Mengenal HIV/AIDS Lebih Dekat dan Cara Mencegahnya

Dipublish tanggal: Mar 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Mengenal HIV/AIDS Lebih Dekat dan Cara Mencegahnya

Untuk mengurangi meningkatnya pengidap HIV AIDS pemerintah giat melakukan berbagai sosialisasi cara pencegahan HIV AIDS dengan berbagai media. Diharapkan setelah Anda mengetahui apa itu HIV AIDS Anda bisa lebih mawas diri dan ikut serta dalam pencegahan virus yang bisa berakibat kematian ini.

Di Amerika, AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. 

Di Indonesia sendiri Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV AIDS yang tersebar di 368 dari 497 kabupaten atau kota di seluruh provinsi Indonesia.

HIV AIDS menjadi momok yang sangat menakutkan karena akan berujung pada kematian. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda sering mendengar kata HIV maupun AIDS dari berbagai macam media bukan?. 

Banyak orang yang menyamakan pengertian HIV dan AIDS. Tentu saja keduanya berbeda. Kenyataannya seseorang yang terkena virus HIV belum tentu mengalami AIDS. Sebetulnya apa itu HIV dan apa itu AIDS? Yuks, simak ulasan selengkapnya

Perbedaan HIV dan AIDS

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia. 

Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sehingga penderita akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.

Seseorang dapat terjangkit virus HIV, apabila virus tersebut masuk ke dalam saluran peredaran darah. Virus HIV akan menyerang system kekebalan seseorang.

Jika tidak diatasi, maka virus ini akan merusak system kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh melemah terhadap penyakit lain bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kondisi inilah yang dinamakan AIDS. Sekarang Anda pasti lebih paham kan apa perbedaan antara HIV dan AIDS.

Bagaimana cara penularan  Virus HIV?

HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia pada darah yang berada diluar tubuh sekitar 5-6 hari. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. 

Cara penularan virus HIV dapat melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. 

Melakukan kegiatan sehari hari bersama pengidap AIDS seperti bergantian handuk atau alat makan bersama tidak membuat Anda tertular virus ini, kok

Pada kondisi tubuh terinfeksi virus HIV tidak memiliki gejala spesifik. Namun pada fase akut gejala HIV seperti sakit flu  diantaranya

  • Demam. Demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius. Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan bereplikasi dalam jumlah besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada didalam tubuh.
  • Kelelahan. Kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh yang aktif
  • Otot pegal, nyeri sendi, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang aktif
  • Nyeri tenggorokan dan sakit kepala. Nyeri tenggorokan dan sakit kepala merupakan tanda bahwa antibodi tidak melawan virus HIV AIDS
  • Ruam-ruam kulit. Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna merah muda yang terasa gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung sembuh.
  • Diare, mual dan muntah kepanjangan, merupakan tanda bahwa bakteri dan kuman dapat masuk ke tubuh kita dengan mudah karena sistem imun Anda menurun.
  • Turunnya berat badan

Gejala AIDS yang perlu diwaspadai

AIDS terjadi jika kekebalan tubuh seseorang sudah sangat buruk. Beberapa keluhan atau gejala AIDS antara lain:

  • Keringat dingin malam hari
  • Deman yang berulang dan kronis
  • Diare kronis
  • Muncul bercak putih atau sariawan yang tidak kunjung sembuh pada lidah atau mulut
  • Kelelahan tubuh terus menerus tanpa sebab yang jelas
  • Kehilangan berat badan berlebihan
  • Muncul kemerahan pada kulit secara luas

Cara pencegahan HIV AIDS

Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus. Selain itu ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan seperti:

  • Selalu mengganti jarum suntik jika Anda akan mengkonsumsi obat-obatan
  • Melakukan hubungan seksual yang aman dan jangan berganti ganti pasangan
  • Jangan melakukan hubungan sesama jenis
  • Memakai kondom saat berhubungan seksual
  • Jika ingin melakukan hubungan seks, ketahuilah kondisi kesehatan Anda dan pasanganmu
  • Ketika Anda membutuhkan transfusi darah, Lihat dan lakukan tes sebelumnya apakah darah  tersebut bebas dari virus HIV atau tidak
  • Periksa tes imun untuk mengetahui tingkat sistem imun tubuh mu
  • Lakukanlah pengecekan pada sperma atau cairan vagina Anda untuk mendeteksi lebih dini apakah bebas dari virus HIV
  • Jika Anda hamil dengan HIV segera lakukan perawatan antenatal untuk mendapatkan pengobatan sehingga mengurangi risiko bayi Anda tertular

34 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Where did HIV come from? (n.d.). (http://www.theaidsinstitute.org/node/259)
Underhill K, et al. (2007). Abstinence‐only programs for HIV infection prevention in high‐income countries. DOI: (https://doi.org/10.1002/14651858.CD005421.pub2)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app