Antipsikotik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 1, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Dalam dunia kesehatan,gt;dapat sindrom yang berkaitan dengan kelainan yang ditandai dengan over anxious atau kegelisahan yang berlebihan. Sindrom ini biasa disebut dengan gejala Akathisia. 

Gejala biasanya berwujud tindakan yang dilakukan secara terus menerus dan tak terkendali tanpa istirahat. Gejala utamanya adalah perasaan gelisah dan dorongan tidak terkendali untuk bergerak.

Akathisia sendiri bukan merupakan suatu kondisi, melainkan suatu efek samping yang diakibatkan oleh penggunaan obat-obat tertentu terutama obat antipsikotik. 

Tingkat keparahan sindrom ini dapat dibedakan menurut lamanya jangka waktu gejala-gejala terjadi. Menurut perjalanan penyakitnya, terdapat 3 fase yang terdiri dari:

  • Akut ( gejala yang berlangsung selama kurang lebih enam bulan )
  • Kronis ( gejala yang berlangsung lebih dari enam bulan )
  • Tardif ( gejala yang mulai muncul beberapa bulan atau beberapa tahun )

Gejala Akathisia ini ternyata terjadi akibat efek samping dari obat antipsikotik. Obat antipsikotik sendiri merupakan golongan obat yang digunakan untuk penanganan, 

pengurangan gejala serta pengendalian pasien penderita gangguan mental seperti gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan kecemasan ataupun depresi. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis antipsikotik yang banyak digunakan dalam dunia medis.

Akathisia Bisa Dipicu Oleh Obat Antipsikotik Ini

Chlorpromazine
Chlorpromazine merupakan salah satu obat antipsikotik yang mampu menurunkan tingkat gejala Akathisia. Obat ini juga mampu menangani gejala psikosis pada skizofrenia. 

Chlorpromazine bekerja dengan menghambat zat kimia di otak yaitu dopamin, yang mampu mengurangi perilaku agresif yang membahayakan pasien sendiri ataupun orang lain serta menurunkan tingkat halusinasi pada pasien.

Chlorpromazine menimbulkan efek samping yang bervariasi pada tiap pasien penderita Akathisia, seperti gejala extrapiramidal (EPS) yang merupakan gangguan pada jaringan saraf pada otak bagian motorik yang mengatur gerak refleks, gerakan-gerakan kompleks dan kontrol postur tubuh. Selain itu, obat ini juga berdampak terjadinya antikolinergik berupa mulut kering dan penglihatan yang menjadi kabur.

Fluphenazine
Fluphenazine termasuk golongan obat antipsikotik. Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan berupa delusi dan halusinasi pada kasus skizofrena. 

Delusi merupakan salah satu jenis gangguan mental. Pasien sulit untuk membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Sedangkan halusinasi adalah gejala munculnya suatu sensasi pada pasien yang mampu mempengaruhi kinerja indra manusia. Efek samping yang ditimbulkan oleh Fluphenazine biasanya berupa kesulitan bicara yang diakibatkan oleh kakunya otot di beberapa bagian tubuh.

Urine menjadi gelap merupakan efek samping dari obat ini, akibat rusaknya jaringan yang ada pada ginjal dalam memproses cairan yang masuk dalam tubuh. Dampak lainnya yaitu timbulnya alergi parah seperti rasa terbakar pada wajah, lidah atau beberapa bagian tubuh lain.

Haloperidol
Haloperidol dengan nama dagang Haldol ini merupakan obat antipsikotik yang mampu mengurangi gejala Akathisia. Obat ini juga mampu mengurangi gejala pada sindrom Tourette. 

Gejala yang timbul biasanya berupa pergerakan otot yang tidak terkontrol. Nah, Haloperidol ini mampu meringankan gejala tersebut dengan mengembalikan keseimbangan zat kimia alami dalam otak yaitu neurotransmitter.

Efek samping dari Haloperidol sendiri adalah disfungsi ereksi, terganggunya siklus menstruasi bagi wanita, pergerakan otot yang sulit dikontrol, adanya gangguan pada pergerakan otot, 

munculnya gerakan tak terkendali pada beberapa bagian tubuh (lidah, wajah, dan bibir), kakunya otot-otot, mengalami gejala seperti Parkinson atau degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah.

Aripiprazole
Obat dengan merk jual Abilify ini adalah obat yang banyak digunakan untuk meredakan gejala episode mania yang terjadi pada pasien gangguan bipolar. 

Pasien cenderung hyperactive, dan frekuensi bicaranya sangat cepat. Obat antipsikotik yang satu ini bekerja dengan menyeimbangkan kerja pada senyawa kimia dalam otak yang mengatur suasa hati secara berlebihan.

Bahaya dan efek samping yang ditimbulkan oleh Aripprazole ini berupa seringnya mengalami sakit kepala, sering mengantuk, mual-mual, tremor atau gerakan yang tak terkontrol yang mana terjadi pada satu atau lebih dari bagian tubuh Anda. 

Tremor mampu menyebabkan rasa gemetar pada bagian tubuh tertentu terutama pada bagian tangan. Tremor terjadi akibat kesalahan otak dalam mengontrol otot.

Penggunaan obat antipsokotik tanpa pengawasan dokter sangat membahayakan, untuk itu perlu bagi pasien atau keluarga untuk melakukan konsultasi berkala dalam penggunaannya. 


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app