Panduan Membersihkan Daerah Kewanitaan yang Benar Setelah Berhubungan Intim

Dipublish tanggal: Mei 21, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Panduan Membersihkan Daerah Kewanitaan yang Benar Setelah Berhubungan Intim

Setelah melakukan hubungan badan, ritual yang tidak boleh Anda tinggalkan yaitu mencuci dan membersihkan vagina hingga bersih secara tuntas. Hal ini dikarenakan, ketika Anda berhubungan badan, maka akan ada banyak bakteri yang masuk ke dalam vagina. 

Jika bakteri tersebut tidak segera dibersihkan, maka akan tumbuh dan berkembangbiak di dalam vagina. Sehingga hal ini memicu adanya serangan berbagai penyakit akibat infeksi bakteri yang ada di vagina.

Membersihkan vagina tidak hanya sekadar membasuh atau mengusapnya saja dengan air. Akan tetapi ada beberapa panduan yang harus Anda lakukan dengan baik dan benar ketika Anda ingin membersihkan vagina setelah melakukan hubungan seks. 

Apabila Anda membersihkan vagina dengan langkah yang tepat, maka hal ini akan menghindarkan Anda dari serangan virus, jamur maupun bakteri yang dapat menimbulkan penularan penyakit kelamin.

Cara Tepat Membersihkan Miss V

Jika Anda belum mengetahui tata cara dalam membersihkan vagina setelah bercinta, maka Anda dapat mengikuti langkah-langkah yang ada di bawah ini:

1. Bersihkan bagian luar vagina saja

Langkah pertama yang harus Anda lakukan ketika sedang membersihkan vagina yaitu membersihkan pada bagian vagina luarnya saja. Anda tidak perlu membersihkan vagina bagian dalam dengan memasukkan air, sabun maupun jari ke dalam vagina untuk membersihkannya. 

Hal ini dikarenakan vagina termasuk bagian organ tubuh yang dapat memberikan dirinya sendiri, termasuk bagian dalam vagina. Melalui kemampuannya tersebutlah yang dapat membuat vagina dapat menjaga keseimbangan antara bakteri baik dengan bakteri jahat yang ada di dalam vagina.

2. Sebaiknya gunakan air hangat

Tidak ada aturan khusus jenis air yang digunakan untuk membersihkan vagina. Namun lebih baik lagi jika Anda membersihkan vagina menggunakan air hangat. Sedangkan untuk mengeringkannya dapat menggunakan handuk yang berbahan halus dan lembut. 

Ketika mengeringkannya pun cukup menepuk-menepuk saja, karena Anda tidak dianjurkan untuk menggosok nya agar terhindarkan dari iritasi.

3. Gunakan pembersih organ intim

Anda diperbolehkan untuk menggunakan pembersih khusus untuk kewanitaan. Akan tetapi Anda tidak boleh asal memilih produk, karena produk untuk organ intim yang disarankan yaitu produk yang tidak mengandung parfum maupun wewangian. 

Bahan parfum atau wewangian inilah yang dapat memicu timbulnya iritasi pada daerah kewanitaan Anda. Selain itu, pilihlah produk yang menggunakan antiseptik dengan kandungan Povidone-iodine. Kandungan inilah yang dapat mencegah perkembangan jamur, virus dan bakteri.

4. Buang air kecil setelah bercinta

Setelah Anda selesai bercinta dengan pasangan, selain mencuci bersih vagina, Anda juga sangat dianjurkan untuk buang air kecil hingga tuntas. Pastikan bahwa kandung kemih Anda benar-benar kosong. Cara ini akan membantu Anda agar bisa menghindarkan dari yang namanya infeksi saluran kemih

Selain itu, buang air kecil setelah berhubungan badan akan melarutkan bakteri, kuman dan virus dari vagina melalui air kencing.

5. Bersihkan dengan arah yang benar

Arah yang benar ketika mencuci vagina yaitu dari depan ke belakang. Apabila dirasa Anda belum membersihkan bagian depan dengan sempurna, maka jangan membersihkan bagian belakang. 

Jika Anda sudah menyentuh bagian belakang (anus) maka jangan menyentuh bagian depan (vagina) agar vagina tidak terkontaminasi dengan bakteri.

Mencuci vagina dengan cara yang baik dan benar setelah melakukan hubungan seksual bersama pasangan menjadi ritual yang wajib untuk dilakukan. Membersihkan vagina secara langsung akan menjaga kesehatan vagina itu sendiri. 

ketika Anda ingin membersihkan vagina, maka jangan hanya sebelum dan sesudah berhubungan seks saja. Akan tetapi Anda pun harus memperhatikan kebersihannya setiap harinya. Dengan kebiasaan membersihkan vagina inilah yang akan menghindarkan vagina dari serangan infeksi bakteri apa pun.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vulvovaginal health. (2015).   (https://www.acog.org/Patients/FAQs/Vulvovaginal-Health)
Vandenburg T, et al. (2016). ‘Basically, it’s sorcery for your vagina’: unpacking Western representations of vaginal steaming. DOI: (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/13691058.2016.1237674)
Thorp J, et al. (2008). Alteration in vaginal microflora, douching prior to pregnancy, and preterm birth. DOI: (https://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1365-3016.2008.00970.x)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app