Panduan Memasang Kateter Urin

Jika pasien tidak bisa mengosongkan kandung kemih maka air kencing akan menumpuk pada ginjal dan menyebabkan kerusakan dan membuat ginjal tidak berfungsi.Berikut ini merupakan kriteria-kriteria pasien yang perlu dilakukan tindakan pemasangan kateter:
Dipublish tanggal: Jul 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Panduan Memasang Kateter Urin

Pernahkah Anda melihat kantong berisi cairan berwarna kuning yang berada di samping tempat tidur pasien dan dihubungkan dengan selang ke tubuh pasien?

Kantung tersebut adalah kateter. Kateter merupakan alat yang dipasang di uretra sampai kedalam kandung kemih

Kateter berfungsi membantu pasien yang menderita penyakit yang menyebabkan pasien sulit buang air kecil sehingga perlu dibantu dengan alat. Pemasangan kateter memang susah dan harus hati-hati. 

Oleh sebab itu mari kita simak cara pemasangan kateter.

Sebelum mengetahui cara memasang kateter terlebih dahulu Anda harus mengetahui siapa yang perlu menggunakan kateter urin dan apa saja jenis-jenis kateter urin.

Dalam dunia medis, kateter urin biasanya dipasang pada pasien untuk menangani suatu penyakit bahkan untuk beberapa kasus, kateter urin merupakan sebuah prosedur pasien yang akan dioperasi. 

Pemasangan kateter dibutuhkan ketika pasien sakit tidak mampu mengosongkan kandung kemihnya. 

Jika pasien tidak bisa mengosongkan kandung kemih maka air kencing akan menumpuk pada ginjal dan menyebabkan kerusakan dan membuat ginjal tidak berfungsi.

Berikut ini merupakan kriteria-kriteria pasien yang perlu dilakukan tindakan pemasangan kateter:

1. Kesulitan atau tidak bisa buang air kencing sendiri

2. Sedang dirawat inap dan mengalami koma atau akan melakukan operasi

3. Sedang memiliki masalah atau penyakit pada kemih

4. Sedang dibius dalam kurun waktu yang lama

5. Tidak bisa mengatur frekuensi buang air kencing

6. Pasien mengalami cedera atau pasien telah menjalankan operasi sehingga tidak boleh melakukan banyak gerakan

7. Mempunyai penyakit cedera saraf tulang belakang, multiple sclerosis dan demensia.

8. Orang yang lanjut usia dan memiliki penyakit yang parah

Berdasarkan bahan dasar untuk membuat kateter, kateter dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

1. Kateter plastik

Kateter ini memiliki sifat yang tidak fleksibel, ringan dan mudah rusak. Kateter plastik digunakan untuk pemasangan kateter yang bersifat sementara sehingga digunakan untuk pasien yang menderita penyakin tidak kronis

2. Kateter lateks

Kateter ini memiliki umur pakai yang lebih lama daripada kateter plastik. Kateter lateks dapat digunakan maksimal 3 minggu.

3. Kateter silikon murni

Kateter ini memiliki sidat yang lentur dan awet. Kateter silikon murni digunakan untuk pemasangan kateter dalam jangka waktu yang lama yaitu 2-3 bulan. Kateter ini digunakan untuk pasien yang menderita penyakit kronis.

4. Kateter logam

Kateter logam biasanya digunakan untuk sementara yaitu pada ibu yang melahirkan.

Setelah mengetahui siapa saja yang perlu diberi kateter urin dan jenis-jenis kateter, sebaiknya kamu mengetahui bagaimana cara memasang alat tersebut.

Pemasangan kateter dilakukan atas dasar perintah dokter sehingga pemasangan dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter atau perawat. Sebelum melakukan kateter semua alat yang digunakan harus steril dan bersih. 

Oleh sebab itu, dokter akan membersihkan alat-alat kateter dan membersihkan alat kelamin pasien. Pembersihan alat kelamin dilakukan dengan gerakan dari dalam ke luar supaya tidak mencemari uretra. 

Bagian selang  kateter  yang bernama distal kateter dilumuri pelumas sepanjang 2-5 cm dari ujung sehingga mudah dimasukan ke dalam saluran kencing.

Pemasangan kateter cukup menyakitkan sehingga pasien akan dibius lokal oleh dokter untuk mengurangi rasa sakit. Kemudian perawat memasukkan selang kateter ke dalam lubang kencing atau uretra. 

Perawat akan memasukan selang kateter kira-kira sedalam 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih. Setelah proses ini selesai Anda bisa langsung membuang air kencing. 

Untuk membuang air kencing, mungkin Anda perlu menarik nafas dan membayangkan saat anda membuang air kencing di toilet. Jangan lupa untuk mengosongkan kantong urin setiap 6-8 jam


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Urinary catheter: Uses, types, and what to expect. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/324187.php)
Urinary Catheters: Uses, Types, and Complications. Healthline. (https://www.healthline.com/health/urinary-catheters)
Catheters (IV & Urinary Catheters): Purposes & Complications. WebMD. (https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/catheter-types)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app