ini. Pengulangan pemeriksaan pencitraan akan dilakukan untuk memonitor perjalanan penyakit.
  • Angiografi. Angiografi otak juga bisa dilakukan dengan memasukan kateter kedalam arteri kaki menuju otak. Kontraspun akan dimasukkan kedalam aliran darah sehingga dapat dilihat pembuluh darah yang pecah yang tidak bisa dilihat menggunakan teknik pencitraan.
  • Pungsi lumbal. Jika didapatkan darah pada sumsum tulang maka bisa jadi yang dialami adalah memang pendarahan subarachnoid.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit Pendarahan Subarachnoid?

Dikarenakan penyebab Pendarahan Subarachnoid yang belum diketahui secara pasti, sampai saat ini pencegahan spesifik masih belum diketahui. Namun, hal hal yang dapat dilakukan adalah:

  • Menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan makanan sehat yang memiliki nilai gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh
  • Minum air putih minimal 8 gelas atau setara dengan 2 liter per harinya
  • Rutin berolahraga 3-4 kali seminggu dengan intensitas olahraga ringan sampai sedang dan dilakukan 30 – 45 menit sekali olahraga. Olahraga yang bisa dilakukan antara lain berenang, jogging, berlari pagi, sampai bersepeda
  • Berhenti mengonsumsi rokok dan meminum alkohol
  • Hindari faktor risiko. Menghindari faktor risiko penyebab pendarahan subarachnoid seperti merokok, alkohol dan penanganan penyakit penyerta seperti darah tinggi, kolesterol juga bisa menghindari kemungkinan terkena pendarahan subarachnoid
  • Rutin memeriksakan diri ke dokter untuk memeriksakan kesehatan Anda secara menyeluruh

Bagaimana cara pengobatan penyakit Perdarahan Subarachnoid?

Pengobatan Perdarahan Subarachnoid sendiri bertujuan untuk menghindari komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi seperti kerusakan otak permanen ataupun kematian, antara lain:

  • Operasi. Bila sudah didiagnosa pendarahan subarachnoid, jalan utama penanganannya adalah melewati tahap pembedahan. Tipe-tipe pembedahan sendiri bermacam-macam sesuai dengan kondisi medis penderitanya sendiri.
  • Konvensional. Pembedahan dengan cara membuka tulang tengkorak. Pembedahan ini merupakan pembedahan invasif dengan cara membuka tulang tengkorak dan mencari dan mengevakuasi perdarahannya secara langsung.
  • Embolisasi endovaskular. Pemasangan coil platinum untuk menahan pembuluh darah yang pecah yang dimasukkan melalui arteri dipaha menuju otak. Pembedahan non-invasif ini biasa akan lebih memakan biaya dibanding pembedahan konvensional.
  • Penanganan endovaskular lainnya.

 


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Moore, K. Healthline (2017). Subarachnoid Hemorrhage. (https://www.healthline.com/health/subarachnoid-hemorrhage)
NHS (2016). Subarachnoid Hemorrhage. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27633640)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app