Merokok Vape Tetap Memiliki Risiko Gangguan Kesehatan

Pada seseorang yang menggunaan vape, terdapat zat kimia yang sangat mungkin mengendap di dalam paru-paru mereka. Zat tersebut seperti formaldehida dan logam berat yang dapat menempel pada paru-paru, yang akan mengganggu pernapasan. Pada beberapa jenis perasa yang ada pada vape, dapat menimbulkan gangguan pada paru-paru.
Dipublish tanggal: Sep 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Vape atau juga dikenal dengan vaporizer merupakan jenis rokok elektrik atau e-cigarrete. Cara kerja vape adalah dengan mengubah cairan yang dipanaskan hingga berubah menjadi uap dan uap yang dihasilkan itu yang akan dihirup sebagai pengganti rokok. 

Belakangan ini muncul opini bahwa merokok vape dianggap lebih sehat dibandingkan dengan rokok biasa. Akan tetapi, opinin tersebut tidak sepenuhnya benar.

Pada cairan vape menganduk gliserin atau propilen glikol sebagai zat utama. Pada cairan tersebut juga mengandung nikotin, zat yang juga terdapat pada rokok biasa. Tidak hanya itu, cairan ini juga menganduk zar pemberi rasa dan berbagai zat tambahan lainnya. 

Benarkah vape lebih aman dibanding rokok?

Pada faktanya, vape memang tidak terdapat banyak zat berbahaya seperti pada rokok biasanya, seperti tar dan karbonmonoksida. Akan tetapi, vape memili beberapa zat kimia yang juga beresiko mengganggu kesehatan yang terkandung dalam vape.

Dari hasil sebuah studi, ditemukan bahwa terdapat penurunan kandungan racun dan zat penyebab kanker (karsinogen) setelah penggunaan vape, dibandingkan dengan penggunaan rokok biasa. 

Namun penurunan tersebut tidak berbeda banyak, terutama pada mereka yang mengkombinasi penggunaan vape dan rokok biasa. 

Pada seseorang yang menggunaan vape, terdapat zat kimia yang sangat mungkin mengendap di dalam paru-paru mereka. Zat tersebut seperti formaldehida dan logam berat yang dapat menempel pada paru-paru, yang akan mengganggu pernapasan. 

Pada beberapa jenis perasa yang ada pada vape, dapat menimbulkan gangguan pada paru-paru.

Zat yang harus diwaspadai pada vape

Dibalik pendapat bahwa vape lebih sehat dibandingkan dengan rokok biasanya, pada faktanya cape mengandung beberapa zat berbahaya, seperti:

1. Nikotin 

Umumnya, vape yang biasa ditemui memiliki kandungan zat nikotin kimia. Zat ini merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan, yang mana ini merupakan salah satu zat yang berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah

Pada mereka yang menderita penyakit jantung, zat yang satu ini dapat memperburuk kondisi penyakit si penderita.

Untuk itu, bagi wanita hamil jangan mencoba menghisap vape. Hal ini disebabkan nikotin yang ada pada vape dapat beresiko membahayakan bayi yang ada di kandungan. 

Selain itu, anak-anak juga perlu dijauhi dari paparan asap vape, karena zat nikotin yang terkandung dapat menghambat perkembangan otak anak yang berpotensi menggagu daya ingat.

Ternyata vape juga dapat membuat penggunanya kecanduan, sama seperti rokok. Seseorang yang sudah terbiasa mengkonsumsi nikotin apabila mereka tiba-tiba menghentikannya maka akan timbul gejala putus nikotin, seperti menjadi mudah marah, gelisah, tertekan dan cenderung menarik diri dari pergaulan.

2. Diasetil 

Diasetil merupakan zat perasa yang terkandung pada cairan vape yang nantinya akan berubah menjadi uap vape. Zat ini ternyata dapat berbahaya bagi tubuh apabila terhirup, khususnya bagi paru-paru. 

Contoh penyakit yang akan muncul akibat menghirup zat ini adalah penyakit bronkiolitis obliterans yang juga dikenal dengan “popcorn lung”. Penyakit ini memiliki gejala berupa batuk kering yang tak kunjung sembuh, sesak napas, napas berbunyi mengi, demam dan sakit kepala

Efek lainnya yaitu muncul iritasi kulit, mata, hidung dan tenggorokan.

3. Formaldehida 

Formaldehida pada dasarnya digunakan bagi bahan-bahan bangunan yang digunakan bersama beberapa bahan lain sebagai zat antibeku. Zat ini akan berbahaya apabila terhirup, karena dapat memicu kanker.

Sebab inovasi rokok elektri atau vaping belum terlalu lama beredar, maka hingga saat ini dampak dari merokok vape bagi kesehatan dalam jangka panjang masih belum diketahui. Meski sebagian kalangan percaya jika menggunakan vape akan lebih sehar dibanding dengan menggunakan rokok biasa. 

Akan tetapi, pada faktanya vape juga memiliki berbagai zat-zat yang berbahaya di dalamnya, yang mana juga dapat memicu beberapa gangguan medis. Jika Anda memang ingin menjalani hidup sehat, akan lebih baik jika mencoba untuk berhenti merokok, baik itu rokok biasa maupun vape. 

Hal ini akan membuat tubuh Anda menjadi lebih sehat dibanding mencoba untuk beralih dengan menggunakan vape. Mungkin akan lebih baik jika Anda berkonsultasi pada dokter untuk membantu Anda dalam upaya berhenti merokok.


33 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tierney PA, et al. (2016). Flavour chemicals in electronic cigarette fluids. DOI: (https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2014-052175)
Sundar IK, et al. (2016). E-cigarettes and flavorings induce inflammatory and pro-senescence responses in oral epithelial cells and periodontal fibroblasts. DOI: (https://dx.doi.org/10.18632/oncotarget.12857)
Stratton K, et al. (2018). Public health consequences of e-cigarettes. (https://www.nap.edu/read/24952/chapter/1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app