Penyebab Mata Silinder dan Cara Menyembuhkannya

Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Mata silinder adalah kondisi dimana bentuk kornea mata sudah tidak lagi sempurna, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau berbayang. Dalam dunia medis, mata silinder ini memiliki istilah bernama Astigmatisme

Penderita mata silinder biasanya sering memicingkan mata ketika sedang melihat objek yang dekat maupun yang jauh. Selain itu, gejala penderita juga merasakan pusing pada kepala, mata lelah setelah membaca atau setelah menggunakan gadget.

Gejala tersebut bisa dirasakan oleh anak-anak hingga dewasa. Jika gejala mata silinder ini terjadi pada anak-anak, kemungkinan mereka belum dapat menyadari sepenuhnya. Hal ini, disebabkan karena ketidaktahuan anak-anak mengenai gejala mata silinder. 

Namun, gejala mata silinder pada anak-anak bisa diketahui oleh orang dewasa khususnya bagi para orang tua. Anak-anak yang menderita mata silinder biasanya akan mengalami kesulitan fokus seperti saat membaca tulisan dalam buku maupun tulisan pada media lain. 

Gejala-gejala tersebut memang tidak datang begitu saja, ada hal yang menyebabkan mata silinder. 

Penyebab mata silinder

Seperti yang diketahui bahwa di mata terdapat bagian-bagian penting untuk penglihatan. Kornea dan Lensa Mata merupakan bagian mata yang terpenting. 

Kedua bagian tersebut, saling bekerjasama untuk proses masuknya cahaya ke retina, sehingga dapat menghasilkan penglihatan mata yang jelas.

Sayangnya, pada penderita mata silinder fungsi kornea mata memiliki bentuk cembung yang tidak sempurna seperti oval. Kondisi ini bisa bisa disebabkan karena bawaan lahir atau faktor keturunan. 

Penyebab mata silinder selain dari faktor keturunan adalah disebabkan oleh infeksi mata yang menimbulkan parut (penyembuhan alami) pada kornea, operasi mata yang mengakibatkan perubahan kornea, pembengkakan hingga kondisi lain yang membuat kornea mata menjadi terganggu.

Cara menyembuhkan mata silinder

Untuk menyembuhkan mata silinder, ada pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain.

  • Menggunakan Kacamata Khusus

Bagi penderita mata silinder bisa menggunakan kacamata dengan lensa khusus. Hal ini untuk mempermudah perbaikan pada penglihatan yang kabur atau berbayang akibat mata silinder.

Lensa kontak atau softlens pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, namun softlens memiliki bentuk yang lebih kecil. 

Penderita mata silinder dapat memilih antara kacamata atau lensa kontak, supaya tidak salah pilih Penderita dapat berkonsultasi dengan Dokter Mata.

Jika penderita enggan menggunakan kacamata maupun lensa kontak, operasi LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) ini bisa jadi solusinya. 

LASIK merupakan bedah rawat jalan untuk mengobati mata silinder yang menggunakan laser khusus guna mengubah bentuk kornea, dengan begitu mata dapat kembali fokus menerima cahaya ke retina.

  • PRK (Photorefractive Keratectomy)

PRK merupakan metode operasi mata silinder yang masih sama menggunakan laser, seperti halnya operasi LASIK. Namun ada sedikit perbedaan dengan LASIK. 

Operasi PRK menggunakan alkohol untuk melepaskan kornea, kemudian setelahnya langsung di laser. PRK bisa menjadi pilihan bagi penderita yang memiliki kornea tipis.

  • Operasi LASEK

Meskipun memiliki nama yang hampir sama dengan LASIK, LASEK (laser Epithelial Keratomileusis) ini adalah operasi yang menggabungkan antara prosedur operasi LASIK dan PRK. 

Akan tetapi tujuan operasi LASEK masih sama dengan kedua operasi tersebut, yakni bertujuan untuk mengembalikan fungsi kornea. Operasi LASEK cocok dilakukan untuk penderita mata silinder yang menimbulkan sedikit gejala kecil.

Apabila Anda merupakan salah satu penderita mata silinder, sebaiknya Anda dapat konsultasikan dengan Dokter Mata, untuk dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan kondisi mata silinder Anda saat ini.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Astigmatism. National Eye Institute. https://nei.nih.gov/healthyeyes/astigmatism.
Opticians, dispensing. U.S. Department of Labor. http://www.bls.gov/ooh/healthcare/print/opticians-dispensing.htm.
Frequency of ocular examinations — 2015. American Academy of Ophthalmology. http://one.aao.org/clinical-statement/frequency-of-ocular-examinations--november-2009.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app