Panduan Mengobati Lidah Putih Pada Bayi Agar Tak Infeksi

Dipublish tanggal: Des 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Panduan Mengobati Lidah Putih Pada Bayi Agar Tak Infeksi

Pernahkah Anda memperhatikan kondisi lidah bayi yang sempat terlihat berwarna putih? Jika ini terjadi setelah si kecil minum susu, maka Anda tak perlu khawatir karena itu merupakan hal yang wajar. Namun, jika bercak putih tetap ada di lidah meskipun sudah dibersihkan dengan kain bersih atau jari Anda, maka bisa jadi si kecil mengalami oral thrush. Lantas, bagaimana cara mengobati lidah putih pada bayi? Simak ulasannya berikut ini.

Apa itu lidah putih pada bayi?

Lidah putih pada bayi menjadi hal yang normal apabila terjadi setelah si kecil selesai minum susu. Namun, jika bercak putihnya tetap tidak hilang dalam jangka waktu lama, maka segera bawa bayi Anda ke dokter anak terdekat karena bisa jadi ia mengalami oral thrush.

Oral thrush adalah masalah lidah putih disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida albicans di mulut. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa hingga bayi sekalipun. 

Bayi memiliki sistem imun tubuh yang belum sempurna sehingga lebih rentan terkena infeksi. Ibu yang jarang membersihkan lidah bayi juga dapat memicu pertumbuhan jamur hingga menyebabkan lidah bayi putih.

Penggunaan antibiotik yang terlalu lama pada bayi juga dapat meningkatkan risiko lidah putih. Hal ini karena kelamaan minum antibiotik dapat melemahkan bakeri baik di lidah sekaligus memicu pertumbuhan jamur di dalam mulut dan lidah bayi. 

Baca Juga: Penyebab Lidah Putih Pada Bayi, Jangan Sepelekan

Bagaimana cara mengobati lidah putih pada bayi?

Pada dasarnya, lidah putih pada bayi bukanlah kondisi yang membahayakan. Namun, kondisi ini bisa membuat bayi Anda jadi tidak nyaman dan kehilangan nafsu makan, juga menolak minum susu. Bila terus dibiarkan, asupan gizi dan nutrisi anak tidak dapat terpenuhi sehingga kesehatannya bisa terus menurun.

Bila ini terjadi pada buah hati Anda, segera bawa si kecil ke dokter anak terdekat. Bila disebbakan karena infeksi jamur, maka dokter akan mengobati lidah putih pada bayi dengan obat antijamur.

Beberapa obat antijamur yang dapat membantu mengobati lidah putih pada bayi antara lain:

  • Miconazole. Cara menggunakan miconazole untuk mengobati lidah putih pada bayi cukup mudah. Dengan menggunakan jari yang bersih, oleskan obat ini ke lidah bayi yang terdapat bercak putih.
  • Nystatin. Obat ini diperuntukkan jika bayi Anda tidak cocok dengan miconazole, sehingga alternatifnya bisa dengan nystanin. Jenis obat ini lebih mudah diberikan kepada bayi karena hanya langsung diteteskan ke lidahnya.
  • Yogurt. Selain menggunakan obat obatan dari dokter, Anda juga bisa menggunakan bahan alami lainnya seperti yogurt. Pilih plain yogurt atau yogurt tanpa rasa untuk membunuh bakteri yang ada di lidah bayi. 

Jangan tunggu sampai si kecil terkena oral thrush baru Anda menjaga kesehatan dan kebersihan lidah bayi Anda. Pastikan bahwa segala alat makan dan minum yang digunakan sudah bersih dan bebas bakteri supaya si kecil terhindar dari infeksi.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mencegah lidah putih pada bayi, yakni:

  • Bersihkan segala perlengkapan makan bayi sampai bersih dan steril, terutama botol susu yang digunakan untuk menyusui. 
  • Pastikan mainan yang digunakan dan dimainkan oleh si kecil sudah bersih dan tidak mengandung bakteri yang berbahaya. 
  • Untuk ibu, pastikan kebersihan payudara terutama puting. Hal ini untuk menghindari perpindahan bakteri dari puting ke mulut bayi. 
  • Setelah menyusui, bersihkan lidah bayi dengan menggunakan kain bersih maupun kasa untuk mencegah sisa-sisa susu menempel di lidah dan memicu perkembagan bakteri.

Jika Anda sudah melakukan hal-hal tersebut tapi lidah bayi Anda tetap memiliki bercak putih, maka segera bawa si kecil ke dokter anak terdekat. Dokter akan segera mengobati lidah putih pada bayi sesuai penyebabnya.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app